Tembung Panyendhu Lakune Gejik Tegese Ukara Tuladha Basa Jawa

Tembung Panyendhu Lakune Gejik Tegese yaiku carane mlaku ora padha kiwa lan tengen, dingklang, pincang amarga ana perangane balung sikil kang owah utawa ora padha ukuran dawa cendake. Kata mencela dalam bahasa Jawa jalannya pincang artinya yaitu acra berjalannya seseorang yang tidak sama antarakiri kanan, karena ada bagian tulang yang tidak pada tempatnya atau perbedaan panjang pendek tulang kaki. Ukara Tuladha Basa Jawa contoh kalimat yaiku misale,” Amarga tiba saka uwit saiki Nala Gareng lakune gejik.

pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh, wilujeng sonten para pamirsa internet, mugi kaparingan rahayu pinanggih, tansah sehat wal afiat gemah ripah loh jinawi. Kali ini kita akan membahas kata dalam bahasa Jawa yang mencela perilaku atau cara bergerak seseorang, dalam bahasa Indonesia yaitu solah bawa utawa solahe.

Dalam hal ini yang menjadi celaan yaitu cara berjalan, dalam bahasa Jawa yaiku lakune, tegese cara mlaku.

Kepriye tembung panyendhu lakune? Tembung panyendhu lakune yaiku gejik. Bagaimanakah kata mencela dalam bahasa jawa untuk cara berjalan? Kata penghinaan untuk cara berjalan yaitu gejik (pincang).

Tuladha ukara lakune gejik (Tembung panyendhu)

Coba wenehana utawa gawea ukara nganggo tembung panyendhu sing unen-unene yaiku lakune gejik! Cobalah berilah atau buatlah kalimat menggunakan kata mencela mengenai ungkapan jalannya pincang!

Tuladhane ukarane atau contoh kalimatnya yaitu,”Sawise sampyuh tandhing karo Petruk, saiki Nala Gareng lakune gejik. Artinya setelah hasil seri bertarung dengan Petruk, sekarang Nala Gareng berjalannya pincang.

Nala Gareng merupakan salah satu tokoh punakawan dalam dunia pewayangan. Dia memiliki posisi sebagai anak pertama dari Kiai Semar.

Adapun secara urutannya dia memiliki adik bernama petruk yang merupakan anak kedua dari Semar.

Punakawan yang merupakan anak terakhir atau wuragil yaitu Bagong. Kemunculannya berasal dari bayangan Semar.

Makanya secara bentuk fisik, Bagong memiliki kemiripan yang banyak dengan Semar yaitu perut yang gendut dan bokong yang semoknya kebablasan.

Dalam wayang, sebenarnya Gareng, Petruk dan Bagong bukanlah anak Semar secara hasil hubungan biologis, semisal Bagong yang lahir karena bayangan Semar, sedangkan petruk dan Gareng bukanlah anak kandung Semar.

Demikianlah informasi mengenai kata kata yang mencela dalam Bahasa Jawa yaitu tembung panyendhu lakune gejik tegese, tuladha ukarane beserta arti dan terjemahnya dalam Bahasa Indonesia.

Demikianlah yang bisa kami tuliskan, semoga memudahkan para siswa siswi SD SMP SMA maupun santri Madrasah Ibtidaiyah Tsanawiyah Aliyah (MI, MTs, MA) untuk menjawab soal maupun ulangan harian ujian mid semester semesteran mata pelajaran Bahasa Jawa.

Terima kasih sudah mampir, salam kenal dan wassalamu’alaikum.

Mumtaz Hanif

salam blogger

Tinggalkan Balasan