Kisah Finhash dan akrobat kata di Masa Modern

yada-yada-222767_640Menarik sekali ketika ada BC di grup pondok pesantren yang mengetengahkan tentang kisah Finhash ( فِنْحَاصٌ ). Finhash adalah seorang Yahudi Terkemuka dengan kelihaian dalam berkata-kata. Dalam BC dibahas bagaimana finhash yang seorang Yahudi dengan akrobat komentar yang seakan – akan benar bagi orang awam.

Dicontohkan ketika Abu Bakar menganjurkan untuk memeluk Islam, akan tetapi merespon dengan akrobat kata yang seakan akan benar. Dengan analogi yang masuk akal bagi kaum awam, dan jika hanya dipahami sepenggal sekilas. Berikut kira-kira komentar dia menyahut ajakan Abu Bakar.

“Hai Abu Bakar, Tuhanmu itu dalam Al-Qur’an itu ‘kan mengatakan mau pinjam uang kepada orang-orang beriman. Kalau dia pinjam uang, artinya Dia miskin dong”

Perkataan Finhash merujuk dari surat Al Baqarah 245 :

{مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً} [البقرة: 245]

Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak?

Mengutip Tafsir Quraish Syihab menyebutkan bahwa : Meskipun rezeki itu karunia Allah dan hanya Dialah yang bisa memberi atau menolak, seseorang yang berinfak disebut sebagai ‘pemberi pinjaman’ kepada Allah. Hal itu berarti sebuah dorongan untuk gemar berinfak dan penegasan atas balasan berlipat ganda yang telah dijanjikan di dunia dan akhirat.

dari dorongan untuk gemar berinfak, dengan akrobat kalimat dedengkot putar balik kata Finhash menjadikan bahan bahwa Allah miskin karena membutuhkan pinjaman dari orang-orang yang beriman.

Saat ini banyak tokoh intelektual yang ahli mengolah kata baik bersyair maupun berbicara di muka umum, selanjutnya banyak di buat gambar dengan kata-kata sederhana yang entah menyesatkan atau entah memang benar begitu adanya. Silakan disimak dan dirasakan.

“Tuhan tidak perlu dibela, karena Dia Maha Kuasa. Bukankah Dia Raja alam semesta?”

“Islam tidak perlu dibela, karena sudah mulia. Islam itu rusak karena pemeluknya”

“Nabi Muhammad tidak perlu dibela, beliau sudah mulia. Penghinaan tidak mengurangi keagungan beliau”

dsb

Apakah itu pemutarbalikkan maksud atau memang tidak seharusnya ber repot membela Tuhan, Nabi dan Agama?

Bagi yang setuju bahwa itu bukan suatu akrobat kalimat atau kata atau menurut siapapun bahwa kalimat kalimat diatas benar, maka memang tidak diperlukan repot repot melakukan pembelaan terhadap apa yang memang seharusnya tidak perlu dibela.

bagi yang tidak setuju atau pun merasa kalimat diatas kurang pas mengatakan bahwa Membela Allah adalah metafora, yang dimaknakan sebagai wujud tidak terima adanya penghinaan kepada Allah dan merupakan bukti kecintaan kepada Allah. Allah tidak menuntut untuk dilindungi, tapi menuntut untuk disembah, dan Allah sebagai puncak cinta. Kemudian ada kalimat pedas yang mengikuti hal ini adalah dengan mengatakan bahwa adalah cinta palsu jika diam saja ketika yang dicintai dihinakan.

Akrobat intelektual. Mirip seperti cara argumentasi “slengekan” ketika orang mengatakan:

“Istri orang, sebenarnya adalah istri kita juga,

Karena kita adalah orang”

Bagi orang yang paham bisa mengambil kesimpulan bahwa ini merupakan silogisme yang salah, akan tetapi bagi orang yang awam atau bahkan sengaja mencari cari celah untuk kepentingan pribadi bisa jadi ini merupakan silogisme yang benar ataupun silogisme yang perlu diperjuangkan kebenarannya.

Dalam surat Muhammad ayat 7

{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ} [محمد: 7]

Artinya : Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu

Adalah merupakan pemahaman yang salah ketika mengatakan bahwa Allah adalah lemah dan perlu di tolong, dan dianggap sebagai pemutarbalikan kata-kata, ya memper-memper  (mirip-mirip) dengan finhash tokoh Yahudi diatas.

Dan saat ini bertebaran kata-kata mutiara yang di posting di facebook, twitter, DP BBM dan whatsapp, entah benar atau entah termasuk pemutar balikkan kata, akrobat kalimat yang baik atau menyalahi maksud sebenarnya, semoga kita dijauhkan dari pemahaman yang salah dan selalu dilindungi dan diberikan hidayah kemudahan dan perlindungan Allah Subhanahu Wa Ta’aala

entahlah, pusing saya jadinya menyimak perang kata dan eyel – eyelan di dunia maya, teringat kata teman yang beberapa kali sering berurusan dalam perpolitikan mengatakan yang kira kira begini,”

Kalau terkait politik, jangan terlalu dibawa serius, baik yang berkuasa ataupun yang oposisi sama – sama bu##knya, jadi ga usah terlalu dibawa emosi, lebih baik dijaga sillaturrahmi dengan teman.”

Zahra Nada

Santri kelas 1 PKPPS Wustha pada Pondok Pesantren Darul Mubtadi-ien Kebakkramat Karanganyar

Tinggalkan Balasan