Daftar nama nama Mata Pelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah jenjang awaliyah wustha ulya al Jamiah mengacu kepada buku pedoman Kementerian Agama untuk tingkat MDTA DTA DTW DTU sebagai acuan pengelola untuk memberikan materi pembelajaran.
pontren.com – sekian lama menulis mengenai lembaga Madin (hampir 3-4 tahun) ternyata ada sesuatu yang saya lewatkan.
Yaitu mengenai apa saja mata pelajaran untuk lembaga MDTA MDTU MDTW, adakalanya menyebut dengan DTA DTW dan DTU.
Bahkan pada suatu surat resmi Kementerian Agama menyebutkan dengan nama PMDT (Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah).
Entah apapun sebutan nama untuk lembaga ini saya lebih praktis menyebut dengan sebutan “MADIN”.
Kembali lagi mengenai daftar nama nama mata pelajaran untuk Madin mengacu kepada buku panduan Kemenag sebagaimana berikut
Nama Nama Mata Pelajaran Madin
Secara eksplisit, ada nama mata pelajaran yang menyebut mapelnya, dan sebuah nama lokal.
Berikut daftar mata pelajarannya;
Qur’an
Hadist
Aqidah
Akhlak
Fiqih
Tarikh Islam
Bahasa Arab
Muatan Lokal
Ada 7 mapel pokok yang menjadi materi ustadz ustadzah menyampaikan materi pembelajaran yaitu Al-Qur’an, Al Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih, Tarikh Islam (SKI), Bahasa Arab dan Muatan Lokal.
Apa saja muatan lokal?
Mapel muatan lokal terserah bagi pengelola maupun yayasan untuk menentukan pelajarannya.
Bisa berupa Bahasa Inggris, Hadrah, kaligrafi, khat, maupun pelajaran lain yang menurut pengurus Madin cocok bagi para santri anak didik Madrasah Diniyah Takmiliyah.
Perbedaan Mapel Madin jenjang awaliyah Wustha dan Ulya
Secara nama, tidak ada perbedaan untuk nama mata pelajaran bagi jenjang Madrasah Diniyah Takmiliyah tingkat Awwaliyah, Wustha maupun Ulya.
Yang membedakan adalah jumlah jam pelajaran serta waktu durasi pendidikan setiap mapel menyesuaikan jenjangnya. Apakah jenjang MDTA MDTW atau MDTU.
Nah itulah nama nama mata pelajaran untuk Madin (Madrasah Diniyah Takmiliyah) semua jenjang Awaliyah wustha Ulya sebagaimana dalam buku panduan Kementerian Agama (masih pakai aturan yang termasuk lama).
Padahal bagi lembaga yang lain (LPQ sebagai naungan TPQ, dan Pondok Pesantren) telah memiliki ketentuan yang baru sebagai pedoman.
Semoga madrasah diniyah semakin maju dan mampu mewarnai pendidikan Keagamaan Islam secara signifikan dan bagus. Wassalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
Kurikulum MDT yang berlaku saat sekarang (2017) adalah kurikulum Madrasah Diniyah Takmiliyah tahun 1983 yang diadaptasikan dengan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dengan PP no 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan dan PP no 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan.
Realitas di lapangan bahwa sejak semula masing-masing madrasah diniyah takmiliyah atau biasa disebut madin dikembangkan di berbagai daerah dengan karakteristik dan kekhasan tersendiri menjadi kekuatan bagi penerapan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lokal maupun nasional. Kurikulum madrasah diniyah disesuaikan dengan jenjang pendidikan yang ada yaitu :
Kurikulum Madrasah Diniyah Takmiliyah Awwaliyah (MDTA) yang ditempuh dalam 4 (empat) tahun masa belajar dari kelas 1 hingga kelas 4 dengan 18 jam per minggu
Kurikulum Madrasah Diniyah Takmiliyah Wustha (MDTW) yang ditempuh dalam 2 (dua) tahun masa belajar dari kelas 1 hingga kelas 2 dengan 18 jam per minggu
Kurikulum Madrasah Diniyah Takmiliyah Ulya (MDTU) yang ditempuh dalam 2 (dua) tahun masa belajar dari kelas 1 hingga kelas 2 dengan 18 jam per minggu
Dalam madrasah diniyah takmiliyah, kurikulum yang dijalankan dengan pengembangan prinsip-prinsip sebagai berikut :
Fleksibilitas
Fleksibilitas menitikberatkan pada pengembangan materi dan metodologi yang digunakan dalam proses pembelajaran. Hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana didapat pilihan yang tepat agar terjadi komunikasi yang baik antara guru dan santri, sehingga materi yang diberikan benar-benar dapat dipahami. Oleh sebab itu guru harus memperhatikan keberadaan santri dari segi kecerdasan, kemampuan dan pengetahuan yang telah dikuasainya, kemudian membuat pilihan bahan belajar dan metode-metode pembelajaran yang tepat dan sesuai
Berorientasi Tujuan.
Kegiatan belajar mengajar harus berorientasi pada tujuan. Pemilihan kegiatan-kegiatan dan pengalaman belajar didasarkan pada ilmu pengetahuan dan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu sebelum menentukan waktu dan bahan belajar rerlebih dahulu ditetapkan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh santri dalam mempelajari suatu mata pelajaran.
Efektivitas dan Efisiensi
Struktur kurikulum madrasah diniyah takmiliyah pada dasarnya merupakan pelengkap dari pendidikan agama Islam yang diperoleh santri pada lembaga pendidikan formal atau sekolah umum. Meski demikian, struktur kurikulum madrasah diniyah takmiliyah tidak sederhana, sehingga memerlukan ketrampilan tersendiri dalam pengorganisasiannya agar waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien tanpa mengurangi capaian-capaian dan tujuan di harapkan.
Kontinuitas
Kurikulum Madrasah Diniyah Takmiliyah dikembangkan berdekatan hubungan hirearki fungsional menghubungkan antar jenjang dan tingkatan, yakni MDTA, MDTW dan MDTU. Oleh karena itu perencanaan kegiatan belajar mengajar harus dibuat seoptimal mungkin dan sesistematis maksimal, karena memungkinkan terjadinya proses peningkatan, perluasan serta pengalaman yang terus berkembang dari suatu pokok bahasan mata pelajaran.
Pendidikan seumur hidup
Pendidikan merupakan kewajiban yang utama bagi umat Islam, bahkan dalam ajaran Islam dinyatakan bahwa pendidikan harus dialami oleh setiap orang selama masa hidupnya. Slogan masyarakat dunia “education for all’ yang ditetapkan oleh unesco juga mengandung prinsip pembelajaran hidup seumur hidup. Oleh sebab itu maka materi yang diberikan di Madrasah Diniyah Takmiliyah selain dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman, juga harus dikembangkan sebagai pendorong utama bagi tumbuhnya semangat belajar tiada henti dan untuk semua lapisan masyarakat, dengan demikian Madrasah Diniyah Takmiliyah menjadi pusat pendidikan yang membuka akses pendidikan bagi masyarakat seluas-luasnya dan berlangsung seumur hidup.
Struktur kurikulum adalah kerangka umum program pengajaran yang diberikan pada tingkat dan jenjang pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah yang meliputi :
Satuan mata pelajaran yang diberikan pada madrasah diniyah takmiliyah berikut frekuansi dan alokasi waktunya dalam satu minggu.
Program pengembangan diri dan pembiasaan akhlakul karimah santri
Struktur kurikulum yang dimaksud adalah sebagai berikut :
No
Mata Pelajaran
MDTA
MDTW
MDTU
I
II
III
IV
I
II
I
II
Keagamaan
1
Al Qur’an
5
5
4
4
3
3
2
2
2
Hadist
1
1
2
2
2
2
2
2
3
Aqidah
1
1
1
1
1
1
2
2
4
Ahlaq
2
2
2
2
2
2
2
2
5
Fiqh
4
4
4
4
4
4
4
4
6
Tarikh Islam
1
1
1
1
2
2
2
2
Bahasa
7
Bahasa Arab
4
4
4
4
4
4
4
4
Muatan Lokal
8
Muatan Lokal
a. Arab Pegon
b. Imla
c. dll
Jumlah
18
18
18
18
18
18
18
18
Ketentuan alokasi waktu untuk setiap jam pelajaran dari mata pelajaran tersebut adalah :
Awwaliyah kelas 1 adalah 30 menit
Awwaliyah kelas II s.d. IV adalah 40 menit
Wustha & Ulya kelas I s.d. II adalah 45 menit
Adapun pengembangan diri dan pembiasaan akhlakul karimah diberikan melalui kegiatan-kegiatan yang mengakomodasi minat, bakat dan potensi santri serta penciptaan lingkungan religius di Madin. Program ini dijalankan dengan menyesuaikan kondisi lingkungan MDT di luar pembelajaran kelas.
Pengelolaan dan pengembangan Kurikulum
pedoman penyelenggaraan Diniyah Takmiliyah
Pengembangan dan pengelolaan kurikulum berpegang pada prinsip kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman pelaksanaan. Kesatuan dalam kebijakan berarti bahwa kurikulum MDT yang di tetapkan merupakan kurikulum dasar yang dijadikan acuan bagi kegiatan pembelajaran. Madrasah Diniyah Takmiliyah dan pencapaian hasilnya. Keberagaman dalam pelaksanaan berarti bahwa pelaksanaan kurikulum dapat dilaksanakan dengan berbagai metode yang sesuai dengan kondisi daerah dan kemampuan masing-masing madin.
Arahnya adalah bahwa struktur kurikulum MDT dikelola dan dikembangkan mempunyai nuansa sebagai berikut :