Digendhong Nangis, Didhunake Malah Meneng Batangane yaiku

Digendhong Nangis, Didhunake Malah Meneng

Apa batangane cangkriman pepindhan utawa irib-iriban kang ana ing ngisor iki! Digendhong nangis didhunake malah meneng bedhekane yaiku putu.

Lazimnya anak kecil akan menangis pada saat dia diturunkan dari gendongan. Namun hal ini malah berlaku kebalikannya. Yaitu menangis dikala digendong dan dia diam ketika diturunkan. makanya menjadi teka teki berbahasa Jawa yang berwujud jenis cangkriman pepindhan (irib-iriban).

pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu. Maksud dari putu dalam jawaban cangkriman ini bukanlah cucu. Namun merujuk kepada makanan jenis kudapan tradisional.

Putu juga bisa masuk dalam kategori jenis kue tradisional Indonesia. Panganan putu ini berwujud kue dengan isian gula jawa, bertabur parutan kelapa dan tepung beras kasar. Cara masaknya dengan dikukus dan diletakkan dalam tabung bambu yang sedikit dipadatkan.

Adanya proses mengukus kue putu ini menimbulkan suara khas seperti siulan yang tidak memiliki jeda. Adapun suara ini berasal dari asap kue putu yang melewati celah kecil cetakan kue yang berbahan bambu.

Dari siulan inilah selanjutnya menjadi pepindhan atau pemisalan dalam cangkriman irib-iriban ini untuk suara yang menangis.

Biasanya penjual putu akan berkeliling menggunakan sepeda kayuh atau kendaraan bermotor. Kemudian meletakkan dagangannya pada bagian jok belakang di bagian orang yang membonceng.

Dengan adanya suara yang khas ini memberitahu para pelanggannya bahwasanya dia sedang melewati area kompleks rumahnya.

Karena menggunakan kendaraan roda dua atau sepeda sehingga mudah menjangkau di tempat perumahan maupun gang yang dapat dilewati kendaraan roda dua.

Batangane cangkriman Digendhong Nangis, Didhunake Malah Meneng

Secara penjelasan, tebak-tebakan atau teka teki ini mengatakan bahwa sesuatu itu apabila digendong malah menangis. Dalam bahasa Jawanya yaitu menawa yen digendhong malah nangis.

Akan tetapi apabila dia diturunkan malah diam. Yang dalam bahasa Jawanya yaitu menawa yen diidhukne malahan meneng.

Perilaku penjual putu pada saat berjalan dan menaikkan dagangannya maka dia akan membunyikan suara yang berasal dari bambu tempat mengukus putu.

Namun apabila dia meladeni penjual dan menurunkan dagangannya maka suara bunyi siulan putu menjadi hilang alias diam.

Kenapa? Karena pada saat itu dia mencopot atau melepaskan bambu yang bersuara tadi sehingga hilanglah suara siulan yang selalu berbunyi pada saat dia berjalan.

Demikian sekedar jawaban cangkriman pepindhan sing batangane putu, semoga bisa menambah wawasan tentang khazanah sastra Basa jawa anda dan menjawab soal pada mata pelajaran muatan lokal bahasa Daerah. Maturnuwun dan wassalamu’alaikum.

Mumtaz Hanif

salam blogger

Tinggalkan Balasan