Anda tentu mengenal pulau Bali yang merupakan lokasi sangat banyak orang mengenal tempat ini. Bahkan dalam beberapa kasus menyebutkan bahwa turis atau orang luar negeri lebih mengenal Bali daripada Indonesia.
Singkatnya Bali lebih dikenal atau terkenal daripada Negara Indonesia.
Karena kondang sebagai tempat wisata karena keindahan pantai serta budayanya membuat pulau ini banyak didatangi oleh turis asing semisal bule dari Australia, Amerika, negara Eropa lainnya.
Turis dengan Penghasilqn dan Kekayaan Menengah Kebawah
Ini saya merangkum beberapa tulisan dan opini orang-orang tentang strata pengunjung Bule di Bali berdasrkan kekayaannya.
Jadi di suatu media sosial ada yang bertanya, apakah bule yang berkunjung ke pulau Bali kere-kere?
Maksud kere disini bukanlah menghina. Namun merujuk kepada isi kantong pelancong dengan wisatawan yang lainnya.
Dan yups jawabannya memang seperti itulah kenyataannya.
Umumnya (pasti tidak semua) wisatawan bule yang datang ke pulau dewata penghasilannya adalah menengah kebawah.
Para turis penghasilan menengah kebawah ini kebanyakan memilih tempat yang murah meriah untuk ukuran mereka.
Apalagi inferior kurs mata uang beberapa negara Asia Pasifik memudahkan menjatuhkan pilihan wisatanya.
Misalnya saja ke Bali, Vietnam Thailand, Filipina yang nilai tukar mata uangnya begitu sederhana.
Kemana Turis Bule Kaya Liburan?
Pertanyaannya, kemana para jetset ini plesir?
Jika mereka berduit, pilihan plesirnya ke Asia Timur seperti Jepang Korea, atau ke Dubai, ke Negara-negara eropa semisal Swiss, atau piknik ke Hollywood.
Jadi Wisatawan Bule elit itu pikniknya renang di Bahama, ekspedisi ke Alaska, Perjalanan Safari di Afrika, dan masih banyak lagi tempat eksotik yang turis mendang mending tidak mampu menjangkau biayanya.
Bahkan ada orang yang menuliskan kedongkolqn hatinya saat Bali bukan tempat wisata pilihannya. (Namanya juga selera, mau wisata kemana aja jga bebas, ada juga yang tidak suka wisata ke Bahama).
Jadi suaminya memiliki rumah di India, Maladewa, Jerman dan Bahama. Suaminya mengatakan bahwa Bali bukanlah untuk dia.
Biar Enggak Tajir Tapi Tetap Turis Nomor satu, apalagi dibanding Turis Domestik
Bolehlah komentar mereka adalah para kelas menengah kebawah, Namun yang jelas turis bule ini menjadi sumber cuan yang menggiurkan.
Kipasan uang dollar dan kurs mata uang yang tinggi membuat para bule ini menjadi bak raja. Kenapa seperti raja? Biar gogrog uangnya dan besok kembali lagi berkunjung.
Beda nasib dengan wisatawan domestik yang standar gajinya adalah UMR, tentu kurang seksi secara pendanaannya.
Pada situs quora ada banyak merespond pertanyaan yang menanyakan perlakuan berbeda di tempat wisata karena seorang wisatawan domestik.
Ada yang menceritakan staf hotel yang sinis, pelayanan rumah makan yang menomorduakan wisatawan lokal.
Sampai sampai dia tidak mau lagi di makan di area itu, alasannya karena muka lokal dinomorduakan, bahkan lebih parah dicuekin.
Tentu tidak semuanya seperti itu, karena ini bisa jadi merupakan pengalaman dan pendapat lokal. Tentu tidak bisa mewakili semua pihak.
Star Syndrome Turis Bali
Golongan menengah kebawah tentu perlu giat bekerja keras dan umumnya menempati posisi dan tempat disuruh-suruh.
Maksudnya adalah dia masih memiliki atasa yang memberi instruksi kepadanya untuk melakukan tindakan.
Namun saat plesir ke Indonesia, dia mendapatkan pelayanan yang sangat hebat. Bahkan melebihi layanan kepada orang lokasi asli penduduk pribumi.
Karena layanan bagaikan raja ini, dari yang saat bekerja disuruh-suruh, kena omel, disalahkan, menjadi raja kecil yang mendapatkan keinginannya.
Bahkan bisa saja di lingkungan kerja atau sosialnya dia adalah orang yang tidak dianggap.
Hal ini menjadikan rasa percaya diri yang naik dan adalalanya menjadi norak. Seperti sesuatu yang sudah lama berada di kandang kemudian dia dilepaskan.
Makanya ada beberapa kejadian turis yang rese. Bikin onar keributan.
Meskipun sudah ada keributan keonaran maupun juga hal melanggar pidana dan perdata oleh turis asing, kehadiran mereka tetaplah akan diharapkan kedatangannya.
Kenapa?
Karena mereka membawa uang. Mereka hilang tentu banyak yang merana. Biarpun berada di strata paling rendah untuk wisatawan bule, namun tetaplah cuan.
Dan berita bagusnya, sekere-kerenya bule namun dalam mendapatkan service tetaplah bersaing dengan pelancong domestik berwajah lokal.