Soal soal ujian masuk SD MI

tes ujian masuk SD
ilustrasi ujian lisan

Soal Ujiann Masuk SD MI. Secara aturan, berdasarkan PP nomor 17 Agustus tahun 2010 memuat larangan tentang tes calistung bagi calon murid atau siswa sekolah dasar. Kenyataan di lapangan, ternyata masih ada sekolah baik SD maupun MI yang melakukan ujian atau tes masuk bagi anak anak yang mendaftar.

pontren.com – assalaamu’alaikum, Disini saya tidak akan menganalisa tentang larangan ujian baik secara positif maupun negatif.

Hanya berusaha menganalisa situasi yang terjadi dan menyampaikan beberapa hal yang saya ketahui.Penyebab adanya tes ujian masuk SD atau MI

Walaupun sudah ada aturan terkait larangan tes ujian bagi anak anak sekolah dasar, kenapa di lapangan masih ada juga sekolahan yang melakukan hal tersebut?

baca :

Ada dua hal yang menyebabkan kenapa hal ini terjadi.

Dari dua hal tersebut, hal pertama merupakan penyebab pokok terjadinya ujian, sedangkan hal kedua merupakan efek samping sekaligus pemanfaatan akibat dari hal pertama.

Agak berbelit dan susah memahami apa yang saya tulis? Saya sendiri mungkin juga agak mengeryitkan kening memahami tulisan ini.

Baiklah. Singkatnya penyebab adanya ujian tersebut adalah :

1. Kapasitas kelas tidak sebanding dengan jumlah pendaftar.

Umumnya terjadi pada sekolahan yang berkualitas atau minimal dianggap berkualitas.

Adalah hal lumrah terjadi dimana-mana ketika sekolahan yang bagus dan dianggap baik menjadi favorit dan idola orang tua.

Ada rasa senang atau bahkan kebanggaan tersendiri bagi orang tua yang bisa masuk ke sekolah terkenal atau favorit.

Dengan terbatasnya kapasitas kelas dibandingkan jumlah pendaftar, menjadikan sekolahan mau tidak mau harus menolak sejumlah siswa. Salah satu cara paling fair dalam menolak siswa tentunya dengan adanya seleksi.

Seleksi yang umum dipakai adalah dengan ujian.

Sampai saat ini saya belum mengetahui seleksi sekolah hanya berdasarkan umur atau tanggal lahir seorang siswa.

2. Pembagian kelas berdasarkan kemampuan.

Dengan adanya ujian, bisa dipetakan dan di tempatkan anak-anak yang sekiranya kemampuannya berimbang.

Dengan kelas yang bisa dikatakan seimbang homogen kemampuan anak, akan lebih memudahkan guru dalam memberikan pelajaran.

Seandainya anak anak secara random di tempatkan satu kelas antara anak yang umumnya pintar dengan sebagian yang umumnya kurang canggih, maka guru akan kerepotan memilih antara melanjutkan pelajaran bagi mereka yang cerdas atau mengulang lagi yang diajarkan karena memperhatikan yang kemampuannya tertinggal.

Pembagian kelas ini bisa terjadi jika sekolahan memeiliki beberapa local dan kelebihan pendaftar. Kalau kekurangan pendaftar saya kira juga tidak akan di pilih maupun dipilah.

Selama ada yang mendaftar hayuk saja dipersilakan masuk 😀 .

Kira kira begitulah alasan kenapa masih ada sekolah yang melakukan tes ujian masuk bagi calon murid sekolah pendidikan dasar.

Adapun beberapa soal-soal ujian masuk yang bisa disampaikan adalah sebagai berikut :

Soal-soal ujian masuk SD calistung

Untuk soal calistung, pertama yang ditanyakan adalah tentang huruf.

Metode nya dengan cara penguji membuka buku atau kertas yang didalamnya terdapat 26 huruf latin yaitu

A B C D E

F G H I J

K L M N O

P Q R S T

U V  W X Y Z

a b c d e 

f g h i j 

k l m n o 

p q r s t 

u v  w x y z

dengan ukuran yang besar dan tebal.

Mudah di lihat dan dibaca oleh anak umur 6-7 tahun. Kemudian penguji akan menunjuk huruf (umumnya secara acak) dan calon siswa diminta mengucapkan huruf yang ditunjuk oleh guru penguji.

Setelah selesai dengan huruf, kemudian berlanjut pada angka.

Pada bilangan yang pernah saya lihat diujikan berkisar pada angka dibawah ini

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1000

Seperti pada ujian pengenalan huruf, pada tes angka bilangan ini juga dengan metode yang sama.

Petugas penguji menunjuk angka (biasanya dengan pena) dan kemudian calon murid diminta menyebut bilangan yang ditunjuk.

Ujian membaca anak SD

Setelah selesai dengan tes huruf dan angka, meningkat kepada membaca.

Adalah kata-kata sederhana yang umumnya terdiri dari dua kata yang digunakan untuk ujian. Misalnya

mama papa hari mata

sapi kuda topi baju

jari tahu siku dasi

kira kira kata kata seperti itu yang dijadikan ujian membaca bagi anak-anak.

Jadi ibu – ibu tidak usah galau karena kata sulit seperti discount, harbolnas, gebyar potongan maupun kata sulit dibaca oleh anak-anak normalnya tidak akan muncul dalam kertas ujian yang disajikan oleh sekolahan.

Tes ujian berhitung

Kelar dengan membaca, hal yang lumrah adalah pertanyaan tentang penjumlahan dan pengurangan sederhana.

Soal yang ditanyakan umumnya tidak lebih dari bilangan 10. Contohnya adalah :

1 + 1 = ….

2 + 2 = ….

3 + 2 = ….

5 – 2 = ….

7 – 4 = ….

Guru menanyakan secara lisan sambil menunjukkan soal yang ditanyakan.

Umumnya guru akan memandu calon murid dan menjelaskan secara jelas kepada anak agar bisa menjawab pertanyaan.

Peserta juga dipersilakan menggunakan jari untuk berhitung.

Soal ujian mengenal bentuk dan benda

Pada tahap ini, disodorkan berbagai macam gambar baik hewan seperti kambing, kucing, kuda, ikan, ayam dan sebagainya.

Juga gambar benda benda, misalnya meja, kursi, pulpen, rumah, telfon dan sebagainya. Sang anak diminta mengucapkan nama hewan atau benda yang ditunjuk oleh tukang uji dari pihak sekolahan.

Selesai dengan gambar hewan dan benda disekitar, kemudian ada pula benda benda seperti bintang, lingkaran, jajaran genjang, persegi panjang maupun semacamnya.

Seperti gambar dibawah ini

soal ujian masuk sd

Soal ujian logika masuk SD

Soal ini berupa Tanya jawab bagi siswa.

Dimana penguji bertanya kepada murid.

Adapun contoh pertanyaan adalah seperti dibawah ini :

Ibu memasak di …

Pekerjaan ibu adalah …

Adik …. Boneka

Pekerjan ayah …

Kira-kira pertanyaan seperti itulah yang di ujikan pada seleksi masuk sekolah dasar.

Pastinya tidak sama persis seperti pertanyaan diatas, akan tetapi kisaran pertanyaan yang diujikan tentunya sederhana dan tidak jauh dari seperti contoh.

Soal ujian mengenal warna

Rampung dengan membaca menulis berhitung dan logika, hal yang sering diujikan adalah mengenal tentang warna.

Hal ini dilakukan guna mengetahui sejauh mana daya tangkap dan kemampuan siswa juga untuk deteksi dini terkait kemampuan mengenal warna oleh murid dan cek buta warna.

Hal yang sering dilakukan dalam tes ini adalah tulisan warna dengan warna berbeda.

Misalnya tulisan kuning dengan warna merah, tulisan biru dengan warna hijau, tulisan merah dengan warna hitam.

Dimana anak diminta untuk menyebutkan warna dari huruf dimaksud, bukan membaca tulisan yang ada.

Ujian Masuk MI

usai dengan permainan kata warna, selanjutnya diadakan tes warna ishihara (ishihara color test).

Yaitu suatu metode untuk mengetahui apakah seseorang mengalami buta warna atau tidak.

Jika anda anda sudah tahu apa itu ishihara,  ya seperti ketika ujian sim atau mencari surat kesehatan keperluan kerja.

Dimana ada lingkaran yang didalamnya terdapat lingkaran lingkaran warna warni yang ternyata membentuk huruf atau angka.

Gambarnya seperti dibawah ini ataupun semisalnya :

tes ujian ishihara
tes ujian ishihara

Ujian tes menulis masuk SD

Selanjutnya tentang kemampuan menulis murid. Anak – anak diminta menuliskan sesuatu di kertas kosong yang telah disediakan panitia, bisa berupa kata sederhana semisal mata, kaki, baju, topi, mama, papa.

Selain kata sedernaha, bisa juga diminta menulikan nama si anak sendiri, atau nama ibu, bisa juga nama bapak ataupun ayah murid.

Hal ini tergantung improvisasi dari sang penguji.

Soal ujian masuk SDIT atau MI Mendaftarkan masuk Sekolah

Bagi sekolah yang berbasis Islam (tidak mesti SDIT juga sih) seperti SD Muhammadiyah, SD NU, SD Yayasan Islam ataupun Madrasah Ibtidaiyah yang membludak pendaftar.

Selain tes diatas, umumnya ditambahkan dengan ujian terkait keislaman.

Adapun ujian yang biasa dilakukan adalah :

Yang sering menjadi bahan ujian pada tahap ini umumnya adalah membaca iqro 1.

Dimana akan dibuka secara acak buku iqra dan kemudian guru menunjuk huruf dan murid diminta menyebutkan huruf yang ditunjukkan.

Pada sektor hafalan, umumnya murid diminta menghafal doa yang pendek dan sering dipakai.

Seperti doa mau tidur, doa bangun bobo, masuk kamar mandi, keluar toilet, dan mungkin juga membaca surat pendek semisal an nas, al falaq, al fatihah.

Kesimpulan tentang soal soal ujian masuk Sekolah dasar

Setelah disampaikan beberapa contoh soal dan materi soal soal masuk SD MI diatas, saya menyimpulkan bahwa ujian masuk SD lebih bersifat seperti ujian lisan.

Dimana guru atau penguji aktif dalam bertanya kepada calon murid. Dan umumnya dalam ujian ini orang tua atau wali mendampingi murid dalam ujian masuk daftar Sekolah dasar.

Kesimpulan selanjutnya adalah, umumnya dalam ujian ini para penguji sudah mempunyai primbon alias buku panduan tetap.

Dan sepertinya dari tahun ke tahun menggunakan buku yang sama.

Jadi jika anda memiliki teman dimana dia mengajar di sekolahan yang anda tuju, ada baiknya untuk minta tolong pinjam atau di foto copy kan buku primbon dimaksud 😀

Apabila ada yang bertanya, bagaimana saya bisa menulis diatas? Atas dasar apa?

Jawab saya adalah, saya pernah melakukan reportase di suatu sekolah yang mengadakan test ujian masuk bagi anak setingkat sekolah dasar.

Dalam hal ini saya juga sempat mendokumentasikan secara audio viual dari awal sampai akhir salah satu peserta test yang diuji.

Untuk melihat reportase dan nonton videonya bisa anda simak pada tes ujian masuk Sekolah dasar / Madrasah Ibtidaiyah 

demikian pengalaman menemani anak dalam mendaftarkan ke SD serta ujian masuk secara lesan dan tes menulis serta calistung dan psikotes. wilujeng sonten, salam kenal, wassalaamu’alaikum.

Ibnu Singorejo

Postingan baru : Kami usahakan Jadwal hari Senin dan Jumat akan ada tambahan postingan artikel baru. Terima kasih sudah menyimak. saran dan kritik serta sumbangan artikel kami tunggu. contact info : cspontren@yahoo.com twitter : PontrenDotCom FB : Gadung Giri

Tinggalkan Balasan

This Post Has 2 Comments

  1. romi

    orang tua juga di berikan tes tulis atau wawancara ga ya ??

    1. Gadung Giri II

      Tergantung sekolahan, apakah orang tua di wawancara atau tidak. Masing masing sekolah punya kebijakan sendiri