Apakah lulusan pesantren bisa kuliah kedokteran
Lulusan pesantren kuliah Kedokteran, bisa atau tidak? Pada saat riset keyword tentang lulusan pesantren melanjutkan study strata 1, saya menemukan keyword yang dicari yaitu pertanyaan apakah lulusan pondok pesantren bisa kuliah kedokteran?
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuhu, Saya kira yang dimaksud orang orang mencari di mesin pencari tentang alumni pesantren dan melanjutkan ke kedokteran adalah dokter umum, bukan dokter hewan.
Mungkin ada orang tua wali murid atau calon santri yang memiliki cita cita hendak menjadi dokter dan melanjutkan pendidikannya pada fakultas kedokteran, namun masih meragukan apakah ijazah lulusan ponpes bisa untuk mendaftar ke strata 1 alias S1 di Kedokteran.
Walaupun begitu tidak ada perbedaan yang signifikan mengacu kepada kesempatan melanjutkan pendidikan s1 apakah dari lulusan ponpes maupun pendidikan umum.
Karena baik kedokteran umum maupun kedokteran hewan disediakan oleh beberapa kampus terkenal di indonesia.
Dan cenderung biaya untuk dokter umum lebih menyedot biaya lebih banyak. apalagi jika melanjutkan mengambil spesialis.
Info oleh rekan bahwa biaya untuk pendidikan spesialis penyakit dalam di estimasi oleh beliau nya sekitar 300-500 juta.
Setengah miliar bahasa kerennya. Jadi kalau anda bertemu dengan dokter spesialis anda bisa memanggilnya dengan manusia setengah miliar.
sebelum memasuki apakah alumni pesantren bisa kuliah di fakultas kedokteran ataupun tidak, akan disampaikan syarat umum yang harus dipenuhi ketika akan mendaftarkan di fakultas kedokteran
Syarat Umum mendaftarkan kuliah Fakultas Kedokteran
- Lulusan SMA/Sederajat (bisa madrasah aliyah/paket c/muadalah)
- Menyerahkan fotocopy yang disahkan (legalisir) dokumen dokumen seperti ijazah, transkrip nilai, raport, KTP, kartu keluarga dll yang diminta oleh pihak kampus
- menyerahkan pasfoto terbaru
- membayar biaya pendaftaran dan mengikuti ujian masuk
Dengan persyaratan umum diatas maka bagi santri yang memiliki ijazah SMA/sederajat (umumnya santri memiliki nya). Maka secara teknis alumni pondok pesantren bisa mengikuti seleksi untuk menjadi mahasiswa fakultas kedokteran di universitas.
Urusan diterima atau tidak tergantung dari hasil ujian seleksi. Apakah santri pondok pesantren mampu lolos untuk menjadi mahasiswa kedokteran?
Saya mengenal beberapa alumni pesantren yang melanjutkan studi di fakultas kedokteran. Pasti diluar mereka yang saya kenal masih banyak alumni pesantren yang belajar s1 di kedokteran.
Dan mereka yang saya kenal ada yang menjadi spesialis penyakit jantung, spesialis penyakit dalam.
Jadi untuk lebih mencermati bagi yang bercita cita menjadi dokter dan hendak belajar di pesantren, anda bisa konsultasi lebih dahulu ke pengelola ponpes. Seperti apakah ijazahnya, apakah setelah lulus mendapatkan ijazah SMA, Aliyah, atau muadalah persamaan yang mendapatkan pengakuan keabsahannya dari negara.
Lulusan Pesantren Kuliah Kedokteran, Alumni Ponpes yang menjadi dokter
Untuk lebih kongkrit dalam fakta dan data bahwasanya alumni pondok pesantren bisa menjadi seorang dokter.
Tentunya yang notebene mestinya sebelum menjadi dokter mereka terlebih dahulu menempuh pendidikan di kedokteran, kami berikan beberapa nama lulusan ponpes yang menjadi dokter
- dr. Mahendria Sukmana : Dokter Spesialis Jantung
- dr. Nur Ekasari, Univ. Andalas Padang, Sp.Pd. Spesialis penyakit dalam UNS Surakarta
- dr. Nina Anggraini Unisulla Semarang
- dr. Nurhayati, UPN Veteran Jakarta
- Nanang Arrahman, Unisulla Semarang
itulah beberapa nama yang menjadi dokter setelah sebelumnya menimba ilmu di pondok pesantren.
Bagi para santri ataupun wali murid yang anaknya di pesantren bisa di semangati dalam belajar. Supaya bisa lolos ujian masuk di fakultas apapun yang di inginkan.
Karena walaupun pendidikan di pondok pesantren akan tetapi akan tetap mendapatkan ijazah SMA atau yang sederajat guna melanjutkan kepada pendidikan yang lebih tinggi.
Selain itu jika hanya bermodal ijazah dan tanpa usaha belajar yang baik maka bisa jadi akan terlempar dari persaingan s1. Dan hal tersebut saya rasa bukan hal yang bijaksana jika kesalahan tidak lolosnya santri ditimpakan kepada pihak pesantren
baca
Semoga aku bisa mencapai tujuanku ingin menjadi seorang dokter
Amiin, semoga Allah mengabulkan
Semoga tujuanku ingin menjadi dokter bisa tercapai
amiin, semoga Allah memberkahi dan mengabulkan
Semoga Allah mengabulkan cita² habma biar bisa membahagiakan orang tua kalo orang tua hamba sakit aku bisa menyembuhkan nya ya Allah
amiin