Katula-tula katali tegese

Katula-tula katali tegese

Tanpa tutur katula-tula katali tegese yaiku kacilakan kang matumpa tumpa utawa tansah ngalami reribet. Iku pethikan tembang Gambuh gatra kaping 3 (telu). Kalebu jenise tembung purwakanthi guru sastra.

pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, kali ini kita akan membahas tentang kata dalam petikan tembang gambuh.

Secara harfiah, artinya adalah mendapatkan kecelakaan, pengapesan, hal yang tidak menyenangkan yang bertubi-tubi. Atau senantiasa mengalami hal yang merepotkan.

Dalam kamus Bahasa Jawa online menuliskannya dengan teks ketula-tula katali sing tegese yaiku tansah kacilakan. Artinya adalah senantiasa mendapatkan celaka atau musibah.

Tuladha ukara atau contoh kalimatnya adalah : Amarga srakah si Agustinus uripe ketula tula katali. Artinya adalah karena rakus si Agustinus hidupnya senantiasa mendapatkan musibah.

Contoh Katula-tula katali

Contoh cerita rakyat tentang seorang yang senantiasa apes atau mendapatkan musibah dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu Lebai yang malang.

Kisah cerita yang mirip dengan keadaan senantiasa mendapatkan musibah atau apes ini yaitu saat si Lebai yang malang mendapatkan dua buah undangan kenduri.

Si Lebai ini biasanya membacakan doa untuk orang yang memiliki hajatan.

Sebagai pembaca doa dia akan mendapatkan hadiah berupa kepala yang disembelih oleh pemilik hajat.

Cerita ini bermula dengan kedatangan undangan yang bersamaan dari daerah hulu dan hilir untuk menghadiri acara hajatan kenduri.

Pada hari itu ada dua orang yang mengundangnya untuk menghadiri acara hajatan sekaligus meminta tolong kepada si Lebai untuk membacakan doa.

Namun dua kenduri ini letaknya berjauhan, satunya berada di hulu atau bagian atas, dan satunya lagi berada di hilir.

Bagian hilir menyembelih seekor sapi gemuk, sedangkan yang bagian hulu menyembelih tiga ekor kambing.

Saat itu dia berpikir untuk menuju hilir saja karena ingin mendapatkan hadiah berupa kepala sapi. Namun saat mengayuh sampan dan sampai di tengah perjalanan dia berubah pikiran lebih suka dengan kepala kambing yang jumlahnya ada tiga.

Kemudian dia berbalik arah menuju ke hulu.

Belum sampai ke hulu tempat orang punya hajat, dia berganti pikiran ingin kepala sapi, dan begitu berulang-ulang. Akhirnya dia memutuskan menuju ke hilir, sayangnya pesta telah usai sehingga dia tidak mendapatkan bagian.

Karena itu dia pergi menuju hulu dengan harapan mendapatkan kepala sapi. Namun sayangnya acara kenduri juga sudah selesai sehingga dia pulang dengan tangan hampa.

Karena berubah pikiran beberapa kali membuatnya kehilangan waktu yang malah tidak bisa menggapai kedua tempat kenduri ini tepat waktu.

Cerita ini bisa menjadi gambaran ungkapan ketula tula ketali, kalau belum cukup, anda bisa menambahkan sampannya bocor dan rumahnya juga hanyut kena arus sungai saat dia pulang. Demikian dan wassalamu’alaikum.

Tentang

salam blogger

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*