Wawancara dengan penjaga parkir di area wisata air terjun Jumog Dusun Nggero Desa Berjo Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar, tidak seindah bayangan orang yang melihat nunggu kendaraan lewat dan mendapatkan uang.
pontren.com – assalaamu’alaikum, barusan saya nongkrong di cakruk tempat parkiran yang menjadi tempat pintu masuk kendaraan motor mobil maupun bis memasuki area wisata Bumdes Berjo.
Awal mula air terjun ini ditemukan oleh investor dari solo Pasar Kliwon, kemudian secara resmi mulai dibuka secara resmi oleh Bupati pada Saat itu yaitu Ibu Dr. Rina Iriani Sri Ratnaningsih, S.Pd., M.Hum.
Selain Air Terjun Jumog, telaga madirda juga merupakan Badan Usaha Desa Berjo.
Berikut hasil wawancara kami dengan 3 orang yang nongkrong bersama saat sedang menunggu kedatangan Jeep Adventure yang mengantarkan tamu dari Diklat PIM Solo (Kota Surakarta).
Kita mulai dari cerita duka terlebih dahulu, dadi nanti penake eneng mburi.
Bayangane orang-orang yang melihat para jukir ini enak kerjanya, tinggal nunggu mobil lewat, narik bayaran, ngasih tanda parkiran, kemudian sore hari rekapan dan dum-duman.
ternayata tidak seperti itu sebagaimana penuturan orang yang menjalaninya. jare wong jowo istilahe wang sinawang.
Saat Posisi ramai arep mangan wae susah
Jika saat pengunjung ramai, untuk sekedar makan kesusahan karena belum sempat duduk, sudah ada kendaraan yang datang.
Hal ini membuat waktu makan siang mundur sampai mundur. Lazimnya orang makan siang kisaran jam 12 atau jam 1. Karena ramainya orang piknik membuat jadwal makan siang menjadi tidak karu-karuan.
Kendaraan tamu yang kabur saat hendak ditarik parkiran
Hal yang tidak enak lainnya yaitu beberapa orang yang owel untuk mengeluarkan biaya parkiran. Tidak motor ataupun mobil, ada saja yang saat ramai mlipir atau menghindar untuk membayar biaya parkir.
Situasi ini tidak membedakan saat suasana ramai ataupun sedang sepi, kembali kepada pribadi pengendara yang mengemudikan mobil atau motor.
Seneng sithik dituduh nguntit duit Bumdes
Ini kejadian yang baru dialami oleh para juru parkir saat mendadak punya ide untuk sekedar melepas lelah bersenang senang.
Tiba – tiba muncul ide untuk menyewa organ tunggal beserta penyanyinya.
Teknisnya mereka (para parkir) urunan nyatus ewu, lebih dari 10 orang untuk menyewa orjen tunggal.
Namun, berita yang menyebar di kalangan tertentu dan dan kemudan melebar kepada masyarakat umum bahwasanya para jukir ini menggunakan dana bumdes untuk kesenangan pribadi orkesan.
Apalagi tuduhan woyo-woyo menggunakan orkes tunggal ini dilakukan lewat unggahan status facebook. Dampaknya banyak orang yang membaca dan menyimpulkan. Kemudian timbul suudhon di kalangan warga masyarakat desa Berjo.
Padahal para jukir mendatangkan organ tunggal dan penyanyinya menggunakan dana urunan pribadi.
Senangnya sebagai Juru parkir di Bumdes Berjo (Air Terjun Jumog)
Kompak teman – teman
Hal yang menyenangkan bertugas yaitu kompak, saling membantu, susah senang bersama dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai petugas parkir.
Tentunya selain kompak dengan teman, ada imbalan atau gaji sebagai penjaga yang sepertinya namanya pendapatan atau gaji ya merupakan aurat, alias rahasia yang tidak perlu di publikasikan.
Senangnya sementara itu saja, bingung mau bilang senang yang lainnya belum ketemu-ketemu.
Itulah kisah cerita tentang suka duka menjaga parkir di area wisata air terjun jumog Desa Berjo Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar ngobrol dengan 3 orang saat nongkrong di cakruk Parkiran.
Terima kasih sudah mampir membaca, salam kenal, semoga sehat selalu, rejeki lancar dan mendapatkan kemudahan dalam mengarungi kehidupan. Wassalaamu’alaikum.
Nb :
Motor Rp. 2.000,-
mobil Rp. 5.000,-
Elf/Bis Kecil Rp. 15.000,-
Bis Besar Rp. 50.000,-