Puasa dalam Tradisi Filosof

Puasa dalam Tradisi Filosof

Puasa dalam Tradisi Filosof, 🌾 Ngaji Kehidupan 03 Ramadlan 1443 H. Sebagai sebuah ritus ibadah, puasa tidak hanya dikenal oleh umat Islam. Hampir seluruh agama, baik yang dikenal dengan istilah “agama langit” maupun “agama bumi” mengenal praktik puasa.Tentu saja dengan tata cara dan aturan yang tidak sama dengan syari’at Islam.

Puasa juga dikenal dalam tradisi dan pengalaman orang-orang besar, bijak ,cerdik dan pandai yang kemudian dikenal dengan istilah filosof. Para filosof, baik pada masa Yunani kuno, zaman pertengahan hingga modern tidak asing dengan praktik puasa. Mereka menganggap dan menjadikan puasa sebagai sebuah praktik yang memiliki keuatamaan yang luar biasa.

Plato, seorang filosof besar Yunani kuno (347 SM) yang memiliki pengaruh luar biasa dalam tradisi intelektual umat manusia berkata, “Aku berpuasa agar mental dan fisikku lebih efisien”. Puasa menurut Plato tidak hanya menjadikan mental lebih efisien,namun juga fisik lebih baik.

Saint Agustinus (430 M) seorang filosof Kristen awal yang sangat berpengaruh mengatakan ,”Puasa membersihkan jiwa, meningkatkan fikiran, menspiritualkan yang fisik, menumbuhkan rasa sesal dan kerendahan hati, menyingkirkan hawa nafsu, memadamkan api ketamakan dan menyalakan cahaya hati kesucian”.

Dante Alighieri (1321 M) seorang filosof-penyair abad pertengahan asal Itali berpendapat, “Puasa memiliki kekuatan yang lebih dahsyat dari kesedihannya”. Menurut Dante puasa memiliki kekuatan yang luar biasa bagi manusia, jauh dibandingkan dengan penderitaan ketika melaksanakannya.

Puasa dalam Tradisi Filosof beserta pendapat tentang berpuasa

Paracelsus (1541 M) seorang dokter-filosof asal Swiss mngatakan, “Puasa adalah pengobatan terbaik”. Benjamin Franklin (1970 M) filosof dan tokoh Amerika di zaman modern mengatakan hal yang serupa,” Obat terbaik adalah istirahat dan puasa”. Apa yang dikatakan paracelsus dan Bejamin Franklin sejalan dengan sebuah ungkapan ulama tentang puasa , “shumuu tasihhu”( berpuasalah maka kamu akan sehat).

Fyodor Dostoyevski (1881 M), Filsosof asal Rusia pernah mengungkapkan,” Ketaatan, doa dan puasa sering ditertawakan, padahal hanya dengan itu seseorang akan mampu membebaskan dirinya”. Herman Hesse (1946 M) Filosof jerman juga memiliki penyataan yang cukup dahsyat tentang puasa, “Setiap orang dapat melakukan keajaiban, seseorang dapat mencapai tujuannya jika ia mampu berfikir, menunggu dan berpuasa”.

Puasa juga menjadi inspirasi bagi pejuang politik kemanusiaan asal India, Mahatma Ghandi (1948 M). Ghandi suatu ketika mengatakan ,” Agamaku megajarkan kepadaku bahwa ketika muncul tekanan yang tidak bisa disingkirkan sendiri, seseorang harus berpuasa dan berdoa”.

Pernyataan para tokoh besar dan filosof tentang puasa di atas semakin meyakinkan kita akan keagungan syariat Islam dan kedahsyatan puasa Ramadhan yang kita jalankan saat ini . Semoga Allah meridloi puasa kita. Amien Ya Rabbal ‘alamien. 🤲

—- Muh. Rifai al Faqir

salam blogger

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*