Pengalaman anak diberi tugas sekolah dan keadaan yang sering terjadi pada keluarga kecil dan anak pertama ketika sekolah pada pendidikan dasar baik SD, MI ataupun yang sederajat
Di era sekarang ini yang mana berita dan informasi bagaikan tersaji di depan mata. Walau di ujung dunia.
Dengan alat komunikasi smartphone yang di dalamnya banyak aplikasi pertemanan maupun pengiriman pesan semisal facebook, whatsapp, telegram, Blackberry Messenger (BBM), wechat, line dan seabreg aplikasi yang tersedia di playstore maupun google play pada android. Dan juga aplikasi milik iPhone.
Dengan pesatnya perkembangan dunia, berkembang pula penyedia jasa pendidikan.
Kalau di zaman dahulu kala sekolah negeri merupakan jaminan kualitas mutu dan sekolah swasta adalah sekolahan yang hanya mendapat limpahan dari anak yang tidak diterima di sekolah negeri.
Akan tetapi saat ini sudah ada mulai terjadi pergeseran dimana sekolah yang dikelola swasta menyeruak menjadi sekolah favorit yang sering diserbu oleh pendaftar.
Utamanya adalah sekolah dasar atau Madrasah Ibtidaiyah.
Walaupun masih ada juga sekolah dasar negeri yang menjadi favorit di kalangan wali murid. Akan tetapi pamor sekolah swasta juga tidak kalah mentereng.
Apalagi era sekarang yang mana bagi sebagian orang tidak keberatan untuk membayar lebih selama mendapatkan kualitas yang mumpuni.
dan entah kenapa, apabila mendapat laporan atau mengetahui sang anak mendapat tugas ketrampilan membuat prakarya dari sekolahan, maka langkah pertama yang dilakukan oleh orang tua adalah “BROWSING DAN SURFING DI INTERNET”
Biasa terjadi pada pasangan Muda
kalang kabut dalam mengerjakan tugas sekolahan ini lumrah menimpa pasangan yang masih muda, kira kira umur pasangan antara 25-40 tahun.
Ini karena umumnya bagi pasangan yang sudah lama anak-anaknya sudah dewasa ataupun gede.
Bagi pasangan senior, apabila masih memiliki anak kecil, umumnya mereka sudah memiliki kakak yang siap sedia membantu mengerjakan tugas ketrampilan ini. sedangkan orang tua hanya bersifat memberikan pengarahan dan sebagai penyandang dana.
Tugas anak sekolah dasar
Pada sekolahan yang maju dan tertata rapi, kebanyakan sudah banyak mengaplikasikan kurikulum dengan baik.
Entah itu bersandar pada buku ataupun kreativitas guru dalam mengajar, ada beberapa tugas yang diberikan kepada para murid
Selain tugas berupa pekerjaan rumah (PR) yang bersifat mengerjakan soal, ada juga tugas yang berupa membuat prakarya.
Semisal membuat boneka, pigura, entong, menempel biji bijian dalam gambar dan prakarya lain. Umumnya tugas ini adalah pelajaran ketrampilan. Dan tentunya tugas tersebut bukanlah semudah membalikkan telapak tangan dalam pengerjaannya 😀 .
Bagi saya, tugas anak SD (utamanya kelas 1-2) merupakan tugas yang sangat sulit dan melampaui kemampuan si anak (jika dikerjakan ansich oleh anak tanpa bantuan orang tua).
Akan tetapi situasi ini ada bagusnya juga. Dimana mau tidak mau orang tua berperan aktif dalam pendidikan anak.
Situasi yang membuat orang tua kalang kabut membantu tugas prakarya ketrampilan anak
Jika anda orang tua yang masih muda, mungkin anda pernah merasakan situasinya.
Situasi dimana sang anak mendapat tugas untuk mengumpulkan prakarya baik itu karya seni atau karya apapun.
Maka hal yang terjadi adalah anda merasa lebih pusing menghadapi hal tersebut, hal ini umumnya disebabkan karena beberapa hal dibawah ini.
Penjelasan anak yang membingungkan
Bagi anak yang tertib, umumnya segera melaporkan kepada orang tua tentang tugas yang diberikan.
Tapi namanya juga anak kecil, penjelasan yang diberikan kadang susah dicerna. Hal ini membuat orang tua kesana kemari mencari info, tugas apa sebenarnya yang diberikan kepada sang anak.
Entah bertanya kepada sang wali kelas atau kepada rekan wali murid.
Anak memberitahukan mendadak atau lebih parah anda tau dari orang lain
Era kekinian, orang tua sudah biasa memiliki grup (umumnya) whatsapp. Yaitu grup wali murid dengan wali kelas berada di dalamnya. Sering terjadi di grup tersebut ditanyakan apakah ada PR, pulang sekolah jam berapa, pengumuman sekolahan, izin tidak masuk dan yang lain.
Dan jika guru memberi tugas prakarya kepada anak, maka guru tersebut akan memberitahukan kepada anak bahwa mereka disuruh untuk membuat prakarya yang dikumpulkan pada hari yang telah ditentukan.
Untungnya sekarang sudah ada alat komunikasi canggih, bagi guru yang baik hati maka akan memberi pengumuman bahwa anak diberi tugas membuat sesuatu dan dikumpulkan tanggal sekian.
Apesnya, tidak semua mama membuka whatsapp secara reguler, sehingga kadang tulisan pengumuman tugas menjadi terlewat karena percakapan antara wali dengan yang lain.
Akibatnya ada beberapa wali murid yang tidak mengetahui pengumuman.
Sudah tidak tahu pengumuman, sang anak pun tidak peduli dengan tugas yang diberikan, akan tetapi sehari sebelum pengumpulan tugas, sang buah hati memberitahukan kepada ayah atau ibunya terkait tugas yang ada.
Pastinya kalang kabut orang tua menghadapi situasi seperti ini. Atau kadang tahu ada tugas karena ditanya oleh teman, apakah tugas anaknya sudah jadi?
Bahan dan peralatan karya tugas yang tidak selalu mudah didapatkan
Entahlah, saya melihat beberapa prakarya tugas untuk anak kelas 1 MI atau sederajat yang saya ketahui dari anaknya mertua ternyata termasuk susah, ribet dan perlu usaha keras untuk memenuhi tugasnya.
Pernah ada tugas yaitu membuat boneka dengan bahan dari jagung, dengan klobot (lapisan yang menutupi buah jagung) sebagai baju dan rambut coklat jagung sebagai rambut boneka.
Pastinya tidak mesti mudah mendapatkan bahannya khan. Selain itu pernah juga diminta membuat tugas menghias foto keluarga dengan figura yang berasal dari kardus, pastinya perlu foto keluarga.
Minimal afdruk dari foto handphone. Selain itu dalam hal menghias, perlu peralatan beraneka rupa dan warna.
Adalagi tugas membuat gambar yang di tempel biji-bijian. Biji yang dicontohkan yaitu jagung, beras, merica, kacang ijo, tumbar. Ya begitulah usaha orang tua membantu (kadang malah membuatkan) tugas anak sekolah SD atau sederajat.
Selera anak berbeda dengan keinginan orang tua
Dalam beberapa kisah, bahwasanya prakarya merupakan tugas sang anak dalam membuatnya.
Idealnya adalah orang tua membantu mempersiapkan peralatan dan bahan kemudian sang anak yang merangkai atau memotong dan seterusnya prakarya sampai dengan finishing jadi.
Kenyataan yang ada, orang tua banyak yang mengambil porsi pembuatan tugas tersebut.
Malah ada yang membuatkan full 100% tugas sang anak.
Lebih parahnya lagi membayar orang untuk mengerjakan tugas tersebut.
Pada saat dibuatkan orang tua, kadang terjadi perselisihan antara orang tua karena berbeda keinginan dengan sang anak, semisal warna background, model gambar maupun pemilihan bahan.
Manfaat tugas sulit bagi siswa sekolah dasar
Walaupun kadang membuat kalang kabut. Akan tetapi bagi saya ada hikmah yang bisa diambil dalam pengerjaan ini.
Dimana terjalin komunikasi dan kedekatan antara orang tua dengan sang anak. Selain itu juga menjadikan perhatian orang tua kepada pendidikan anak lebih meningkat.
Walaupun kadang terjadi saling ngomel gemes dan sebal karena tugas ini, harus diakui oleh para orang tua, ada kepuasan tersendiri jika bisa menyelesaikan tugas sekolahan tepat waktu.
Apalagi hasil karya yang dibuat termasuk menarik, merupakan hiburan tersendiri di hati dan pelipur rasa capek bekerja mengurus rumah tangga atau mencari nafkah.
Selamat mendampingi buah hati menggapai kesuksesan dunia dan akhirat.
Pantesan banyak saudara khusunya emak-emak yang suka ngebagiin di facebook model-model prakarya plus cara membuatnya dalam bentuk video. Ternyata ada hubungannya dengan tugas sekolah. Memang sih sekarang sudah banyak terbantu di youtube.
iya bgtulah. kebanyakan anak yg dapat tugas, orang tuanya yg kalang kabut kesana kemari, dan hasil ketrampilannya bagus bagus untuk ukuran kelas 1 sd. ya ternyata bgtulah di buatin emak babe nya. kadang malah beli barang di klaim buatan anaknya 😀
Hahahaha ini benar banget terjadi.. Yg punya pr ank. Yg kemrungsung ibunya. Heboh bersama emak2 di group kelas. Liat kakak ipar sering bgt kepusingan sndiri.. Keponakan Kadang suka malam2 dtg ke rmh mnta tolong kerjakan pr prakarya ya gambar yaa nempel2 apalah segala macam.. Kadang berfikir tujuannya mau membuat ank kreatif tp malah jd gak mendidik krna tugas2 kebanyakan diluar batas kemampuan seorg ank sd. Mau gak mau jd org tua turun tangan.. Makanya nti mau cari sekolah buat ank yg gak ada PR nya dan ziklo bisa hanya 5 mapel saja.🤠Dn trnyata ada sekolah yg kyk gitu.
ya begitulah kejadian yang banyak dialami oleh orang tua ataupun anak. saya setuju dengan anda tujuannya sekarang lebih teralihkan untuk mengejar nilai daripada mengembangkan potensi ketrampilan anak itu sendiri. sangat disayangkan kenapa pola nya malah ketrampilan anak yang mengerjakan orang tuanya (tidak semuanya sih, tapi saya rasa banyak yang dibuatkan oleh siapapun itu bukan hasil karya ananda).