Sandal legendaris yang dinyatakan (hampir) hilang dari peredaran, disebut juga sandal lily pitung waktu dimasa dahulu menjadi pelengkap pakaian baru saat lebaran bagi anak kecil dan didesa saya sebagai alas kaki para tukang batu yang bekerja sebagai buruh bangunan pembuat rumah.
pontren.com – assalamu’alaikum pakde bude, wilujeng dalu. Waktu jalan jalan ke pasar Kemuning Ngargoyoso Karanganyar Jawa Tengah yang termasuk wilayah Indonesia, tak sengaja saya melihat sandal lily jadul berwarna biru yang menarik perhatian saya untuk membelinya.
Sayangnya saat itu sepertinya dompet sedang mepet alias masa bokek sehingga agak berat untuk bertanya harga teringat dengan kondisi keuangan yang sedang kurang mengenakkan.
Beberapa minggu setelahnya (kejadian ini kira kira 6 atau 7 tahun yang lalu) kemudian dengan suka cita saya berhasil meminang sepasang sandal lily jadul pitung yang dalam berbagai situs pasar online disebut dengan seri 2000 (entah benar tidaknya).
Baca : sandal ukir jepit unik dari pati, model galau dan semangat hidup
Nasib tamatnya sandal lily ini kisaran setelah saya pakai 3 tahun, bukan karena putus srempang atau sudah tidak dapat dipergunakan lagi, akan tetapi karena hilang lenyap saat dipakai mengantar para santri dalam kegiatan porsadin di pondok pesantren al-Mubaarok Manggisan Wonosobo, yang akhirnya saya beli sendal swallow (padahal merknya kalau gak salah skyway) sebagai pengganti untuk dipakai pulang.
Sampai dirumah, selang beberapa lama kemudian saya kembali lagi membeli model yang sama dengan ukuran size 10 warna coklat muda dan masih saya pakai sampai sekarang untuk apa saja, entah kondangan jagong, berangkat kerja, jum’atan, salat jamaah dan lain sebagainya, kira kira saat ini sandal saya sudah berusia tiga tahun pemakaian.
Beli sandal lily Jadul supaya aman tidak tertukar saat ke Masjid
Sebenarnya selain sebagai kenangan masa lalu, terpesona dengan sandal jadul ini selain keawetan dan tahan lama pemakaian, juga karena faktor unik yaitu jarang ada yang menyamai saat sedang berada di masjid.
Kebanyakan di masjid menggunakan sendal model swallow entah warna biru kuning ataupun hijau, dengan memakai sandal lily jadul dengan srempang ini meminimalisir tertukarnya alas kaki dengan jamaah yang lainnya. Dan alhamdulillah masih layak pakai, apesnya ada sepasang sandal lily yang lain milik jamaah yang identik dengan sandal lily jadul saya, semoga saja tidak tertukar.
Sandal lily dipakai para tukang batu dan hadiah lebaran untuk anak diera tahun 90 an
Bagi sampean yang telah berusia kisaran 40 tahun, kemungkinan anda mengenal sandal ini dengan baik atau bahkan pernah memiliki semasa kecil sebagai salah satu item yang didapat saat lebaran idul fitri.
Untuk anak biasanya diberi model sandal selop dengan warna biru mengkilat atau coklat dengan bahan kombinasi karet dan plastik, merupakan kebanggaan tersendiri saat itu jika memiliki sandal lily saat menjelang lebaran, secara kelasnya berbeda dengan sandal sehari hari. Kalau gak salah waktu itu sepasang sendal lily dihargai Rp.9.000,-
Yang saya amati didesa saya, kala itu entah sudah menjadi tradisi atau trade mark tukang batu menggunakan alas kaki sebagai sandal dalam bekerja, baik berupa selop atau model srempang yang saya punyai saat ini.
baca : kenangan anak kecil di Kampung era tahun 90 an
Contohnya pakde Pawiro Kasno yang rumahnya pas sebelah timur rumah bapak saya memakai sandal lily jadul warna biru atau cokelat, kemudian lik Citro Saimin dengan model sandal lily jadul selop dengan warna mengkilatnya yang saat saya kecil begitu terimpikan tapi tak terturuti.
Di daerah lain memalui browsing di internet, ternyata sandal lily juga menjadi alas kaki orang orang yang terpandang di desa dan dipergunakan sebagai sandal harian atau moment khusus seperti kondangan se erte ataupun berangkat menuju masjid.
Harga Sandal Lily Jadul
Waktu pertama kali saya membeli sandal lily jadul kisaran tahun 2013 di pasar kemuning saat itu ditebus dengan uang Rp. 35.000,- (tiga puluh lima ribu rupiah) dimana ibu saya bilang bahwa warung atau toko sandal ini menganut harga pas, sehingga lebih memudahkan bagi orang orang yang tidak tahu harga pasaran alias tidak ketlecuk harga/kapusan/ketipu.
Selanjutnya di era jilid 2 pembelian andal jadul lily ini (kira kira selang 3 tahun setelahnya/tahun 2016) ada kenaikan sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah), alias harganya naik menjadi Rp. 40.000,- (empat puluh ribu rupiah).
Sebelum saya menulis postingan ini, saya berkeliling di dunia maya dan toko online mencari informasi harga sandal lily jadul dari toko satu ke yang lain, dari mulai tokopedia, bukalapak, maupun warung independen yang menjual sandal lily jadul utamanya seri 2000.
Saat ini mayoritas banderol harga sandal lily jadul dipasang pada angka kisaran 50.000,- sampai dengan Rp. 60.000,- belum biaya ongkos kirim, dan saya belum mengetahui apakah harga sandal lily jadul di pasar kemuning juga mengalami kenaikan sebagaimana harga di toko online dunia maya ini.
Saya pribadi mencurigai sandal lily jadul ini masih banyak diperjualbelikan di pasar pasar tradisional dimana para orang tua ada saja yang berburu karena keawetan dan kepraktisan dalam pemakaian dalam segala acara.
Pengalaman memakai sandal lily jadul bertahun tahun
Sudah hampir atau bahkan lebih dari 7 (tujuh) tahun saya mengenakan sandal lily ini, secara keawetan dan kenyamanan begitu teruji pengecualian urusan licin jika sudah lama dipakai.
Terbukti sandal saya periode pertama berakhir kisahnya bukan karena putus srempang atau rusak tidak dapat dipergunakan, akan tetapi karena hilang dipinjam oleh orang lain, sedangkan pada sandal periode kedua ini masih saya pergunakan sampai saat ini (dan menjadi foto foto dalam postingan kali ini).
Ada sebagian orang yang mereview bahwa sandal yang terbuat dari plastik atau karet ini begitu kuat sehingga bisa menimbulkan lecet pada kulit sang pemakai, saya sendiri tidak mengalami hal itu. Saya perkirakan model sandal lily selop yang lebih terdakwa membuat lecet pada pemakainya.
Urusan licin, saat awal alias baru, sandal ini tidak banyak mengalami selip, akan tetapi dengan menipisnya karet sebagai alas bagian bawah sandal lama kelamaan membuat permukaannya menjadi halus dan saat berada di area yang basah menjadi gampang selip dan terpeleset, mungkin dengan membuat alur dengan silet atau pisau bisa meminimalisir selip sandal lily ini.
Yang jelas, saya pribadi merasakan kepuasan sebagai konsumen dalam mengenakan sandal lily jadul yang permukaannya bertuliskan lily 10 japan benher ini, semoga awet sekaligus pembalasan saat kecil karena tidak kesampaian untuk membelinya. Demikian, wilujeng dalu, wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.