Njagakake Barang Sing Durung Karuan Ngarep-Arep Kang Durung Mesthi Paribasane

Njagakake Barang Sing Durung Karuan Ngarep-Arep Kang Durung Mesthi Paribasane

Njagakake Barang sing durung Karuan Ngarep-arep barang sing durung mesthi paribasane utawa diparibasake yaiku njagakake endhoge si blorok. Artinya mengandalkan sesuatu yang belum jelas, mengharap-harapkan barang yang tidak karuan juntrungnya peribahasanya adalah menunggu atau mengharapkan telurnya ayam blorok.

Pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, wilujeng enjang selamat pagi. Ada saja tipe orang yang sekedar menunggu dan mengharapkan datangnya sesuatu yang belum ada kepastiannya.

Namun perilaku ini bukanlah karena keikhlasan atau perbuatan pasrah kepada sang pencipta. Namun lebih karena tiadanya usaha daya upaya untuk mendapatkan atau meraih apa yang menjadi cita cita keinginannya.

Jadi dalam paribasan ini memberikan gambaran tentang ngarep arep barang sing durung karuan anane, durung mesthi bisa orane.

Kenapa bisa seperti itu?

Jadi maksudnya endhoge si blorok adalah telur dari ayam kampung berwarna blorok peliharaan masyarakat.

Blorok sendiri adalah warna blirik namun dengan pola yang lebih besar dan lebar.

Paribasane ngarep-arep sing durung mesthi, njagakake barang sing durung karuan yaiku Njagakake endhoge si Blorok

Andharane atau penjelasannya seperti ini.

Pitik blorok ini merupakan ayam bukanlah jenis ayam ras. Adapun orang Jawa khususunya yang tinggal di kampung apabila memeliharanya caranya dengan membiarkan dia hidup bebas tanpa kandang.

Agar si ayam bisa mencari makan sendiri. Dengan begitu sang pemilik tidak perlu susah-susah meluangkan waktu untuk makani (memberi makan) dan membelikan makanan untuk si ayam.

Karena perilaku dalam memelihara ayam yang membiarkan dia bebas (tidak memasukkannya dalam kandang) membuatnya tidak ketahuan kapan dia bertelur.

Karena tidak adanya pasti kapan ayam blorok ini bertelur menjadikannya sebagai pepatah untuk sesuatu yang belum jelas, tidak karuan juntrungnya.

Dalam pepatah atau peribahasa melayu berbunyi “Putih mengandung awan, kelambaja mengandung hujan”.

Maksudnya yaitu putih di langit yang menggambarkan awan, sedangkan kalembaja artinya adalah awan hitam yang mengandung hujan. Namun belum tentu juga kepastian turunnya air hujan.

Contoh hal ini adalah seperti orang yang menunggu dapat undian atau lotre, dan menjadikannya sebagai sesuatu yang ditunggu-tunggu.

Atau orang yang mengharapkan tanaman hasil panennya laku keras padahal panen belum berlangsung, dan lain sebagainya.

Demikianlah paribasane njagakake barang kang durung mesthi basa Jawa lengkap dengan contohnya serta padanan dalam peribahasa berbahasa melayu. Maturnuwun sudah mampir, wilujeng sonten dan wassalamu’alaikum.

salam blogger

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*