Informasi tentang penelitian yang dilakukan oleh Balai Litbang Agama Jakarta pada tahun 2015 tentang “Implementasi Pelaksanaan Madrasah Diniyah dalam Rangka Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di tiga Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, wilujeng sonten para pembaca internet, selamat 17 Agustus 2020, semoga dalam kondisi sehat wal afiat aman sentausa dan senantiasa diberkahi.
Setelah lama tidak membuat artikel tentang Madrasah Diniyah Takmiliyah (karena kekurangan bahan), akhirnya barusan (jam 15.00 WIB tgl 17 Agustus 2020) menemukan softcopy buku yang berjudul Panduan Tata Kelola Kemitraan Madrasah Diniyah Takmiliyah.
Dalam Bab I Pendahuluan ada sesuatu yang menarik yaitu hasil temuan penelitian yang dirumuskan menjadi 7 (tujuh) nomor. Semoga keberadaan penelitian dan juga kesimpulan ini bisa menjadi inspirasi para pengelola lembaga MDT maupun mahasiswa mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, atau para akademisi yang melakukan penelitian baik untuk paper, tesis disertasi ataupun sekedar makalah.
Langsung saja tanpa basa basi, berikut adalah 7 rumusan penelitian yang dilakukan oleh Balai Litbang Keagamaan Jakarta.
Madin Tumbuh dan Berkembang
Diungkap bahwasanya Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) telah tumbuh dan berkembang didirikan oleh masyarakat, bahkan dalam radius kurang dari 5 kiometer 1 madrasah satu dengan yang lainnya.
Keberadaan MDT ini muncul atas ide masyarakat yang peduli dengan nilai nilai keagamaan pada lingkungannya yang ditanamkan semenjak dini.
Termasuk juga merupakan respon kebijakan pemerintah daerah yang mengharuskan setiap siswa yang hendak melanjutkan ke jenjang SMP harus memiliki STTB MDTA (Madrasah Diniyah Takmiliyah Awwaliyah, termasuk jenjang selanjutnya sesuai dengan Perda Madrasah Diniyah Takmiliyah.
Memberikan kesempatan siswa siswi menimba ilmu agama dan Bahasa Arab
Keberadaan Madrasah Diniyah Takmiliyah di tengah masyarakat dapat memberikan kesempatan bagi para murid siswa siswi pendidikan umum untuk menguasai ilmu Agama Islam dan memiliki kemampuan dalam baca tulis huruf hijaiyah.
Perlunya Perhatian Pemerintah
Dalam penelitian ini, mengharuskan pemerintah untuk memberi perhatian kepada penyelenggara MDT baik secara lembaga ataupun individu yang meliputi
- Bantuan ruang kelas baru
- Bantuan rehabilitasi
- Bantuan Biaya Operasional
- Bantuan insentif guru Madin
- Bantuan beasiswa bagi santri dan guru Madin
- Keberadaan Peluang dan Tantangan bagi Madrasah Diniyah Takmiliyah
Adanya peluang sekaligus diiringi dengan tantangan bagi lembaga penyelenggara Madrasah Diniyah Takmiliyah dalam penataan lembaga ke arah yang lebih berkualitas baik.
Administrasi Madin alakadarnya
Tidak sedikit lembaga penyelenggara pendidikan nonformal ini yang belum melakukan tindakan pembenahan bidang administrasi kelembagaan.
Situasi ini menyebabkan adanya kesan sekedar hanya respon terhadap kebijakan pemerintah daerah.
Kesulitan pemenuhan administrasi manajerial
Dalam beberapa kasus, terdapat beberapa lembaga Madrasah Diniyah Takmiliyah yang telah mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah ternyata mengalami kesulitan dalam memenuhi administrasi manajerial lembaga.
Organisasi Dominan mitra kerja MDT
Dalam penelitian ditemukan adanya beberapa lembaga atau organisasi yang dominan menjadi mitra kerja Madrasah Diniyah takmiliyah seperti FKDT (Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah), KKM (Kelompok Kerja Madrasah Diniyah), dan MK2DT (Musyawarah Kerja Kepala Diniyah Takmiliyah).
Selanjutnya berdasar temuan penelitian diatas, ada 1 rekomendasi penting yang perlu ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang yaitu diperlukan panduan kemitraan lembaga.
Itulah 7 rumusan dari hasil penelitian Balai Litbang Keagamaan Jakarta, semoga menambah wawasan kita dalam pendidikan lembaga Madrasah Diniyah Takmiliyah, entahlah kenapa bukan perlunya perhatian pemerintah yang menjadi rekomendasi untuk segera ditindaklanjuti, tapi malah mengenai panduan kemitraan.
Wilujeng sonten, selamat sore, semoga selalu dimudahkan dalam mengelola lembaga Madin baik awaliyah wustha ulya maupun aljami’ah. Wassalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh.