Beberapa mahfudzot tentang bersyukur pepatah bahasa arab kata kata bijak tentang mensyukuri apa yang ada dan dimiliki serta cara menjaganya. Ditambahkan beberapa keterangan penafsiran maksud dari mahfudzot tersebut.
pontren.com – assalaamu’alaikum, menurut penjabaran dari Ibnul Qoyyim dalam Madarijus Salikin, 2/244 bahwasanya yang dimaksud dengan Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui ucapan lisan atau lidahnya, dalam bentuk pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat.
Kemudian juga Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah”
Itulah yang dimaksud dengan syukur versi dari Ibnul Qoyyim.
Berikut ini adalah beberapa mahfudzot yang memiliki keterkaitan dengan rasa syukur atau bersyukur.
Mensyukuri apa yang ada di Hari ini Mahfudzot
Meskipun adapula yang memiliki penafsiran berbeda dalam hal inti dari mahfudzot dibawah ini, akan tetapi bisa pula diartikan dengan mensyukuri apa yang sedang ada dan dimiliki.
Adapun mahfudzat tersebut adalah;
بَيْضَةُ اليَوْمِ خَيْرٌ مِنْ دَجَاجَةِ الغَدِ
Teks latin baidhotul yaumi khoirun min dajaajatil ghadi
Artinya : Telur hari ini lebih baik daripada ayam esok hari.”
Secara harga atau value, memang ayam lebih mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan telor.
Akan tetapi dikala memang yang ada pada hari ini adalah telur maka telur hari ini lebih baik dari pada ayam keesokan harinya.
Karena telor sudah berada di tangan, sedangkan ayam masih belum ada kejelasan besok hari bisa diraih ataupun tidak. Untuk itulah bersyukur dengan apa yang ada pada saat ini.
Sebagaimana pepatah Indonesia mengatakan Lebih baik satu burung di tangan dari pada sepuluh burung di pohon yang maknanya lebih baik memiliki sedikit tapi sudah pasti ditangan daripada banyak akan tetapi belum pasti.
Mahfudzot Berusaha dan Bersyukur
إِنْ أَنْتَ لَمْ تَزْرَعْ وَأَبْصَرْتَ حَاصِدًا نَدِمْتَ عَلَى التَّفْرِيْطِ فِيْ زَمَنِ الْبَذْرِ
وَإِذَا كُنْتَ فِيْ نِعْمَةٍ فَارْعَهَا فَإِنَّ الْمَعَاصِيَ تُزِيْلُ النِّعَمَ
teks latin : In anta lam yazra’ wa absharta haasidan nadimta ‘alat tafriithi fii zamanil badzri
Wa idzaa kunta fii ni’matin far’ahaa, fainnal ma’aashii tuziilun ni’ama
artinya : Jika kamu tidak tak bercocok tanam kemudian kmu melihat orang memanen tanamannya Maka pastinya dirimu menyesali akibat bermalas-malasan pada masa bercocok tanam.
Dan pada saat dikau dalam keadaan sebuah nikmat, maka jagalah dia
Karena sesungguhnya maksiat-maksiat itu menghilangkan nikmat.
Dalam hal penjelasan melihat orang lain memanen maksudnya adalah hendaknya dalam berusaha atau usaha diperhatikan waktu dan masanya, apabila dia tidak berbuat dan berusaha dimana seharusnya dia bergerak, maka dampak yang tersisa adalah penyesalan.
Sedangkan perihal kenikmatan yang dianugerahkan Allah kepada kita maka sudah seharusnya dan harus di Syukuri, karena Allah akan menambahkan kenikmatan tersebut.
Yang kedua termasuk menjaga kenikmatan yaitu dengan menghindari kekufuran karena kekufuran dalam berbagai bentuk dan juga maksiat perbuatan dosa akan menghilangkan kenikmatan tersebut.
Perihal bersyukur dengan nikmat Allah dapat dilihat dalam surat Ibrahim ayat 7 yang secara eksplisit menyebutkan tentang apabila bersyukur niscaya Allah akan menambahkan nikmat kepadanya, dan apabila ingkar dengan nikmat Allah maka azab Allah sangat pedih.
Berikut adalah teks surat Ibrahim ayat 7 disertai dengan arti terjemahan Bahasa Indonesia
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”
Demikian ulasan mahfudzot tentang bersyukur yang ada dalam pelajaran kelas 2 KMI Gontor Ponorogo.
Wilujeng sonten, selamat belajar pepatah Bahasa Arab beserta kata mutiara dan bijak, wassalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh.