Suatu hari saya sedang browsing artikel berkenaan dengan pengertian metode iqro menurut para ahli. Kemudian menemukan sebuah jurnal yang membahas mengenai cara pembelajaran mengaji dengan memakai metode iqro.
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, adapun judul tulisannya adalah Implementasi Metode Iqro’ Dalam Pembelajaran Membaca Alqur’an oleh Tsaqifa Taqiyya Ulfah, 1 Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Muhammad Shaleh Assingkily, Program Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Izzatin Kamala, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Dalam ulasannya menyebutkan hal-hal yang menjadi keunggulan ini dalam kegiatan belajar mengajar ngaji pada Lembaga Pendidikan Al-Qur’an baik yang nonformal maupun informal. Misalnya pada TPQ, TKQ ataupun ayah ibu yang menyimak anaknya mengaji.
Ada 7 keunggulan menggunakan metode ini.
Berikut kami sarikan kelebihannya beserta sedikit tambahan penjabaran versi admin.
Kelebihan Metode Iqro’ dalam Pembelajaran Al-Qur’an
Pembelajaran Al-Qur’an metode Iqro’ memiliki kelebihan antara lain:
Penerapan penggunaannya yang luas
Pembelajaran mengaji menggunakan Metode Iqro’ sudah diterapkan di seluruh penjuru Indonesia dan sebagian Negara ASEAN seperti Malaysia dan Thailand.
Kondisi ini membuat metode iqro seperti generik untuk cara pembelajaran mengaji, nyaris semua orang dapat dan bisa menggunakannya.
Kemudahan mendapatkan buku dan alat peraga
Buku penunjang (buku Iqro’) mudah didapatkan dimana saja dengan harga yang sangat terjangkau.
Bisa membeli dengan bagian setiap jilidnya yang hanya kisaran beberapa ribu rupiah atau yang model lengkap 1 bendel mulai dari jilid 1 sampai 6.
Dengan kemudahan menemukan buku pegangan mengajar ini memudahkan ustadz ustadzah menyampaikan materi karena setiap anak bisa mendapatkan buku iqro.
Menggunakan sistem CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif).
Dalam kegiatan belajar mengajar pada TPQ dengan menggunakan metode iqro maka siswa aktif dalam melakukan praktek membaca.
Keaktifan siswa ini merangsang kecepatan anak didik dalam menangkap materi pembelajaran mengaji.
Kalau saya pribadi menyimak aplikasi CBSA pada KBM Taman Pendidikan Al-Qur’an adalah sebagaimana pondok pesantren yang menggunakan sistem bandongan maupun sorogan.
Untuk bandongan adalah model klasikal, sedangkan sorogan sebagaimana kegiatan menyimak santri saat privat.
Fleksibel
Metode Iqro’ bersifat fleksibel dalam peningkatan jilid.
Misalnya dalam kasus apabila ada anak didik santri sudah mengeluarkan kemampuan dengan maksimal namun belum dapat membaca huruf hijaiyah tertentu, contohnya santri selalu terbalik dalam mengucapkan huruf ba dan na.
Namun ketika santri bisa membaca huruf yang lain ternyata bisa, maka santri dapat dinaikkan ke tingkat jilid berikutnya.
Cepat dalam pembelajaran
Kalau ini sih saya sendiri agak ragu pada dataran praktis, pengecualian memang anak atau orang yang belajar iqra ini semangat dan konsisten serta gigih belajar.
Penulis pada jurnal menyampaikan bahwa Dalam waktu 6-8 bulan santri TKA-TPA dapat khatam Iqro’ dan melanjutkan ke tingkat Al-Qur’an walau membacanya masih pelan.
Saya sendiri pernah mengajar TPQ di Yogyakarta, kenyataan di lapangan, banyak santri yang dalam satu tahun masih belum bertambah tingkat jilidnya karena kemampuan santri yang belum memadai.
Apakah karena jumlah gurunya yang kurang, atau cara mengajar yang tidak sesuai petunjuk, atau semangat belajar anak yang tidak mendukung segera naik tingkatan jilidnya.
Wallahu a’lam bish showab, namun kenyataan pengalaman saya sih sepertinya nyaris mustahil ngajar ngaji anak TPQ yang bisa 8 bulan khatam dan langsung menuju Qur’an.
Mungkin saja ada pengecualian beberapa siswa yang memiliki kemampuan hybrid.
Praktis
Metode ini bersifat praktis, alasannya ustadz/ah langsung dapat memahami kemampuan santri.
Hal lain adalah (dan banyak lembaga yang mempraktekkannya) kemudahan anak yang sudah berada di jilid atas untuk mengajari siswa siswi yang masih berada di jilid awal (semisal 1 atau 2).
Meskipun status yang mengajar itu juga sebagai santri siswa TPQ, namun sudah jilid atas ataupun al-Qur’an.
Kemudahan cara metode ini membuat santri senior bisa mengajari adik-adiknya dalam belajar huruf hijaiyah.
Sistematis
Metode Iqro’ bersifat sistematis, penyusunannya berdasarkan kemampuan yang berbeda.
Penyusunan Metode Iqro’ ini mulai dari yang konkret menuju abstrak, awalnya bagian yang mudah menuju sulit, dan permulaan dari yang sederhana menjadi kompleks.
Demikianlah informasi mengenai 7 Kelebihan Metode Iqro’ dalam Pembelajaran Al-Qur’an berdasarkan tulisan dalam Jurnal Pendidikan Agama Islam Ta’dibuna volume 2 nomor 2.
Maturnuwun sudah mampir membaca ke blog yang sederhana ini, salam kenal dan wassalamu’alaikum.