Surat Anak Pondok Pesantren kepada Orang Tua, Biasanya begini Modelnya

santri roudlotul mubtadiin

Surat Anak Pondok Pesantren kepada Orang Tua. Menganalisa isi surat anak yang sekolah di Pondok Pesantren kepada orang tuanya (wali murid) berdasarkan observasi kecil-kecilan.

pontren.com – assalaamu’alaikum, masa sekarang komunikasi sudah begitu mudah dengan keberadaan ponsel alias handphone.

Berbeda dengan masa lalu saat telfon masih merupakan barang yang lumayan mewah, dan berkomunikasi via telfon di wartel atau memakai koin di telepon umum.

Baca :
Hukuman di Pondok Pesantren dan Berbagai Pelanggaran Santri
Kisah santri dipaksa masuk pesantren
Persiapan menyekolahkan anak ke Pondok Pesantren

Apalagi kalau luar kota, biaya komunikasi secara suara atau lisan ini bisa membengkak karena memakai skema biaya interlokal. Mungkin lima menit saja sudah bisa untuk jajan mie ayam atau bahkan ayam bakar.

Kalau masa sekarang, apalagi ada wifi, mau telepon berjam-jam biayanya tetaplah hemat.

Bagi pesantren memiliki kebijakan masing-masing dalam komunikasi antara anak didik atau siswanya dengan orang tua yang berada di rumah.

Ada yang memberikan kesempatan untuk menelefon pada waktu tertentu dengan jadwal yang jelas, adapula yang sesuai kebutuhan.

Selain itu bisa jadi ada lembaga yang membatasi komunikasi lewat handphone agar santri bisa fokus untuk belajar.

Metode lainnya adalah anak membuat surat kepada orang tuanya kemudian pengurus memfotonya dan selanjutnya mengirimkan kepada orangtua santri melalui pesan whatsapp.

Terlepas dari berbagai macam metode komunikasi santri atau anak yang sekolah di pondok pesantren dengan orang tuanya, biasanya garis besar pola yang di sampaikan atau curhatannya adalah (kira-kira) seperti ini.

Awal Surat pertama kali saat anak memulai belajar di Pesantren

Yang namanya pengalaman pertama menerima surat atau informasi (mungkin juga telepon ngobrol) antara anak dengan orang tuanya tentu nano-nano rasanya.

Kita anggap kondisi anak normal atau baik-baik saja.

Apa yang disampaikan? Pada fase ini mereka (santri) akan mengatakan kangen kepada (keluarga) orang tua bapak ibu maupun adik kakak.

Kemudian menyampaikan kabar bahwa kondisinya baik-baik saja dan mulai krasan atau betah di pesantren. Lanjut dengan menceritakan keadaan atau kegiatan pesantren. Ada bumbu curhat tentang teman yang unik maupun lainnya.

Pada bagian surat juga menyampaikan sebenarnya banyak hal yang ingin dia ceritakan, namun bingung bagaimana menuliskannya atau menyampaikan. Hal ini karena keterbatasan media untuk menyampaikan.

Beberapa bagian juga memberitahukan kebutuhan si anak agar dikirimi. Contoh misalnya lauk pauk, peralatan mandi, belajar, dan lain sebagainya.

Model Surat setelah beberapa bulan berada di pesantren

santri assalaam sukoharjo 2017
santri assalaam sukoharjo 2017

Setelah fase baper kangen-kangen dalam surat, dan anak sudah mapan di ponpes, biasanya intensitas kangen tetap ada namun sudah berkurang.

Adakalanya curhatan tentang kawan atau keadaan lembaga juga sudah berkurang.

Dan yang lebih utama adalah surat ini berisi daftar permintaan atau request anak tentang kebutuhan barang – barang si anak.

Adakalanya jika memungkinkan si anak akan meminta makanan masakan ibunya. Karena kangen dengan masakannya.

Jadi pada fase ini cenderung lebih kepada list daftar permintaan barang atau kebutuhan santri selama mondok.

Kalau jauh letaknya, umumnya meminta dikirim melalui paket. Jika dekat dan dapat dikunjungi, umumnya dibawakan langsung saat berkunjung atau istilahnya sambangan untuk pesantren tradisional atau salaf.

Santri Level Dewa (Surat Anak Pondok Pesantren kepada Orang Tua)

Maksudnya adalah santri yang sudah lama berada di pesantren. Ya setidaknya sudah belajar selama satu tahun di lembaga ini.

Pada kasus-kasus tertentu, contohnya sedang kepepet uang atau barang, anak-anak atau santri ini suratnya lebih singkat dan padat.

Yaitu to the point menyampaikan kondisinya sedang kehabisan uang alias bokek. Jadi minta kiriman uang atau sangu.

Hal ini juga berlaku untuk barang kebutuhan dia.

Jadi dalam surat ini berawal dengan salam pembuka, kemudian sudah tidak ada baper baperan kangen atau curhatan, namun langsung menyampaikan bahwa uangnya habis untuk beli ini itu.

Sehingga karena mepetnya keuangan mohon segera dikirimi sangu. Kira kira begitu isi suratnya. Singkat padat namun memusingkan orang tuanya jika sedang tidak pegang duit.

Cerita unik dibalik surat anak pesantren kepada orang tuanya

Jaman dahulu di tahun 1992 ada santri yang bernama Wachid Taufiqurrohman yang berasal dari Boyolali. Dia memiliki teman bernama Achmad Ichwan yang berasal dari mangkang Semarang.

Pada masa itu keduanya sama-sama santri baru di pesantren modern. Tepatnya kelas 1 MTS.

Karena masih belum eranya ponsel, mereka memberi kabar orang tuanya melalui surat yang dikirim lewat kantor pos melalui kotak pos yang berada di depan pesantren.

Saat membuat surat, salah satu dari keduanya bertanya kepada kawannya yang juga sedang menulis surat kepada bapak atau ibunya.

Pertanyaannya kira-kira begini;

Nulismu surat nganggo basa Jawa apa basa Indonesia? Kamu menulis suratnya menggunakan Bahasa Jawa atau Indonesia?

Kawannya menjawab : nganggo Basa Indonesia (menggunakan Bahasa Indonesia).

Waa, nek nganggo Basa Indonesia, berarti kowe nek nang ngomah ora Boso karo bapak ibumu 😀

Jadi benar adanya, apabila santri yang berada di rumah menggunakan Bahasa Jawa untuk komunikasi keseharian, jika dia menuliskan surat kepada orang tuanya menggunakan Bahasa Indonesia, maka besar kemungkinan dia tidak memakai bahasa halus dengan orang tuanya.

Kenapa begitu?

Karena jika dia menuliskan surat memakai Bahasa jawa, jika pakai ngoko tentu tidak enak. Jika memakai bahasa halus alias kromo alus tentu kurang ngeh, karena tiap hari juga bahasanya ngoko.

Maka dia akan lebih nyaman memakai Bahasa Indonesia ketika menulis surat. Nah demikianlah sekedar analisa tentang isi Surat Anak Pondok Pesantren kepada Orang Tua. Terima kasih sudah iseng mampir membaca, dan wassalamu’alaikum.

Zahra Nada

Santri kelas 1 PKPPS Wustha pada Pondok Pesantren Darul Mubtadi-ien Kebakkramat Karanganyar

Tinggalkan Balasan