Islam Agama Cinta, Sekilas tentang Mahabbah wa Rahmah

Islam Agama Cinta. Agama Islam sering dipersepsikan sebagai agama yang kaku dan “keras”, bahkan ada yang mencitrakan sebagai agama yang “ekstrim”.

Islam juga acapkali diidentikkan dengan agama yang hanya mengajarkan dogma dan ritual yang kering dari nilai cinta dan kasih sayang.

Hal tersebut tentu saja tidak benar.

Jika kita pahami dengan seksama, seluruh ajaran Islam memiliki esensi utama, yaitu nilai cinta (al mahabbah) dan kasih sayang (ar rahmah).

Ajaran Islam yang terbagi dalam kelompok aqidah, ibadah, akidah maupun akhlak memiliki substansi utama cinta dan kasih sayang.

filsafat cinta dan kasih sayang

Baik cinta kepada Allah, cinta kepada Rasulullah, cinta kepada keluarga, cinta kepada orang lain maupun cinta kepada alam sekitar.

Segala bentuk ibadah, hukum, aturan dan “ancaman” dari Allah Swt, pada hakikatnya bukanlah bertujuan membebani atau memberatkan hamba-Nya, namun justru merupakan wujud cinta dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.

Diantara nama Allah yang utama adalah ar-rahman dan ar-rahim yang berarti Maha mencintai, baik kepada hambaNya yang beriman, maupun yang tidak beriman kepadaNya.

Dalam Hadis Qudsi disebutkan bahwa kasih sayang Allah Swt sesungguhnya mengalahkan murka Allah (inna rahmaty taghlibu ghadzaby) ( HR. Al Bukhary) .

Menjadi Hamba yang Bersyukur (Islam Agama Cinta)

Puncak ketaatan seorang muslim adalah penyembahan yang didasarkan karena cinta kepadaNya, bukan karena mengharap surga atau takut terhadap siksa-Nya.

Itulah mengapa ketika ditanya oleh Aisyah, ketika Nabi beribadah setiap malam sampai kakinya bengkak, Beliau menjawab: afala uhibbu an akuna abdan syakura ( tidakkah aku suka, jika aku menjadi hamba yang bersyukur). ( Muttafaq alaih).

Syukur seorang hamba adalah wujud dari rasa cinta kepada Tuhannya.

mahfudzot arab bersyukur
mahfudzot arab tentang bersyukur

Tujuan seorang muslim adalah mencintai Allah dan mendapatkan cinta dari Allah swt.

Untuk meraih itu, seorang muslim harus menebarkan cinta tersebut kepada makhluk Allah yang lain, sehingga ia menjadi rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam semesta (rahmatan lil alamien).

Dengan demikian, semakin seorang muslim memiliki cinta dan mampu menebarkan cinta, maka semakin tinggi kualitas keislamannya di hadapan Allah swt.

Semoga Ramadlan menjadikan kita mampu meningkatkan rasa cinta kita. Cinta kepada Allah, maupun cinta kepada sesama, sehingga kita berhak mendapatkan cinta Allah dan cinta sesama. Amien ya Rabbal alamien

—– Muh. Rifai al Faqir —-
🌾 Ngaji Kehidupan
( Hari Ke-12 Ramadlan 1442 H)

Mumtaz Hanif

salam blogger

Tinggalkan Balasan