Air dicencang tiada putus, begitulah bunyi peribahasa tentang kuatnya hubungan persaudaraan. Adapun arti atau makna dari pepatah / peribahasa ini adalah persaudaraan atau persahabatan tidak akan putus karena adanya perselisihan atau pertikaian.
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuhu, dalam ungkalan lain menyebutkan “tak putus air dicencang” artinya adalah sama yaitu tetap kuatnya atau tidak perputus perkawanan (persaudaraan) karena adanya perselisihan atau keributan.
orang negeri Jiran (Malaysia) memaknai atau mengartikan pepatah “air dicincang tidak akan putus” artinya yaitu perbalahan atau pergaduhan sesama adik beradik tidak akan berpanjangan kerana mereka akan berbalik semula.
Dalam penjelasan dari Malaysia ini lebih spesifik lagi maksudnya saudara yang khusus yaitu karena pertalian darah atau saudara kandung.
Mengenai ungkapan bahwa saudara itu meskipun bertikai, ada keributan, nantinya tidak akan lama berlangsung dan pada akhirnya akan kembali seperti semula (akur lagi).
Pepatah ini ada juga di kalangan masyarakat Jawa yaitu paribasan.
Adapun paribasan untuk menggambarkan eratnya persaudaraan sedarah ini berbunyi “Banyu Pinerang Ora Bakal Pedhot”. Artinya dan maknanya sama saja yaitu air dibelah tidak akan bisa putus. Maknanya yaitu pertikaian antar saudara tidak akan memutuskan tali persaudaraan sodara kandung.
Arti air dicencang tiada putus
Untuk artinya secara harfiah saya kira semuanya sudah bisa memahaminya. Air tentu anda paham maksudnya. Yaitu benda cair.
Adapun dicencang artinya adalah dipotong menjadi kecil-kecil. Sama halnya dengan arti dicincang.
Jadi air yang merupakan benda cair ini meskipun dicencang sekali dua kali berkali kali tetap tidak akan bisa putus.
Dicencang atau dipotong kecil kecil merupakan gambaran keadaan pertikaian atau keributan antar saudara.
Namun karena kuatnya ikatan tali persaudaraan pada akhirnya akan kembali akur dan rukun.
Kenapa bisa ada perselisihan? Pastinya banyak faktor.
Namun mengingatkan tentang mahfudzot Bahasa Arab yang hendak mencari saudara tanpa aib ataupun kesalahan maka orang tersebut selamanya tidak akan mempunyai sodara.
Adapun bunyi mahfudzot tersebut adalah ” من طلب اخا بلا عيب بقي بلا اخ “ (man tholaba akhon bilaa ‘aibin baqiya bilaa akhin) yang artinya “Barang siapa mencari saudara tanpa cela tetaplah dia tanpa saudara”.
Maksudnya bagaimana? Tentu setiap manusia memiliki aib salah dan khilaf. Karenanya menimbulkan perselisihan bahkan juga menyebabkan bertikai.
Namun selama kesalahan khilafnya masih dalam ambang batas wajar bisa dimaklumi maka itulah manusia yang pastinya ada cela.
Dari sinilah perlu kesadaran diri dan jiwa untuk memberikan ruang maaf dan maklum jika sekiranya ada salah dan khilaf saudara. Tentu juga perlu menutupi dan menjaga rahasia yang menjadi aibnya.