Ini merupakan reportase tulisan lima tahun yang lalu, setelah melihat langsung seleksi ujian masuk sekolah dasar. tepatnya ujian masuk Madrasah Ibtidaiyah alias MI, dan sangat mungkin SDIT, SD Muhammadiyah tes ujian masuk siswa baru tidak jauh dari soal pertanyaan dalam video pada bagian akhir artikel ini.
pontren.com – assalaamu’alaikum, setelah ngobrol dengan salah satu calon pendaftar yang mendaftarkan anaknya, ternyata sang anak antusias dalam mendaftar ke sekolahan ini.
Ditunjukkan dengan antusias persiapan jam 6.15 pagi sudah memakai seragam lengkap beserta sepatu.
Jam menunjukkan pukul 07.00 WIB calon murid dan para wali sudah berdatangan di lokasi ujian yang merupakan lokasi sekolahan.
Kecerdikan dari pengelola madrasah, dipagi itu dipamerkan drum band dari sekolahan serta kesenian dan ketrampilan serta kelebihan para murid MI yang menjadikan para wali beserta calon murid semakin tertarik.
jam setengah delapan pengumuman dikumandangkan kepada peserta ujian beserta pengantar untuk memasuki ruangan yang sudah ditempeli pengumuman dan nama nama peserta ujian masuk.
Dari pengamatan saya, setiap ruang berisi 20 nama anak dengan 2 orang penguji dari pihak madrasah.
Ternyata semua siswa diantarkan oleh wali atau orang tua, tidak ada satupun peserta yang berangkat sendiri. Kebanyakan pengantar adalah wanita.
Kira kira sebanyak 70-80% adalah ibunya, sisanya diantar ayahnya atau walinya.
Setelah wali dan murid duduk dikursi yang disediakan, panitia mengumumkan bahwa tes siap dimulai dan wali diminta mendampingi anak ketika maju.
Akhirnya dipanggil satu persatu sesuai urutan pendaftaran.
Setelah anak maju didampingi wali, kemudian duduk di hadapan penguji.
Selanjutnya sang anak ditanya siapa nama panggilannya, nama ibu, nama ayah dan dimana tempat tinggal. setelah basa basi dengan pertanyaan tersebut akhirnya calon siswa ditanya,” apakah sudah mengenal huruf?”
TES CALISTUNG UJIAN MASUK SD ATAU MI
Pada PP no 17 tahun 2010 terdapat aturan larangan tes calistung bagi siswa yang akan masuk sekolah dasar.
Akan tetapi apa mau dikata, kadang keluhan guru PAUD atau TK/RA yang tidak ingin mengajarkan calistung terlindas oleh kenyataan bahwa sekolah sekolah favorit menyelenggarakan test calistung bagi calon siswa.
Akibatnya jika TK tidak mengajarkan calistung akan berakibat sepi peminat yang artinya = lembaga menjadi wafat.
Sehingga bisa dikatakan bahwa PP diatas seperti macan kertas yang ompong karena situasi.
Kembali ke ujian calistung (baca tulis menghitung).
Yang saya lihat adalah anak disodori buku dengan huruf ABCD-Z dengan ukuran huruf yang memadai.
Kemudian guru penguji menunjuk huruf dan calon murid diminta menyebutkan huruf dimaksud.
Jika lancar maka penguji akan menunjuk huruf secara random atau acak.
Dirasa anak lancar dalam menyebut huruf dilanjutkan setingkat diatasnya yaitu membaca kalimat.
Lebih tepatnya mengucapkan kata yang tertulis yang di desain mudah dibaca, terdiri dari empat huruf dengan komposisi dua huruf vokal dan dua konsonan, misalnya topi, susu, mata, mama, sapi, roti, dan kata semisal.
Pada tes berhitung ujian masuk sekolah dasar, buku yang didepan anak berisi penjumlahan dan pengurangan sederhana seperti 2+2= … 3+1= … 4-2= … 4-1= …. dan ini selain anak melihat soal juga di terangkan oleh penguji serta diucapkan dengan perkataan.
Anak dipersilakan menggunakan jari atau alat yang dibawa sendiri untuk menghitung.
bagaimana dengan tes menulis?
Ujian ini dilakukan dengan anak diminta untuk menulis nama panggilannya sendiri, jika dirasa lancar dan dicurigai sudah diajari dari rumah maka akan dicoba menulis nama ibu atau ayahnya.
Tes ujian masuk sekolah dasar tentang warna
Ditengah ujian calistung ternyata ada ujian lain yang diselipkan.
Untuk mendeteksi apakah calon murid memiliki buta warna. pengujian dilakukan sama seperti ujian SIM, disodori lingkaran warna warni yang membentuk angka.
Anak diminta menyebutkan angka yang ada di dalam lingkaran itu.
Selain itu juga ada ujian untuk mengukur konsentrasi anak yang berupa tulisan warna yang sesuai dan ada yang berbeda warna dengan tulisan, misalnya tulisan hijau dengan warna hijau, tulisan hitam akan tetapi warna tulisan adalah merah, begitu seterusnya.
Disini anak diminta untuk menyebutkan warna yang ada dalam hurud, bukan Membaca tulisan didepannya.
Tes kemampuan anak masuk sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah
selain calistung, ternyata masih ada tes lain berupa pertanyaan untuk mengukur kemampuan anak. Seperti pertanyaaan, ibu memasak di … ada yang menjawab di rumah :D.
Bagi saya sih tidak ada yang salah dengan jawaban si anak, masa mau masak di tempat tetangga.
Biasanya guru mengulangi lagi dan mengarahkan sehingga pada akhirnya anak menjawab dapur.
Selanjutnya ada pertanyaan lain setelahnya, kamu punya adik? dijawab “iya”.
Lanjut disuruh mengisi jawaban. adik … boneka. Sang anak agak bingung dengan pertanyaan ini.
Akhirnya penguji membimbing sang anak sehingga menjawab dengan BERMAIN.
Usut punya usut akhirnya saya paham kenapa sang anak bingung menjawab pertanyaan dari penguji. Fakta di lapangan sang adik calon murid adalah cowok sehingga tidak suka bermain boneka.
Saran saya sih besok besok lagi ditanya dulu apakah adiknya laki atau perempuan.
kelanjutan dari soal tanya jawab yaitu mengenal bentuk.
sang anak disodori gambar gambar beberapa bentuk sederhana semisal lingkaran, bintang, kotak atau bujur sangkar, persegi panjang, jajaran genjang dan bentuk lain.
penguji menunjuk gambar dan murid diminta menyebutkan bentuknya apa. kebanyakan gambar yang ditunjuk adalah lingkaran, kotak, bintang, persegi panjang.
saya dari awal sampai saya keluar tidak pernah melihat penguji menunjuk bentuk jajaran genjang.
baca :
- Hakim bertanya kepada suami istri yang mengajukan izin poligami
- Perbedaan orang kaya dengan orang miskin menurut salah seorang Kyai
- Profesi lulusan pesantren
tes ujian baca al qur’an huruf hijaiyah masuk MI sekolah dasar.
Karena lembaga yang di observasi adalah madrasah ibtidaiyah maka ada ujian mwmbaca huruf al Qur’an.
yang dimaksudkan tentunya sih hanya membaca huruf hijaiyah, bukan membaca Qur’an.
buku yang dipakai adalah iqra jilid 1.
Calon murid diminta membaca bagian awal pada buku iqra.
dan selanjutnya anak diminta hafalan doa yang pendek, doa favorit adalah doa sebelum tidur.
beberapa hal yang terjadi ketika tes membaca huruf arab adalah kondisi dimana anak ketika di TK atau TPQ diajarkan dengan metode selain iqra sehingga disarankan untuk membawa buku sendiri ketika ujian. meminimalisir kepanikan sang anak.
Begitulah kira-kira reportase tentang ujian masuk di MI.
Ujian dilakukan karena kapasitas kelas yang tidak sebanding dengan jumlah pendaftar sehingga perlu seleksi. ketika itu ada wali murid yang nyeletuk begini “nunggu nya setengah jam, ujiannya 5 menit, tongkrong jajannya nyaris sejam.
Hehehe begitulah memang tes nya kira kira memakan waktu lima menit.
Beberapa saran yang bisa diambil adalah anak dibuat supaya rileks dan santai menghadapi ujian, jangan di marah marah sebelumnya yang membuat anak terperangkap dalam suasana ketakutan.
Selain itu ada baiknya diberikan apresiasi penghargaan selepas selesai ujian, misalnya dibelikan es krim atau makanan kesukaan. sepertinya akan berkesan lama bagi sang anak.
berikut adalah rekaman video pada saat anak sedang ujian masuk MI atau Sekolah Dasar Islam yang bisa anda jadikan landasan untuk mengetahui bagaimana situasinya.
untuk melihat secara rekaman video asli dari youtube bisa dilihat di video tes ujian masuk MI