pontren.com – assalamu’alaikum pemirsa handphone atau netbook komputer, sugeng sonten (saat postingan ini dibuat). Kali ini tulisan berupa opini pribadi mengenai kelanjutan santri yang telah selesai pendidikan pada Taman Pendidikan Alquran.
Ada perbedaan dari segi umur untuk lulusan TPQ pada daerah yang telah maju pendidikan keagamaan dengan daerah yang sedang berkembang (kalau tidak mau menyebutnya dengan kurang).
Pada wilayah yang maju dalam TPQ atau lembaga pendidikan quran yang lain, anak anak yang berusia 8 atau 9 tahun (sekitar kelas 2-3 SD atau MI) telah lancar dalam membaca huruf hijaiyah (alquran). Sedangkan di daerah yang sedang berkembang umumnya umur segitu masih berkutat di iqro awal atau pertengahan. Dan dianggap lulus TPQ setelah selesai kelas 6, walaupun belum tentu bisa mengaji dengan lancar.
Itulah perbedaan kelulusan santri TPQ antara daerah yang maju (kalau di Jawa Tengah biasanya daerah pantura) dengan wilayah yang sedang berkembang (misalnya Jawa Tengah di bagian selatan, contohnya daerah eks karesidenan surakarta). Noted, ini hanya pendapat atau asumsi saya pribadi, bukan dari membaca atau bersumber dari penelitian ahli.
Berbicara mengenai kelulusan santri TPQ, tentunya pengelola lembaga pendidikan memiliki langkah lanjutan atau minimal rancangan kedepan untuk pendidikan anak didik yang telah usai pendidikan pada TPQ.
Secara lembaga yang mendapat pengakuan berupa nomor statistik lembaga pendidikan keagamaan, ada 2 yang cocok sebagai kelanjutan lulusan TPQ ini. Adapun keduanya dalah ;
- TQA (Ta’limul Qur’an Lil Aulad), dan
- Madrasah Diniyah Takmiliyah
Apa sih TQA?, mengacu kepada buku yang diterbitkan oleh Kemenag, TQA merupakan rumpun dalam Lembaga Pendidikan al Qur’an (LPQ). Ada 4 lembaga yang termasuk dalam LPQ ini yaitu;
- Taman Kanak-kanak Alquran (TKQ)
- Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ)
- Ta’limul Qur’an Lil Aulad (TQA), dan
- Majelis Taklim.
Dari urutan Lembaga pendidikan diatas maka secara hirearki, LPQ merupakan kelanjutan TPQ yang masih satu rumpun sebagai Lembaga Pendidikan Al Qur’an.
Untuk lebih jelas tentang TQA, anda dapat membaca pada tautan mengenal lebih dekat Lembaga TQA.
Sayangnya lembaga ini kurang familiar di masyarakat sehingga hanya kalangan terbatas yang mengetahui secara konsep dan pengejawantahannya di dunia pendidikan Islam.
Bahkan Pegawai Kementerian Agama yang utamanya tidak bekerja di Seksi PD Pontren atau PAKIS pun bisa jadi belum mengetahui tentang apa itu TQA, seperti apa dan bagaimana.
Yang kedua, dengan menjamurnya Madrasah Diniyah maka TQA ini semakin tenggelam namanya karena kalah keren dan kalah trend dengan MDT baik awaliyah Wustha maupun ulya.
Lha memangnya apa sih madin itu? Secara ringkas, Madrasah Diniyah Takmiliyah merupakan lembaga yang di desain sebagai komplemen atau pelengkap pendidikan keagamaan pada sekolah formal semisal SD SMP SMA atau pada MI MTs maupun MA.
Perbedaan antara Madrasah Diniyah Takmiliyah dengan Ta’limul Qur’an Lil Aulad yaitu mengenai aturan jam pelajaran serta jumlah jam yang harus terpenuhi dalam satu minggu. Jika waktu dan jumlah jam pelajaran pada TQA lebih bersifat fleksibel, maka pada Madin sudah ditentukan tentang hitungan jam mengajar dalam menit serta jumlah jam pelajaran dalam satu minggu serta mata pelajaran yang termuat pada lembaga Madrasah Diniyah Takmiliyah.
Lebih jelas mengenai Madrasah Diniyah Takmiliyah, anda dapat menyimak pada postingan yang berjudul pengertian Lembaga Madrasah Diniyah Takmiliyah.
Dengan begitu kesimpulan dari pertanyaan yang muncul, mau dikemanakan setelah anak selesai atau wisuda TPA? Maka jawabannya adalah melanjutkan ke salah satu dari 2 lembaga diatas yaitu ke TQA atau ke Madrasah Diniyah Takmiliyah.
Mana yang lebih baik? TQA atau Madin? Kalau itu tergantung kualitas dari pengelolanya, akan tetapi jika sama sama dilakukan pengelolaan dengan baik sesuai aturan, tentunya Madrasah Diniyah Takmiliyah Lebih baik karena jumlah jam pelajaran dan materi yang lebih mendalam.
Akan tetapi menurut saya saat ini banyak madrasah diniyah yang sebenarnya adalah Ta’limul Qur’an Lil Aulad karena belum mencukupi aturan dalam jumlah jam pelajaran yang telah digariskan oleh Kemenag.
Demikian ulasan tentang lanjutan pendidikan untuk santri TPQ setelah lulus dengan disisipkan opini mengenai daerah maju dan wilayah yang berkembang dalam pendidikan TPQ.
Bagi pengelola TPQ yang ingin membuat lembaga kelanjutan dari Taman Pendidikan AlQuran, sebaiknya merancang dengan baik model mana yang terbaik dan cocok untuk diaplikasikan pada wilayahnya dengan mengingat dan mempertimbangkan dana, sumber daya manusia serta kondisi situasi lingkungan.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.