Sirah Gundhul dikepeti Tegese, Jenise, Kalebu Tembung
Sirah gundhul dikepeti tegese yaiku wis kepenak ditambahi kepenak maneh, dalam kata lain menyebut dengan endhas gundhul. Artinya sudah enak nyaman masih ditambahkan kenikmatan lagi, kalebu jenise paribasan basa Jawa, contoh ukara tuladha kaya ana ing ngisor.
Pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, wilujeng enjang, selamat pagi para pembaca internet yang baik hati dan tidak sombong.
Kali ini kita akan membahas paribasan Basa Jawa kang ateges wis kepenak ditambahi kepenak maneh paribasane yaiku endhas gundhul dikepeti, kalau Bahasa sopannya yaitu sirah.
Kenapa begitu?
Karena dalam Bahasa Jawa biasanya kata “endhas” atau “ndhas” untuk menyebut kepala hewan, atau sebutan yang kasar pada kepala manusia. Adapun basa kramane yaiku mustaka, dalam Bahasa Indonesia kita menyebut dengan “KEPALA”
sirah atau endhas gundul dikepeti kalebu jenise tembung paribasan. Apa sih paribasan?
Paribasan yaiku unen-unen kang ajeg mawa teges wantah, ungkapan kata yang tetap dan memiliki arti apa adanya.
Sirah Gundhul dikepeti artinya
Tegese endhas utawa sirah yaiku peranganing awak kang dhuwur (gandhèng karo gêmbung sarana gulu); artinya adalah bagian tubuh yang diatas bersambung dengan badan melalui leher.
Gundhul tegese yaiku buthak, ora ana rambute, ora nganggo iket utawa topi, artinya adalah botak, tidak ada rambutnya, tidak memakai ikat kepala atau topi.
Jadi secara harfiah, pepatah Bahasa Jawa ini menyebutkan kepala yang botak dikipasi.
Yang maknanya yaitu sudah enak masih ditambah atau mendapatkan kenikmatan lagi, dobel enaknya.
Bagaimana bisa seperti itu?
Jadi anda yang mempunyai rambut Panjang, atau kaum hawa, lazimnya mengalami gerah pada bagian kepala anda karena cuaca atau suasana yang agak panas.
Saat anda memotong menjadi pendek maka akan merasakan suasana lebih sejuk nyaman. Karena sirkulasi udara lebih mampu mencapai kulit kepala anda.
Nah apalagi orang yang gundul tanpa rambut, tentunya akan merasakan sumilir karena angin yang mengenai kulit kepalanya tanpa halangan rambut.
Hal ini merupakan sesuatu yang nyaman enak, rileks serta santai. Kemudian dalam peribahasa ini ada tambahan berupa dikipasi. Tentunya akan semakin nyaman, karena dia tinggal duduk diam menikmati semilir angin.
Makanya peribahasa ini memiliki arti sudah enak dan nyaman masih ditambah lagi kenikmatannya.
Seperti apa contohnya?
Berikut untuk kongkritnya kami sampaikan contoh tuladha ukara dalam Bahasa Jawa.
Tuladha Endhas Gundhul dikepeti, Kalebu Jenise Paribasan Basa Jawa
Uripa Mamat pancen sirah gundhul dikepeti, wis dijodokne karo kenyo kang lahang karoban manis, isih diwenehi omah sawah lan kendaraan kang larang ajine.
Artinya hidupnya si Mamat, sudah enak masih ditambahi lagi enaknya, dia sudah dijodohkan dengan Wanita yang baik budi pekertinya serta sangat manis dan cantik, masih diberi rumah, sawah serta kendaraan yang mahal harganya.
Jadi dijodohkan dengan Wanita yang solihah dan cantik paras fisiknya merupakan suatu hal yang enak dan menyenangkan.
Selanjutnya masih pula mendapatkan tambahan berupa pemberian perumahan, persawahan serta kendaraan yang semuanya mahal harganya.
Sebagai pelengkap tulisan, berikut ini kami lampirkan tulisan aksara Jawa endhas gundhul dikepeti menggunakan ha na ca ra ka.
Berikut tulisan dalam huruf aksara Jawa.
(ꦲꦼꦤ꧀ꦝꦱ꧀ꦒꦸꦤ꧀ꦝꦸꦭ꧀ꦢꦶꦏꦼꦥꦼꦠ꧀ꦠꦶ)
Demikian informasi paribasan Basa Jawa kang nduwe teges wis kepenak ditambahi kepenak maneh lengkap dengan contoh kejadian sebagai acuan.
Maturnuwun sudah mampir, wilujeng siang, salam kenal dan wassalamu’alaikum.
Tinggalkan Balasan