Timun mungsuh duren tegese yaiku Wong cilik mungsuh panguwasa, mesthi kalahe artinya mentimun bermusuhan dengan durian. Maksudnya adalah orang kecil bertanding dengan penguasa pasti kalahnya, kalebu jenise tembung saloka Basa Jawa, tulisan aksara Jawa lan contoh tuladha ukara kaya ana ing ngisor.
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, wilujeng enjang selamat pagi para pemirsa internet. Kali ini kita akan membahas tentang peribahasa Bahasa Jawa (paribasan) kang ateges Wong cilik mungsuh panguwasa, mesthi kalahe.
Pangertene utawa tegese Saloka yaiku unen-unen kang ajeg panganggone lan ngemu surasa pepindhan, dene sing ngemu surasa pepindhan iku wonge, lan iso anggo pepindhan kewan utawa barang.
Artinya ungkapan yang tetap tempatnya dan memiliki rasa pemisalan, adapun yang dimisalkan adalah orang dan juga bisa memakai pemisalan hewan ataupun barang.
Kenapa bisa begitu?
Ini karena melihat bagaimana lemahnya atau empuk dan mudah patah, tertusuk buah mentimun, dengan tekstur yang tidak keras. Apabila anda mengadu dengan buah durian pasti mentimun akan kalah.
Sebagaimana kita ketahui bahwasanya kulit durian (durian) itu tebal, keras dan bergerigi lancip dengan duri-duri yang keras.
Jadi mentimun atau buah ketimun (timun) merupakan pemisalan dari rakyat kecil atau orang awam. Karena sifatnya yang lemah, mudah patah maupun gampang untuk mengirisnya.
Lazimnya orang awam atau rakyat kecil biasanya adalah mereka yang tidak memiliki harta banyak (miskin) maupun tidak memiliki jabatan yang berpengaruh.
Adapun buah durian (duren) perlambang dari penguasa, orang yang kuat, sebagaimana durian yang dengan kulit tebal berduri dan sukar untuk merusaknya.
Penguasa bisa karena banyak harta benda yang dia miliki sehingga mampu membayar atau membiayai banyak hal yang dia inginkan. Dapat pula berupa pangkat dan pengaruh serta kekuasaan yang luas dan kuat.
Tulisan Aksara Jawa Timun Mungsuh Duren(Tembung Saloka), Contoh Tuladha Ukara
Berikut ini adalah contoh ukara saloka lengkap dengan arti dan terjemahnya kedalam Bahasa Indonesia.
Kemudian lanjut cara menulisnya dalam huruf hanacaraka.
Tanpa basa basi ini dia contohnya (tuladha ukara/contoh kalimat).
Pangkate Richard Eliezer Pudihang Lumiu ora dhuwur, mesti kalah menawa mungsuh Ferdy Sambo, kaya tembung saloka timun mungsuh duren.
Jadi contohnya secara kongkrit yaitu Richard Eliezer Pudhiang Lumiu adalah seorang Tamtama dengan pangkat Bhayangkara Dua (Bharada). Merupakan pangkat paling dasar atau paling bawah dalam kepangkatan kepolisian.
Adapun Ferdy Sambo merupakan golongan Perwira Tinggi (Pati) berpangkat Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol).
Sangat jauh gap kepangkatannya. Ada 13 gap jenjang kepangkatan antara keduanya.
Jadi secara khazanah Bahasa Jawa, Bharada E bagaikan buah mentimun yang lemah dan Ferdy Sambo sebagaimana buah durian yang kuat, tebal dan tajam. Apabila bertanding maka tentunya buah mentimun akan koyak dengan mudahnya sekali beradu.
Tulisan aksara Jawa timun mungsuh duren sebagaimana tampilan gambar berikut ini.
Demikian informasi yang bisa kita sampaikan berkenaan dengan tembung saloka kang mduweni teges Wong cilik mungsuh panguwasa, mesthi kalahe lengkap dengan arti dan terjemahnya kedalam Bahasa Indonesia.
Maturnuwun sudah mampir, salam kenal dan wassalamu’alaikum.