Barang Milik Orang Miskin dulunya Merupakan Barang Mewah
Barang orang miskin yang dahulu merupakan barang mewah yang hanya dimiliki oleh orang-orang dengan kemampuan finansial yang diatas rata rata orang sekitarnya utamanya wilayah pelosok perkampungan pedesaan.
pontren.com – assalaamu’alaikum mas bro mbak sist, kali ini saya akan bercerita mengenai barang mewah masa lalu yang saat ini menjadi porperty biasa saja milik kaum miskin.
Sampean jangan tersinggung ya dengan istilah “miskin” dalam kalimat ini.
Karena acuan saya adalah orang yang mendapat bantuan subsidi zaman now. Yang ternyata ukuran miskin pada masa sekarang juga mempunyai barang mewah untuk ukuran masa lalu.
Apalagi mendengar cerita penjual kantin pada salah satu kantor pemerintah yang menceritakan tentang orang-orang tertentu.
Mereka yang selalu mendapatkan bantuan, katanya bla bla bla punya ini itu, padahal dia yang kondisinya susah “versi dia” dan mencari surat dari desa atau kelurahan malah tidak lolos.
Baiklah, apa saja barang mewah masa lalu yang menjadi biasa saja pada saat ini bahkan menjadi hal wajib dimiliki meskipun masuk kategori miskin sekalipun, ini dia versi pontren.com.
Televisi
Coba anda tanyakan kepada ayah ibu sampean yang kelahiran kisaran tahun 1980 an. Atau om anda yang berusia kisaran 40 tahun, zaman dahulu pernah mengalami televisi hitam putih atau tidak?
Nah pada saat orang kelahiran tahun 80 an ini mengalami masa transisi televisi hitam putih ke berwarna.
Jangan anda bayangkan tivi dengan layar besar 21 inchi seperti sekarang ini, yang ada biasanya tv 14 inchi atau 16” dengan body bongsor model tabung yang besarnya begitu mempesona.
Apalagi type televisi jadul dengan model seperti lemari, bisa bisa gede nya melebihi kulkas yang ditidurkan.
Dan lebih serunya lagi adalah tidak semua rumah mempunyai televisi (utamanya daerah desa), mau nonton film si unyil atau drama little missie, film madun dan kacak atau siti nurbaya, dan paling seru yaitu ketoprak sayembara maka caranya adalah “nonggo”.
Apa itu nonggo?
Yaitu berkunjung ke rumah tetangga untuk melihat siaran televisi.
Kenapa begitu?
Karena hanya satu dua orang dalam satu kampung yang punya televisi, itupun hitam putih. Saat ada yang punya warna datang, bahkan orang yang rumahnya jauh bela belain datang untuk melihat yang berwarna.
Saat ini, meskipun orang menerima bantuan BLT atau apapun itu semacamnya yang saat ini banyak singkatannya, sangat jarang yang rumahnya tidak ada televisi.
Hampir pasti televisinya pun berwarna.
Bahkan sudah lazim masa sekarang satu kamar ada sebuah televisi dengan tv besar berada pada ruangan tengah keluarga.
Nah, beda banget khan? Dulu televisi adalah barang mewah, sekarang adalah hal lumrah.
Sepeda motor (barang milik orang miskin)
Masih pada tahun yang sama, yaitu untuk yang kelahiran 80 an, bagi mereka saat kecil kala itu sepeda motor merupakan sebuah kemewahan.
Pada masa tahun 90 an, kendaraan paling trend yaitu yamaha Alfa, honda Prima maupun Grand, suzuki A100, GL 100 maupun GL Pro, untuk motor laki tentu punya porsi lebih mewah karena harganya yang lebih sangar.
Bahkan motor lawas sekalipun semisal yamaha robot, V75 maupun V80 merupakan kendaraan yang membanggakan wara wiri karena tidak semua orang punya motor.
Saat sekarang, meski dalam rumah ada beberapa motor (meski tidak baru), banyak yang merasa layak untuk mendapatkan bantuan sosial.
Bukan hanya sebuah kendaraan saja, bisa jadi dalam sebuah rumah ada beberapa motor dan model termasuk baru, misalnya matic.
Jika era tahun 90 an punya motor merupakan soultan, saat ini ada 2 kendaraan roda dua dalam garasi rumah bukan merupakan garansi dia adalah orang yang berduit banya.
Ponsel atau hape (barang milik orang miskin yang dulunya Mewah)
Ini agak datang belakangan, kira-kira tahun 2000 keberadaan ponsel alias telepon genggam merupakan barang mewah.
Harganya jutaan rupiah dengan fitur Cuma sms dan telepon saja (mungkin anda sudah lupa cara ber sms hahahaaa).
Pada awal mulanya, biaya satu kali SMS adalah Rp. 600,- rupiah, kemudian turun menjadi 350 setiap message.
Jangan anda bandingkan dengan saat ini memakai whatsap mau ngirim berapa biji tulisanpun tidak mikir biaya.
Dulu setiap habis sms atau telfon maka kegiatan rutin yang dilakukan adalah cek pulsanya masih berapa.
Pada masa itu layar hape Cuma sebaris saja, kemudian muncul nokia bandem kirik yaitu 3210 yang iklannya begitu kecil begitu cerdas.
Anda browsing saja seberapa gede hape ini yang dulu awal mula ponsel tanpa antena.
Brand yang terkenal kala itu dan seri hape banyak menjadi kepunyaan orang adalah Siemens C45, kemudian ada nokia 3310 dan sebangsanya.
Yang lebih jadul seperti nokia 5110 mupun eriksson t100 dengan warna warni serta antena dan layar sebarisnya.
bahkan karena bisa untuk bergaya, ada saja orang yang pura pura menelfon atau menerima panggilan.
Kenapa?
Supaya pada nengok, padahal sih enggak ada yang menelfon, iya beneran seperti itu pernah ada kejadian.
Saat ini?
Orang miskin sekalipun anaknya megang hape android.
Sebuah ponsel canggih dengan fitur yang tidak bisa dibayangkan orang masa lalu, bisa teleponan sambil melihat orang yang dihubungi pada layar display hape.
Bukti orang miskin banyak yang punya?
Saat pembagian BLT atau antri menerima bantuan, anda lihat saja para pengantre ini, saya meyakini pasti ada saja yang memegang android meski merk china semisal xiaomi, oppo, bahkan samsung sekalipun.
Bisa saja malah hape pengantri BLT ini ponselnya lebih mahal daripada milik sampean. Meski tidak semua begitu juga sih.
Kulkas dan kipas angin
Nah pada saat televisi dan motor merupakan barang barang mewah para soultan, begitu pula dengan kulkas alias lemari es.
Seingat saya, pada saat anak-anak kecil suka nonton televisi ke tempatnya tetangga pada hari minggu mereka yang punya televisi ini tidak punya apa yang namanya kulkas atau lemari es. Juga kipas angin.
Makanya jika hendak membeli es batu perlu kepasar yang letaknya jauh berada nun jauh disana.
Saat ini kulkas nyaris menjadi kebutuhan yang tak terpisahkan dengan kehidupan sehari hari, baik miskin biasa saja maupun kaya raya.
Yang membedakan mungkin hanya model dan harganya, para soultan dengan kulkas dua pintu gede dan mantab, para rakyat jelata cukup satu pintu dengan freezer kecil menyatu tanpa pintu yang berbeda.
Perihal kipas angin, bisa saja orang dahulu masih menerima dan kuat menghadapi panasnya cuaca, zaman now kalau kipas tidak menyala rasanya seperti bobo dalam oven.
Bahkan orangnya bepergian tidak berada dalam rumah sekalipun wire alias kipas angin tetap menyala nyala. Nengok kiri kanan menghembuskan aliran udara supaya segar rasanya.
Nah itulah barang mewah pada masa lalu yang saat ini banyak dimiliki orang miskin.
Jadi kesimpulannya; rumah atau kontrakan, bagaimanapun kondisi keadaaan ekonomi keuangannya setidaknya dalam rumah tersebut ada;
- Televisi
- Telefon genggam/hape
- Sepeda motor
- Kulkas dan kipas angin
Memang tidak semuanya begitu, ada yang sangat memprihatinkan sehingga tidak ada apapun alat elektronik pada rumahnya, akan tetapi hal ini merupakan situasi yang rare atau jarang terjadi.
Itulah opini pontren.com mengenai barang milik orang miskin yang dahulu merupakan barang mewah milik para soultan. Yaitu tuan kaya raya strata sosial tinggi pada kampung atau desa, entah kalau pada perkotaan saya sih kurang paham. Wassalaamu’alaikum.
Tinggalkan Balasan