Informasi tentang arah kiblat dan langkah penentuan serta daftar tangens guna mendapatkan arah lokasi yang tepat mengacu kepada Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam nomor DJ/II/802 tahun 2014 tentang standar pembinaan manajemen Masjid.
Pontren.com – kali ini akan disampaikan tentang penentuan arah kiblat yang dapat menjadi pedoman para pengurus masjid yang biasa disebut dengan takmir masjid serta siapa yang menentukan arah dan bagaimana caranya.
Baca;
Pengertian idarah imarah ri’ayah dalam manajemen masjid
Standar imam masjid
Kategori masjid di Indonesia dan pengertiannya
Karena menyangkut keyakinan masyarakat maka bangunan masjid mengikuti arah kiblat dengan presisi yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karenanya penentuan arah kiblat dilaksanakan oleh Tim Kemenag berdasarkan permohonan baik dari masjid maupun lembaga.
Arah kiblat pada setiap masjid dapat dilihat melalui arah mirabnya, arah kiblat di Negara Indonesia menunjukkan berapa derajat (o) dan berapa menit (“) arah menyimpang dari arah barat sebenarnya. Penyimpangan dari arah barat ke arah utara diukur menggunakan alat yang biasa kita kenal dengan sebutan kompas.
mencari arah kiblat untuk musafir orang dalam perjalanana
Pencarian arah kiblat khusus bagi musafir yang sedang bepergian dapat menggunakan kompas kecil. Apabila tidak didapati alat ini, arah utara – selatan dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut;
Pancangkan sebuah tongkat dengan tegak lurus sebenar benarnya pada tanah yang padat dan rata. Ketegakan tongkat bisa diukur dengan water pas, atau bisa dengan jalan menggantungkan sebuah benang atau tali yang diberi pemberat dibawahnya.
Tepat saat waktu dhuhur tiba, berilah tanda jatuhnya bayang bayang atau benang dimaksud.
Arahkan bayang-bayang yang diperoleh ke arah utara-selatan yang tepat.
Penentuan arah utara selatan sebaiknya tidak hanya dilakukan sekali, tapi dilakukan beberapa hari berturut turut untuk mendapatkan arah utara selatan yang lebih akurat. Untuk ketelitian yang lebih, pilihlah hari yang bayang bayang matahari pada awal waktu dhuhur tidak terlalu pendek, tapi cukup panjang.
Bila telah didapatkan garis utara selatan, dipilihlah pada garis itu tegak lurus AB, yang panjangnya dibuat misalnya 1 meter.
Pada titik B didirikan sebuah garis tegak lurus BC, yang panjangnya diperoleh dengan mengalikan 1 meter dengan sebuah bilangan yang dinamakan dengan tangens sudut kiblat.
Misalnya sudut kiblat besarnya 22 15, tangens besarnya 0,409, dikalikan dengan 1 meter menjadi 40,9 cm.
Maka bc diambil sepanjang 40,9 cm. A dihubungkan dengan C, garis AC menunjukkan arah kiblat yang hendak diketahui.
Daftar angka Bilangan Tangens Penentuan Arah Kiblat
Berikut daftar tangens dimaksud.
Agak bingung saya memahami terkait dengan bilangan matematika seperti diatas, apalagi memasuki area kos tangen kotangen dan wadyabalanya.
Yang jelas tulisan ini kami ambil dari juknis sehingga kecermatan dan presisi kebenaran informasinya dapat dipertanggungjawabkan dan diaplikasikan.
Jika anda panitia pembangunan masjid, anda dapat mengajukan permohonan pengukuran arah kiblat kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten atau Kota dan sekaligus mendapatkan sertifikat arah kiblat.
Demikian semoga menambah wawasan informasi. Wassalamu’alalaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Pingback: Manajemen Ri'ayah pada Masjid | Informasi TPQ Madin Pesantren