Kelebihan dan Kekurangan Pesantren Modern (Opini)

Kelebihan dan Kekurangan Pesantren Modern, sebuah opini pribadi berdasarkan pengalaman dan observasi sederhana saat mengurus administrasi Pondok.

pontren.com – assalaamu’alaikum, selain itu, ulasan berkenaan dengan kekurangan dan kelebihan pondok pesantren modern, berdasarkan analisa dan penuturan dari alumni ponpes khalafiyah, juga wali santri dan ustadz pengasuh boarding school.

Kelebihan dari pondok pesantren modern berfungsi dengan catatan bahwa sang santri atau murid pontren belajar dengan baik sesuai standar keumuman. Akan menjadi percuma jika santri tidak belajar dengan baik sehingga akan sia sia kelebihan di pondok pesantren tersebut.

Kelebihan Pondok Pesantren Modern

Berikut adalah beberapa kelebihan pondok pesantren disertai dengan analisa sekilas dan padat berimbang menurut pontren.com

Penguasaan bahasa asing secara verbal yang mendingan

Pondok pesantren modern atau ada yang sering menamakan dengan islamic boarding school umumnya menerapkan pembelajaran bahasa asing secara praktek dalam kehidupan sehari-hari.

Santri diwajibkan menggunakan bahasa arab atau bahasa asing ketika berbincang-bincang dengan rekannya.

Dengan keteraturan dan ketaatan santri dalam penggunaan bahasa arab maupun inggris maka secara teori dan teknis murid tersebut akan menyerap kosakata asing yang banyak.

Walau penggunaan bahasa asing dalam berbicara dengan rekan, akan tetapi dikelas umumnya sebagai bahasa pengantar sering menggunakan bahasa indonesia.

Saya pribadi agak meragukan jika ada sekolahan atau boarding school alias pondok pesantren yang menerapkan secara baik bahasa asing (arab atau inggris) pada keseluruhan pembelajaran secara konsisten dan baik.

Mungkin ada, akan tetapi sangat sangat jarang diantara yang jarang.

Pilihan ekstrakurikuler yang bermacam macam

Pada pondok pesantren yang memiliki santri ratusan atau ribuan, menjadikan bermacam guru pengampu yang dimiliki.

Dengan adanya banyak pilihan ustadz menjadi banyak sumber daya manusia yang mengajar di pesantren, tentu ada beberapa guru maupun santri yang mempunyai kemampuan menonjol pada bidang tertentu.

Dengan adanya kemampuan lebih dari yang lain menjadikan pondok pesantren memberikan fasilitas tempat, alat serta pembimbing untuk meningkatkan kemampuan pada bidang minat dan bakat.

Ada beberapa ekstrakurikuler yang umumnya ada pada pondok pesantren

  • Qiroah
  • Hadrah
  • Musik dan qasidah
  • Fotografi
  • Klub Bahasa
  • Pramuka
  • Olahraga (tenis menja, sepakbola, futsal, basket, badminton, sepak takraw, dll)
  • Kaligrafi dan melukis
  • Dan lain sebagainya

Sarana Prasarana olahraga yang memadai

alumni pondok pesantren bertanding sepakbola saat reuni

Pada pondok pesantren modern, umumnya memiliki sarana prasarana yang memadai. Baik itu berupa lapangan outdoor maupun indoor.

Dengan santri mencapai ratusan atau ribuan maka umumnya pesantren memiliki lahan yang luas dan kompleks yang banyak.

Fasilitas lainnya yaitu keberadaan bangunan serbaguna yang didalamnya terdapat line badminton, lapangan pingpong maupun futsal. Selain fasilitas indoor, ada juga lapangan olahraga seperti sepakbola, basket, badminton yang berada di luar gedung.

Belajar mandiri dan berorganisasi

Dengan berada di pondok pesantren menjadikan anak jauh dari orang tua.

Mau tidak mau anak akan mengatur dirinya sendiri. Selain itu belajar tunduk patuh kepada aturan yang ada dan mau diatur oleh orang lain (baik oleh pengurus organisasi pesantren atau ustadz).

Dan dengan banyaknya komunitas (teman satu kamar, rekan satu kelas, sahabat ekstrakurikuler, konsulat kedaerahan) menjadikan anak memiliki kans untuk menjadi pengurus salah satu dari kelompok tersebut.

Dengan begitu sang anak akan menyerap ilmu dari seniornya dan belajar langsung mempraktekkan ilmu yang di dapat dalam kehidupan sehari hari.

Pelajaran umum yang terjaga

Pondok pesantren modern umumnya seperti memindahkan sekolah kedalam pondok pesantren.

Dimana pelajaran yang didapat persis seperti pendidikan di luar pesantren dengan tambahan pelajaran kepondokan.

Semisal pondok tersebut memiliki SMA maka pelajarannya akan sama persis dan di tambahi pelajaran terkait kepesantrenan, begitupula dengan MTs, SMP atau Madrasah Aliyah dan SMK.

Akan tetapi ada beberapa pengecualian pondok pesantren yang memiliki kurikulum tersendiri, semisal pondok pesantren.

Modern Darus Salam Gontor. Pesantren ini mendapatkan muadalah (pengakuan dari pemerintah RI) terkait ijazah yang di keluarkan oleh pondok pesantren.

Dan sudah ada MoU antara Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan Nasioal dalam pengakuan Ijazah Muadalah pondok pesantren modern Gontor, dan juga beberapa puluh pesantren yang mendapatkan muadalah dari Kementerian Agama.

Memiliki Laboratorium Bahasa, komputer serta MIPA

Lumrahnya sekolah elite, pesantren yang baik sering dilengkapi dengan laboratorium Bahasa yang representatif serta peralatan multimedia dan laborat komputer.

Dan dalam menunjang ilmu fisika kimia dan biologi, tentunya kepemilikan laborat MIPA merupakan pilihan yang tidak bisa diabaikan.

Dengan kelengkapan tersebut maka santri bisa tau secara langsung dan praktek dengan peralatan yang tersedia.

Tentunya akan berbeda ketika siswa hanya melihat dari gambar dibandingkan dengan praktek melihat langsung serta memegang peralatan pada laboratorium.

Orang tua tidak repot terhadap pengawasan anak

Bisa jadi salah satu pertimbangan orang tua memasukkan anak ke pondok pesantren karena sedang berada pada kesibukan kerja sehingga sadar diri tidak bisa mengawasi anak secara baik.

Dalam benak wali santri, menyekolahkan anak di pesantren merupakan pilihan paling logis guna pengawasan anak yang lebih baik dibandingkan dengan dirumah.

Utamanya bagi orang tua yang kedua duanya mempunyai karier pekerjaan dan sering tidak berada di rumah. Pesantren merupakan pilihan paling rasional daripada sang anak bebas kemanapun keluyuran tanpa pengawasan.

Kekurangan pondok pesantren Modern

Ada kelebihan, adapula kekurangan. Itulah kehidupan didunia.

Jika pendidikan pondok pesantren modern tidak mempunyai kekurangan, pastinya akan di aplikasikan pada seluruh lembaga pendidikan di seluruh Indonesia bahkan di dunia. Berikut beberapa kekurangan pondok pesantren modern menurut versi pontren.com

Akhlak tidak sebagus pondok pesantren salaf atau salafy

Entah kenapa karena model pendidikan atau budaya, umumnya secara akhlak dan sopan santun anak pesantren modern masih jauh tertinggal dari rekannya lulusan pesantren salafiyah (NU) atau pondok salafy (ahlus Sunnah Wal Jamaah).

Bisa jadi karena umumnya wali santri yang budaya keagamaan dirumah memang seperti itu, dan budaya pada pondok pesantren modern yang lebih cair dan “terlalu komersil”.

Ada juga yang mengkaitkan dengan input santri. Dimana banyak santri yang sebenarnya dirumah belum tertanam nulai keagamaan yang baik. Sehingga di pesantren tidak membuka diri untuk mendapatkan siraman rohani.

Lemah dalam ilmi nahwu dan shorof

Jika diatas dibahas keunggulan dalam bidang bahasa secara verbal (pidato, muhadatsah, conversation) maka kekurangan yang dimiliki alumni pesantren modern adalah sangat kurang sekali dalam penguasaan ilmu nahwu dan sharaf.

Berbeda dengan alumni pesantren NU atau Salafy yang cenderung lebih baik dalam penguasaan grammar bahasa arab.

Jika mengaca kepada lomba MQK (musabaqah qiraaatul Kutub) maka para juara umumnya berasal dari Pondok Pesantren Salafy dan NU. Pesantren modern pada tiarap memble.

Jika bicara lomba pidato bahasa asing umumnya pesantren modern lebih baik dibanding NU.

Catatan, tentunya hal ini berlaku secara keumuman, bukan keadaan kasuistik perseorangan kemampuan perorangan santri.

Yang kuat yang menang

Ada alumni pondok pesantren modern yang mengatakan bahwa di pondok pesantren menggunakan hukum rimba, dimana yang kuat yang menang.

Dari situ sebenarnya tidaklah berbahaya selama sang anak tidak nakal. Akan tetapi jika ada santri yang nakal dan berbuat aneh-aneh serta dia bukan yang terkuat maka resiko di hajar sama yang lebih kuat.

Walau berlaku hukum rimba, akan tetapi umumnya pesantren tetaplah tempat yang damai dan kondusif bagi mereka yang ingin belajar.

Hanya situasi yang sangat khusus terjadi kekerasan pada santri.

Hal itupun umumnya ada sebab akibat dimana ada kejadian sebelumnya yang mendahuli.

Tidak cocok untuk anak yang fisik lemah/sakit sakitan

Bagi anak yang lemah secara fisik, ada baiknya untuk sekolah di dekat orang tuanya karena dengan letak pesantren yang berjauhan akan repot untuk memantau kesehatan.

Selain itu model menu pesantren yang dimasak secara masal bisa jadi membuat anak malas makan pada saat saat menu tertentu.

Dengan keengganan mengkonsumsi yang disediakan oleh pesantren membuat anak mudah sakit atau susah pulih.

Walaupun di pesantren disediakan klinik 24 jam serta dokter atau perawat jaga, tentunya akan berbeda jika di urus dan di dampingi oleh orang tua atau santri.

Pertemuan dengan orang tua yang sangat terbatas

Bagi santri yang berasal dari jauh, bisa jadi bertemu orang tua merupakan kemewahan. Dengan begitu hilang saat saat setiap hari melihat pertumbuhan anak.

Ada seorang santri yang sekarang menjadi dokter spesialis di sumatera, bercerita bahwasanya selama 6 tahun belajar di pesantren hanya pulang selama 3 kali.

Walaupun merupakan kekurangan waktu bertemu, umumnya dengan berjauhan ini akan menjadikan kerinduan yang mendalam antara anak dan orang tuanya.

Ternyata yang sering terjadi adalah orang tua jauh lebih rindu kepada anak. Karena sang anak sudah terbiasa di pesantren dengan teman yang banyak sehingga kerinduan orang tua umumnya lebih tebal jika di komparasi rasa rindu santri kepada wali nya.

Biaya yang relatif mahal

Bagi pondok pesantren yang lengkap serta bagus fasilitasnya, biaya masuknya sering berada di atas 10 juta.

Dan uang syahriah atau SPP berada di atas 1.000.000.- (satu juta) setiap bulan. Dengan membandingkan biaya spp dan uang masuk di sekolah sekitar bisa saja dianggap mahal.

Akan tetapi menurut informasi santri yang berasal dari Bali dan sekarang berdomisili di Tangerang mengatakan bahwa biaya tersebut adalah murah.

Hal ini disimpulkan dari biaya sekolah di tangerang yang adakalanya jauh lebih tinggi dibanding pesantren. Itupun sekolah yang hanya masuk pagi pulang sore, tanpa menyediakan makanan bagi murid.Jika di kalkulasi uang transport, makan 3 kali, fasilitas

yang dimiliki serta sarana prasarana maka biaya di pesantren (bagi dia) adalah murah.

Cuma seperti pindah ke kost

Ini yang sering membuat kecewa bagi wali santri atau alumni pesantren modern. Utamanya bidang akhlak dan ibadah. Alumni pondok modern kadang kurang memperhatikan ibadah dan akhlak. Hal ini bisa jadi dipicu oleh

  • budaya pendidikan umum yang lebih ditekankan dibanding pendidikan agama (dalam hal praktek)
  • input santri ( anak dipaksa masuk pesantren, bukan kemauan sendiri)
  • santri belum tertanam ibadah yang tertib ketika dirumah
  • orang tua santri tidak berbudaya ibadah tertib dan akhlak karimah
  • budaya pesantren yang biasa biasa saja tidak menekankan akhlak yang baik

itulah beberapa kekurangan pada pondok pesantren modern di Jawa atau luar Jawa.

Disclaimer

Tulisan diatas merupakan opini dari pontren.com dan diambil hal yang umum terjadi.

Kejadian khusus tidak dimasukkan karena akan memakan pembahasan yang panjang.

Contoh kejadian khusus seperti biaya pesantren modern ada yang murah, ada santri pesantren modern yang ahli nahwu sharaf, perilaku anak pesantren modern yang jauh lebih sopan dibanding dari anak NU atau Salafy.

Jika ada keberatan atau tambahan terkait tulisan ini, silakan di tuliskan pada kolom komentar atau mengirimkan email kepada cspontren [at] yahoo.com

Postingan baru : Kami usahakan Jadwal hari Senin dan Jumat akan ada tambahan postingan artikel baru. Terima kasih sudah menyimak. saran dan kritik serta sumbangan artikel kami tunggu. contact info : cspontren@yahoo.com twitter : PontrenDotCom FB : Gadung Giri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*