Chairul Tanjung dalam buku si Anak Singkong sebuah resensi

buku-chairul-tanjung-si-anak-singkong

Review pribadi atau resensi terhadap sebuah buku yang menceritakan kehidupan chairul tanjung dari awal sekolah dan keadaan keluarga serta perkembangan bisnis dan sedikit kehidupan keluarga.

Sebenarnya saya tidak paham apa itu seharusnya seperti apa resensi, karena biasanya review buku disebut resensi ya saya kasih judul saja resensi.

pontren.com – assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh – seperti kebanyakan buku biografi atau yang menceritakan perjalanan hidup seseorang, umumnya menyoroti kisah sukses dalam kehidupan entah dalam hal penemuan, materi, heroik dan hal lainnya.

Faktor utama tertulisnya buku chairul tanjung si anak singkong ini (menurut saya) karena kesuksesan sang tokoh utama dalam hal kepemilikan asset, kekayaan materi keuangan.

Sedangkan hal lain semisal kedermawanan maupun etos kerja merupakan faktor pendukung sebagai penyajian informasi.

Kenapa saya berkesimpulan begitu? Karena jika si anak singkong ini hanya seorang pekerja keras dan sangat dermawan tapi tidak mempunyai asset yang luar biasa dan kekayaan ekonomi yang melimpah saya meragukan akan terbit buku 50 th Chairul Tanjung.

Buku ini disusun oleh Tjahja Gunawan Diredja, seorang wartawan kompas yang ditunjuk oleh CT (Chairul Tanjung) untuk mewujudkan keberadaan buku biografinya.

Analisa Tentang Chairul Tanjung

Dari membaca buku setebal 384 halaman dengan kertas buram dan sampul agak tebal ini, saya menangkap Chairul Tanjung memiliki kelengkapan kemampuan diri yang banyak dan sarana pendukung yang baik menjadikan orang sukses secara perekonomian dan manajemen.

Termasuk mentalitas tidak meninggalkan pemikiran sosial dan eksekusi dari retorika dalam berbagi seiring sejalan dengan kehidupan berbisnis yang orientasi profit. Maksudnya ditengah orientasi keuntungan, tidak menafikan sisi berbagi dan nasionalisme sebagai orang Indonesia.

Setidaknya faktor pendukung internal pada dirinya sebagai senjata kesuksesan (menurut saya) adalah;

  • IQ yang tinggi (sekolah selalu ditempat favorit dan terkenal tempat orang pintar mencari ilmu bidang pendidikan)
  • EQ yang hebat (dengan kemampuan komunikasi, menjalin pertemanan dan koneksi yang hebat dari berbagai kalangan mulai bawah pejabat sampai presiden) keuletan berusaha, kegigihan, dan pantang menyerah.
  • SQ mantab (kesadaran berbagi dimana bisnis yang berjalan diimbangi dengan keberadaan yayasan dan program berbagi.

Yang jika disingkat maka menurut saya CT memiliki kecerdasan yang tinggi, pribadi supel mudah bergaul, koncoisme positif, daya juang tinggi, serta terdapat jiwa keberagamaan yang baik dalam dirinya.

Kemudian dari faktor orang lain yang membentuk kepribadian dan semangat yaitu berasal dari keluarga, pemilihan teman.

Dari keluarga, CT mendapat pendidikan karakter yang kuat dari ibu dan bapak dimana kedisiplinan dan perjuangan mewujudkan hal yang diraih dengan cara cara spartan yang ekstrim (misalnya kondisi keuangan seadanya tetap disekolahkan pada pendidikan kualitas terbaik).

Juga penjualan kain sang ibu sebagai awal biaya kuliah dimana merupakan inspirasi CT yang tidak dapat dikembalikan secara materi meskipun dengan beratus lipat kali uang untuk mengganti uang yang dikeluarkan dari penjualan kain ibunya.

Kemudian dalam pemilihan teman atau dapat pula pertemuan dengan beberapa kawan membuat bergaul dengan kalangan atas berduit yang memberikan inspirasi untuk hidup makmur, serta memiliki koneksi yang baik.

Pasangan hidup yang klop, yaitu mendapatkan pasangan yang secara global bisa menjadi supporter dan seiring sejalan dengan model gaya hidup CT sehingga semakin membuat usaha bisnisnya menggurita.

Kenapa urutannya keluarga, teman, istri? Bukan keluarga, istri, teman? Saya hanya mengurutkan secara historis karena menurut saya pengaruh kepribadian dia dalam berbisnis jika diurutkan secara masa maka istri berada diurutan ketiga, jika diurutkan secara besar pengaruh maka saya akan sangat kesulitan.

Dan yang terakhir menurut CT apapun itu semuanya juga tergantung yang diatas. Agak naif tapi menang begitulah kenyataannya. Habis deh tulisan kalau sudah diakhiri dengan tergantung yang diatas (Allah SWT).

Beberapa prinsip dan kutipan menarik dari Chairul Tanjung

pembatas-buku-chairul-tanjung-si-anak-singkong
pembatas buku

Dari buku ini akan didapati beberapa kutipan maupun prinsip hidup sebagai landasan dalam bergerak maupun memutuskan suatu hal.

Kalau mau menuliskannya sih sangat banyak juga, tapi saya tulis saja yang teringat dalam memori ini.

Menjadi nomor satu, kalau tidak bisa ya tinggalkan, itu salah satunya, utamanya terjun dalam menekuni suatu bidang bisnis, bisa dikatakan bahwa kalau menjadi nomor 2 maka dianggap gagal, dicontohkan jika ada gigi yang rusak maka dicabut saja dan meninggalkan kondisi gigi yang prima (dia juga seorang dokter yang masih legal untuk menuliskan resep).

Kesempatan bukan hanya diambil, tapi juga diciptakan. Ini termasuk naluri entrepreneur dimana dia bukan hanya dapat menangkap datangnya suatu kesempatan, tapi lebih dari itu yaitu mampu menciptakan adanya kesempatan.

Sering menemui perihnya kehidupan sehingga serius memandang segala sesuatu dan lebih peka daripada teman yang lain.

Pada tulisan buku pahit getir kehidupan keluarganya utamanya saat sekolah, misalnya hampir saja tidak bisa bayar zakat karena ketiadaan ekonomi menjadikan feeling lebih peka dan melihat segala sesuatu secara serius (tentunya baik untuk manager yang cek detail suatu perusahaan).

Kebiasaan kerja keras dan kehidupan dibawah tekanan merupakan hal biasa, rasa galau dan stress menjadi teman kehidupan keseharian, dijalani dengan tenang dan ringan. Point nya yaitu ulet bekerja, mentalitas tetap berkarya dibawah tekanan tetap berjalan dan dilaksanakan secara tenang. (kalau kita stress ngapain? Makan, lari, bengong, piknik?

Itu saja sebagian kutipan dari CT yang mampir di ingatan saya, mana yang lebih penting dan mana yang lebih dominan itu tidak penting, yang paling penting bagaimana kita dapat mengikuti etos kerjanya secara kongkrit.

Kebiasaan buku yang menuliskan kisah hidup seseorang

Kalau anda memperhatikan biografi yang ditulis kebanyakan akan mengulas masa kecil sampai terakhir yang bisa di deteksi, dimana faktor susah dan kesulitan hidup sebagai pijakan landasan untuk menjadi pribadi yang ulet kuat dan hebat berujung pada kesuksesan.

Kecenderungan memaparkan proses dan momen momen epic sang tokoh dalam melewati kesulitan hidup atau kejadian inspiratif yang menjadi bagian kehidupan tak terlupakan oleh sang tokoh.

Kejadian kejadian besar negatif yang dapat mencoreng sang tokoh tentunya tidak akan ditampilkan dibuku pengecualian tindakan umum yang dimaklumi dan dimaafkan, misalnya pada kasus CT yaitu semasa SMA Boedoet, tawuran, numpang Bus, nitip paraf absen.

Dan menjadi buku bacaan yang menyenangkan bagi para pemburu kisah inspiratif kesuksesan seseorang dengan kisah berliku dari awal. Istilahnya kaya berkat usaha diri sendiri bukan karena warisan.

Hal negatif dari buku kisah inspiratif

Lho memangnya ada hal yang negatif dari membaca buku inspiratif? Menurut saya ada, bukan karena membacanya sih, tapi ….. silakan disimak.

Ada banyak orang yang berkutat (termasuk saya) dengan mencari cari dan membaca berbagai buku tentang kesuksesan seseorang dimulai dari nol.

Banyak kejadian dan semangat yang membuat angkat topi bilang wow dari alam pikiran pembaca, tapii.. ada tapinya.

Sayangnya ada sebagian pembaca itu yang hanya berhenti pada taraf penikmat kisah sukses, tidak beranjak untuk segera beraksi bergerak mencontoh mentalitas dari tokoh buku yang ditulis dan dibacanya.

Sayang khan kalau hanya pada taraf pembaca, bukan taraf peniru yang baik? Jika kita meniru cara cara spartan dan semangat CT saya pribadi tidak mengatakan akan sesukses Chairul tanjung, tapi setidaknya tidak akan miskin, ya relatif makmurlah.

Ini seperti apa yang dikatakan oleh pemilik alibaba mengomentari semangat, dia tidak menjamin menjadi orang yang semangat pada batas tertentu akan menjadi orang paling kaya di negaranya, tapi minimal dia akan menjadi orang yang sukses.

Kalau hanya berhenti pada membaca buku orang orang sukses saja, maka ……..

Ah sudahlah, wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Zahra Nada

Santri kelas 1 PKPPS Wustha pada Pondok Pesantren Darul Mubtadi-ien Kebakkramat Karanganyar

Tinggalkan Balasan