Pontren.com – Assalamu’alaikum kaum muslimin wal muslimat dimanapun anda berkegiatan, selamat pagi, salam sugeng enjang. Ngomongin para santri pondok pesantren, maka ada banyak kisah cerita yang dapat diungkapkan.
Salah satunya mengenai menu makan sehari hari mulai dari nasi, minuman, tempat untuk makan, dapur umum, atau mayoran bagi kalangan pesantren salafiyah yang kental dengan nuansa NU.
Ada juga model pondok pesantren dengan sistem dapur umum dimana santri difokuskan dalam pendidikan dan pembelajaran sehingga urusan perut santri di handel oleh pengelola pondok, konsekwensinya adalah biaya SPP yang membengkak karena termasuk uang untuk makan anak didik dalam sebulan.
Pun begitu telah dikelola oleh pihak pesantren, ada saja orang tua yang mengirimi atau membawakan anak-anaknya lauk pauk sebagai pelengkap makan di pesantren, entah itu model pondok modern, salafiyah maupun khalafiyah/kombinasi.
Termasuk alasannya adalah rasa sayang kepada anak, agar anak memiliki pilihan lauk jika tidak cocok dengan jadwal makan dihari tertentu, atau ya sekedar sebagai oleh oleh menyenangkan hati sang anak memiliki makanan lain diluar jadwal rutin kegiatan melahap konsumsi yang diberikan oleh pondok pesantren.
Pertimbangan makanan yang tahan lama untuk dikirimkan kepada anak
Dahulu pada era tahun 1990 ada orang tua yang ngobrol tentang kisah mengirmkan kudapan snack lauk pauk kepada anaknya yang belajar di pondok pesantren daerah Sukoharjo.
Obrolan ini menimbulkan tertawa kecil diantara orang tua santri ini karena beberapa kali pengalaman mengirimkan paket makanan kepada anak, ternyata biaya pengiriman lebih mahal daripada harga makanan yang dikirimkan. 😀
Sekedar informasi, obrolan ini dilakukan oleh orang tua yang berdomisili di pulau Sumatera dengan anak yang sekolah di pesantren wilayah Jawa Tengah.
Kenapa perlu mengirimkan makanan yang tahan lama? Pastinya iyalah, supaya nanti dapat dikonsumsi ananda tercinta dalam kondisi yang baik tidak busuk karena lama pengiriman (mungkin 2-3 hari).
Atau karena alasan supaya lauk pauk dapat dimakan beberapa hari sesudahnya untuk stok beberapa minggu.
Dengan makanan yang teruji ketahannya maka dapat dinikmati dengan durasi yang lebih lama bagi para santri, mendekatkan hati orang tua dengan anak, menyenangkan sang anak, melegakan orang tua dapat memberikan rasa happy kepada buah hati.
Mengirim makanan untuk anak di pesantren ada baiknya mempertimbangkan kandungan gizi
Nah ini termasuk yang diperlukan sebagai pertimbangan dalam pemilihan barang makanan yang akan dikirimkan atau dibawakan ke anak pada saat balik ke pesantren.
Dengan pemilihan makanan dengan gizi tinggi maka ada 2 hal yang didapat yaitu anak memiliki pilihan lauk disaat tidak cocok dengan jadwal menu makan, kedua menambah vitalitas kesehatan anak dengan model lauk makanan yang dipilih cermat dalam kandungan suplemen yang dimilikinya.
Bisa jadi pada pesantren dengan biaya yang hemat maka menu makanan pun menyesuaikan, hal ini tentunya dapat dimaklumi, pepatah jawa mengatakan “ono rego ono rupo” (ada harga ada kualitas), meskipun tentunya pesantren berusaha memaksimalkan kebutuhan asupan gizi para santri dengan keuangan yang ada.
Dengan dibawakan makanan sehat murah meriah dan bergizi harapan yang ada yaitu adanya booster gizi untuk ananda yang sedang di pesantren.
Tidak perlu makanan yang tahan berbulan bulan
Nah ini, kenapa tidak harus terlalu lama? Sebenarnya dengan makanan yang tahan dalam mingguan itu karena komentar alumni pesantren yang mengatakan, “mana ada makanan yang tahan berbulan bulan di pesantren”.
Maksudnya adalah tahan keberadaannya, dengan banyaknya teman kamar, kebaikan hati sang santri maka biasanya dalam hitungan minggu makanan yang dibawakan atau dikirimkan dipastikan bisa ludes.
Jadi jika anda bingung memikirkan makanan yang tahan sangat lama untuk dikirimkan kepada ananda, maka janganlah terlalu pusing, ketahahan makanan tidak selama dengan kecepatan santri menghabiskan kiriman tho’am (makanan) dari orang tua atau kerabat. Percaya dech.
Contoh makanan yang awet tahan lama untuk diawakan anak di pesantren serta kualitas gizi
Dibawah ini adalah beberapa contoh makanan yang akan disampaikan, dapat menjadi pertimbangan orang tua dalam memberikan kiriman makanan kepada anak.
Sebelumnya, saya membuat daftar ini setelah berkonsultasi dengan alumni pondok pesantren modern yang kuliah s1 di salah satu Universitas di pulau dewata Bali, tepatnya di bidang Teknologi pangan.
Maka muncullah beberapa dicontohkan yaitu;
Kentang mustofa
Kering tempe
Serundneg
Kripik bayam/tempe
Kripik teri
Krupuk
Gudeng kalengan
rendang
Adapun setelah dia menyebutkan nama nama makanan yang cocok untuk dikirim ke anak, saya mohon diurutkan dari atas dimulai dari yang bergizi tinggi.
Akhirnya muncullah nama nama makanan sebagaimana dibawah ini (ini hanya pendapat pribadi dan singkat bukan melalui penelitian yang mendalam, bisa jadi daftarnya akan sangat berbeda dengan yang di rilis orang lain.
So here the list
Rendang
Ikan Wader kecil-kecil digoreng
Krupuk kulit ayam
Kering Kentang/kering tempe/gudeng kemasan
Semisal roti, roti kering/bagelan
Dodol
Quart oat
Nah itulah beberapa contoh makanan awet kering yang dapat dikirimkan kepada santri yang belajar di pesantren atau bekal bawaan disaat selesai liburan kembali ke pondok.
Sugeng enjang, salam alibas, wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.