Judulnya agak aneh ya, kalau manfaat pondok pesantren dengan biaya murah mungkin lebih masuk akal, bener gak?
pontren.com – assalamu’alaikum, selamat malam. Saya menulis tentang manfaat dari keberadaan ponpes dengan biaya mahal ini atas dasar utama pemenuhan kebutuhan kelengkapan pendidikan umat bagi kaum muslimin.
Kenapa begitu?
Karena realitas kehidupan ada sebagian kalangan yang memiliki perekonomian yang lebih baik dibanding dengan yang lain. Singkatnya makmur secara keuangan.
Dengan kelebihan (dalam hal ekonomi) yang dimiliki tentunya mempunyai kecenderungan pencarian apapun itu termasuk didalamnya pendidikan dan fasilitasnya yang memadai.
Salah satu misalnya ada orang dengan ekonomi sangat kuat yang berminat hendak menyekolahkan anak di lembaga pondok pesantren.
Coba anda bayangkan pesantren seperti apa yang hendak dituju?
Hemat saya kalangan ini akan mencari pesantren dengan fasilitas pendidikan yang bagus dan juga konsumsi dengan standar yang di inginkan.
Standar fasilitas yang memadai serta asupan gizi konsumsi berkualitas tentunya berimbas dengan pengeluaran biaya yang ditarik dari wali santri.
Disinilah kenapa diperlukan adanya ponpes dengan biaya mahal, karena dengan banyaknya biaya yang masuk ke pesantren tentunya juga akan berdampak dengan fasilitas yang didapat oleh para santri.
Kalau tidak ada pesantren dengan biaya mahal (kecuali kasus tertentu) maka pesantren hanya dapat memberikan fasilitas pendidikan dan konsumsi apa adanya.
Hal ini tentu tidak dapat memuaskan kalangan the have yang hendak menyekolahkan anak ke pesantren.
Akibatnya mereka yang awalnya hendak menyekolahkan anak ke lembaga pendidikan keagamaan menjadi mengurungkan niat karena melihat fasilitas baik sarana prasarana maupun menu makan untuk santri yang sederhana.
Point satu manfaat pesantren mahal : memberikan alternatif pendidikan bagi kalangan berduit.
manfaat keberadaan pesantren mahal
Meningkatkan prestise Pesantren
Selama ini masih ada saja pandangan miring tentang pesantren yang kumuh gudiken kurang bersih dan tempat alternatif terakhir pendidikan bagi buah hati.
Keberadaan pesantren dengan biaya tinggi dapat mengikis pandangan negatif pesantren utamanya dalam kebersihan dan pembuangan anak nakal atau yang tidak diterima pada sekolah favorit.
Segi fasilitas yang lux serta bangunan yang menawan akan menjauhkan pesantren dari pandangan yang diremehkan dan dipandang rendah kalangan yang kurang respek terhadap pesantren.
Sebenarnya pesantren biaya tinggi bagi sebagian kalangan juga tidak bisa dianggap mahal
Paman saya yang tinggal di Jakarta menyekolahkan anaknya pada salah satu pesantren di Kabupaten Tengaran.
Kira kira uang masuk mencapai Rp. 17.000.000,- (tujuh belas juta rupiah) dan uang syahriah atau SPP perbulan kisaran satu jutaan (lebih sedikit).
Sekarang kita simak biaya sekolah adiknya di jenjang SD Jakarta, SPP ratusan ribu, yang kedua biaya diluar pendidikan tapi harus ada.
Salah satu contohnya sang anak perlu biaya antar jemput ojek yang setiap bulan mencapai Rp. 600.000,-.
Belum lagi dihitung biaya konsumsi anak selama 1 bulan yang harus dikeluarkan orang tuanya untuk kebutuhan makan minum.
Sedangkan anak di pesantren tidak memerlukan biaya antar jemput atau transportasi ke sekolah, juga uang SPP sudah termasuk pembiayaan makan selama satu bulan.
Ada juga informasi dari salah satu teman saya yang tinggal di Tangerang yang memiliki opini tentang biaya pondok pesantren.
Di tangerang, sekolah yang “biasa-biasa” saja ternyata urusan uang masuk dan biaya SPP juga hampir sama atau bahkan lebih dengan pesantren yang dianggap memiliki biaya mahal.
Itupun belum di kalkulasi dengan ongkos bensin antar jemput anak dan biaya makan selama satu bulan.
Sebenarnya biaya pesantren tidak mahal jika dilakukan komparasi dengan sekolah umum dengan evaluasi pembiayaan secara komprehensif
Termasuk tidak mahal untuk orang yang tinggal di kota besar
Jangan nyinyir dengan pesantren Mahal
Beberapa kali saya mendengar opini orang yang minus mengenai besarnya biaya pendidikan di pondok pesantren (kali ini yang jadi korban adalah ponpes dengan uang pangkal Rp. 20.000.000,- dan SPP Rp. 2.500.000,-.
Dimana melihat betapa besar biaya yang harus dikeluarkan oleh wali santri untuk pendidikan anaknya mencapai puluhan juta dan spp jutaan setiap bulan.
Ada saja yang dibahas entah itu pondok borjuis, pesantren tidak ada ruh kehidupan sederhana, bla bla bla
Setelah disampaikan hal diatas semoga dapat mengurangi opini yang tidak baik dengan keberadaan pesantren dengan biaya mahal.
Pengen pesantren biaya terjangkau? Buanyak tinggal pilih
Jika memang biaya pesantren mahal tidak terjangkau, jangan khawatir tidak kebagian ponpes, karena banyak pesantren dengan biaya terjangkau yang dapat dituju.
Saya pribadi memberi batasan garis suatu pesantren murah dengan 2 parameter.
Parameter pertama adalah biaya uang pangkal tidak lebih dari Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta)
Kedua yaitu uang Syahriah atau SPP Tidak lebih dari Rp. 1.000.000,-.
Daripada sibuk capek nyinyirin pesantren dengan biaya mahal maka ada baiknya browsing mencari informasi tentang ponpes yang cocok dikantong.
Biarlah pesantren mahal ini eksis sebagai pelayanan umat bagi kalangan yang berduit daripada anaknya disekolahkan pada pendidikan umum karena tak menemukan lembaga ponped yang kurang memadai fasilitas pendidikan maupun makannya.
Oh iya, ini hanya opini saya pribadi, jika ada yang berselisih paham monggo saja. Gratis koq.
Cekap mekaten, wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.