Kisah penggantian atap genteng dan reng usuk dari kayu dengan konstruksi baja ringan disertai spandek pasir sebagai atapnya.
pontren.com – assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatah. Selamat siang para pembuka informasi melalui jendela internet di pelosok negeri, kesempatan ini saya mengisahkan pengalanan pribadi alasan penggantian kayu dan genteng dengan baja ringan dan spandek pasir.
Tinggal di kompleks perumahan dengan luas yang terbatas (kisaran 9×7 meter alias 63m2) dengan kebanyakan tembok menjadi satu dengan tetangga sebelah.
Meskipun kecil mungil dan sempit, ternyata untuk biaya beli rumah ini menguras pikiran dan dompet selama bertahun tahun untuk bayar angsurannya.
Sekedar info tambahan, saya membeli sudah dari pemilik rumah alias bukan pengembang, sedangkan rumah ini sudah berumur 15 tahunan lebih sehingga banyak kebocoran sana sini dan kondisi kayu dalam keadaan parah gapuk dimakan rayap dan tothor.
Singkatnya perlu diganti 😀
Karena pertimbangan keuangan yang mepet, browsing dan tanya kiri kanan mengenai apa dan bagaimana sebaiknya supaya penggantian atap ini hemat biaya, tahan lama dan meminimalisir kebocoran.
Alasan Konstruksi Baja Ringan Atap Spandek Pasir sebagai pilihan
Setelah browsing kesana kemari dan tanya sana sini akhirnya dipilihlah konstruksi baja ringan sebagai rangkaian penyangga atap dan plafon sebagai pengganti kayu.
Untuk ganti genteng maka saya memilih spandek pasir sebagai atap yang melindungi warga dibawahnya dari panas dan hujan.
Kenapa memilih baja ringan dan spandek pasir?
Pertama, rumah saya dan kiri kanan telah terkena wabah rayap atau thothor, saya yakin dengan kayu merk apapun entah kalimantan atau jati sekalipun akan tetap disapu bersih oleh hewan kecil pemakan kayu ini. Jadi anti rayap adalah salah satu pertimbangan.
Kedua, lebih hemat biaya. Bahan kayu dan spandek pasir jika disandingkan dengan harga kayu jati serta genteng maka akan didapatkan selisih lumayan untuk rumah ukuran 63m2.
Tentunya naik turun jumlah selisih tergantung kualitas kayu dan bahan genteng yang dipasang.
Dalam pengerjaannya tentu akan lebih cepat pemasangan baja ringan dan spandek, kecepatan pengerjaan adalah samadengan irit biaya tukang.
Ketiga, lebih aman dari kebocoran, kenapa begitu? Dengan model spandek pasir yang berupa lembaran lebar tentunya secara teori lebih aman dari bocor dibanding dengan pemasangan genteng.
Apalagi ditempat saya banyak tikus dan kucing yang saling bekejaran di atap kadang juga kucing yang memadu kasih berlarian kesana kemari menyebabkan genteng melorot, hal ini juga pemicu bocor dari atap. Meskipun tidak bisa garansi 100 persen tidak akan bocor tapi prosentasenya lebih aman daripada genteng (dalam hal kebocoran atap).
Keempat, tetangga depan belakang rumahnya tingkat. Apa hubungannya? Hubungannya adalah jika ada angin yang lumayan besar rumah saya lebih aman karena tetangga rumahnya pada tinggi dan mencegah angin langsung menghajar atap spandek pasir.
Walau banyak keuntungan dengan baja ringan dan atap spandek pasir, akan tetapi dalam hal menghadapi angin maka spandek bukanlah pilihan bijak jika disandingkan dengan genteng.
Oleh karena itu saya juga tidak menyarankan baja ringan dan spandek jima daerah anda berangin besar dan rumah anda tidak ada penahan angin yang dapat diandalkan, apalagi berada di tengah tengah sawah atau padang.
Walah bisa berabe, meskipun ada juga tukang yang yakin kemanannya dari angin tapi say sih kurang sreg. Kalau tetap yakin ya monggo saja.
Kelima, suaranya relatif tidak berisik. Itulah kenapa saya memilih spandek pasir sebagai atap karena adanya bahan pasir atau apapun itu membuat suaranya relatif tidak berisik saat hujan lebat.
Khusus suara berisik saat hujan lebat akan saya bahas dalam artikel tersendiri nantinya.
Lama pengerjaan baja ringan dan spandek pasir
Untuk pemasangan konstruksi baja ringan ini saya serahkan kepada mas pur tetangga saya yang pekerjaannya adalah tukang gypsum dan pemasangan baja ringan.
Borongan nya adalah borongan tenaga sekaligus pembelian kebutuhan peralatan yang diperlukan.
Jadi saya tinggal bayar (cari duitnya yang mumet) kepada mas Pur dan beliau yang membelanjakan semuanya dari spandex gypsum baja ringan dan kebutuhan lain.
Awalnya estimasi pengerjaan pembongkaran atap kemudian pemasangan dan perakitan konstruksi baja ringan serta atap spandek rumah ukuran 63 m2 diperkirakan antara seminggu sampai dengan 10 hari.
Pengerjaan ini dikerjakan oleh 4 orang tukang.
Untuk borongan ini (bongkar atap, pasang baja ringan, spandek pasir dan instalasi listrik serta plafon gipsum) di estimasi biaya sebesar Rp. 21.0000.000,- lebih sedikitlah. Kira kira begitu awal perkiraan pemborong.
Tapi… Tapi karena merembet kemana mana yaitu pasang keramik di kamar seluas kira kira 2,5 × 3 m, ditambah bikin dapur dan westafel cuci piring, pasang keramik kasar diteras, maka menghabiskan biaya 31 juta rupiah.
Dan pengerjaannya pun molor dari sedianya antara waktu 7-10 hari menjadi 20 hari pengerjaan. Hari jum’at dimulai dan hari jumat pak tukang terakhir beberes rumah.
Itulah pengalaman hidup memilik konstruksi baja ringan dengan spandek pasir sebagai atapnya. Menguras isi kantong dan dompet mas broooo.
Demikian pengalaman saya mengganti atap kayu dan genteng di bulan maret 2020. Bagaimana pengalaman anda?
Sugeng dalu, wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Pingback: Spandek Pasir Saat Hujan Lebat suaranya berisik atau kalem | pontren.com