Santri Kobong dan Istilah Khas Pondok Pesantren Salafiyah

Santri Kobong dan Istilah Khas Pondok Pesantren Salafiyah

Santri Kobong dan Pondok Pesantren salafiyah, mengenal istilah yang khas pada ponpes tradisional yang kental dengan nuansa tawadhu kepada kiai serta kitab kuning ataupun menghafal al-Qur’an beserta kegiatan santri.

pontren.com – assalaamu’alaikum, Bisa jadi yang belum banyak tau akan menyangka bahwa santri kobong adalah santri yang terbakar (kobong : Jawa).

Padahal kata kobong merujuk kepada istilah lokasi tempat santri tidur atau kamar yang berderet, pada zaman dahulu lazimnya terbuat dari kayu.

Akan tetapi pada masa sekarang sudah banyak menggunakan bahan masa kini yaitu semen pasir kerikil besi dan lain lain yang diwujudkan menjadi tembok ataupun beton.

Salah satu ciri khas dari santri Kobong adalah pelajaran yang di pelajari di pondok pesantren Kobong.

Yaitu kitab Klasik yang sering disebut dengan kitab kuning ataupun kitab gundul (karena tidak ada harakat pada huruf hijaiyah).

Sedangkan pada pakaian, para santri biasa menggunakan sarung dan baju koko atau yang lain. Sedangkan santri putri dengan pakaian menutup aurat dengan model kerudung yang sederhana dan jauh dari pengaruh model kekinian.

Pada dataran metode kegiatan belajar mengajar, pesantren kobong pada dasarnya menggunakan metode sorogan dan bandongan.

Metode ini juga kadang masih banyak pesantren modern yang mempraktekkanya pada saat mengaji kitab klasik.

Kelebihan santri Kobong

Keunggulan santri kobong terletak pada kemampuan penguasaan grammar dan arti dari kitab Kuning, dimana hal ini jarang di dapatkan pada kalangan santri modern yang cenderung kuat di bidang pemahaman dan percakapan di bidang bahasa arab.

Walaupun tentunya pada kasus tertentu di kalangan santri ada yang memiliki kelebihan lintas keumuman di pesantren kobong ataupun pesantren modern.

santri kobong

Secara akhlak, dalam bermuamalah umumnya santri yang mengenyam di pesantren kobong dengan baik akan memiliki keluhuran budi dalam bertingkah laku budi luhur akhlak mulia karena terbiasa di lingkungan pondok pesantren.

Dimana di pondok pesantren sosok kyai mendapatkan posisi yang sangat tinggi dan bahkan menjadi pusat peraturan di pesantren.

Sehingga dengan kebiasaan sifat tawadhu dan menghormat kepada Kyai maupun senior santri menjadikan terbawa ke dalam kehidupan sehari hari.

Selain penguasaan baca kitab secara arti dan grammar (nahwu shorof), kebanyakan lulusan pesantren model ini memiliki kemahiran dalam merangkai kata berkisah, memimpin tahlil, ziba’ maupun berzanjen. Dan kesenangan dalam ziarah ke makam para alim ulama maupun wali yang sudah mendahului.

baca :

Istilah Khas santri Kobong

Dalam kehidupan di pondok pesantren, ada beberapa istilah yang masyhur terkenal di kalangan santri kobong. Diantara istilah yang sering terdengar dan banyak dikenal di kalangan ini adalah :

ROAN

Yaitu kegiatan rutin bersih bersih pesantren baik dari kamar, halaman sampai tempat ibadah yang dilakukan secara berjamaah, biasanya rutin di lakukan pada hari tertentu.

Misalnya di lakukan pada hari ahad atau hari Jum’at. Umumnya setelah kegiatan ini santri mendapatkan jatah waktu libur atau boleh bermain main.

Gothakan (baca Gotha an)

Merupakan tempat santri beristirahat maupun tidur serta menaruh barang barang pribadi yang di tempatkan dalam almari.

Istilah modern nya yaitu kamar.

Sedangkan istilah yang banyak di sebut oleh kalangan santri adalah Kobong.

Khodim

Berasal dari kata bahasa arab yang di ambil langsung. Mempunyai arti pelayan.

Yaitu sebutan bagi santri yang mengabdikan diri untuk melayani Kyai.

Dengan keikhlasan supaya di berkahi oleh Allah SWT dengan keikhlasannya melayani kepada Pak Kyai ataupun keluarganya.

Mayoran

Merupakan kata kata bahasa jawa yang mempunyai arti “makan bersama-sama”.

Yaitu kegiatan makan bersama yang umumnya di lakukan setelah moment moment tertentu atau hari tertentu. Bukan hanya sekedar makan bersama, akan tetapi kegiatan untuk mewujudkan makan bersama pun di lakukan bersama sama.

Yaitu mulai dari belanja, memasak dan di akhiri dengan melakukan santap bersama dan membersihkan perabotan setelah masak dan makan. Karena chef nya beramai – ramai, secara rasa kadang juga menjadi aneh dan beraneka rasa.

Akan tetapi rasa dikalahkan oleh kenikmatan kebersamaan dan keikhlasan serta persahabatan sehingga umumnya para santri lahap menikmati hidangan.

Ngapsahi

santri sedang ngabsahi?

Pada saat santri mengaji bandongan, biasanya santri akan memberikan makna pada kalimat yang belum diketahui, baik menggunakan pensil ataupun dengan pena.

Ada juga yang kemudian memberikan kata kepada aktivitas ini menjadi njenggoti ataupun ngganduli.

Lalaran

Kegiatan menghafal nadzom yang dilakukan oleh santri secara dilakukan.

Kadang kala dilakukan secara sendirian dan juga ada kalanya dilakukan dengan berjamaah.

Marhabanan

Kegiatan berjamaah membaca sholawat maupun text atau juga barjanzi maupun ziba, sumtut dhuror, burdah maupun yang lain.

Takzir

Hukuman bagi santri yang melakukan pelanggaran, pada pesantren modern kadang juga disebut dengan iqob.

Boyong

Adalah sebuah kejadian dimana santri pulang meninggalkan pondok pesantren bukan dalam rangka liburan akan tetapi karena sudah selesai dalam menimba ilmu dari pondok pesantren.

Tentunya berbeda dengan santri yang pulang karena liburan, santri yang boyong menghadap kepada pengasuh pesantren mohon diri untuk boyong dari pesantren.

Demikian sekilas tentang pondok pesantren klasik yang mana juga berdasarkan istilah kamar tempat beristirahat aktivitas maupun bobo yang dinamakan dengan kobong. Sehingga mereka

Postingan baru : Kami usahakan Jadwal hari Senin dan Jumat akan ada tambahan postingan artikel baru. Terima kasih sudah menyimak. saran dan kritik serta sumbangan artikel kami tunggu. contact info : cspontren@yahoo.com twitter : PontrenDotCom FB : Gadung Giri

0 Comments on “Santri Kobong dan Istilah Khas Pondok Pesantren Salafiyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*