Ana Gedhang Awoh Gori Pitik Ndhase Telu Kyai Dhalang Yen Mati Sapa Sing Mikul

Bedheken lan sebutna batangane Cangkriman Basa Jawa tembang pangkur sing unine Tulung-tulung ana gedhang awoh gori, Ana pitik ndhase telu Gandhenana endhase, Kyai Dhalang yen mati sapa sing mikul, Ana buta nunggang grobag Selawe sunguting gangsir

Batangane tembang Pangkuring dhuwur, yaiku …. a. Gedhang awoh, b. Pari nyemi, c. Buah tiba ,d. Kembang mekar. Jawabannya adalah huruf A yaitu gedhang awoh yang artinya yaitu pohon pisang berbuah.

Pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, sebelumnya saya mengira bahwa cangkriman kembang itu hanyalah tembang pocung/pucung saja.

Namun ternyata ada juga dalam versi lain dalam macapat lainnya. Misalnya yaitu pangkur.

Adapun cangkriman tembang pangkur (macapat) lagunya adalah sebagai berikut ini;

Tulung-tulung ana gedhang awoh gori
Ana pitik ndhase telu Gandhenana endhase
Kyai Dhalang yen mati sapa sing mikul
Ana buta nunggang grobag
Selawe sunguting gangsir

Apa batangane cangkriman tembang ing ndhuwur? Tegese apa? Apakah jawaban dari tebak tebakan lagu dalam bahasa Jawa ini?

Yang perlu anda ketahui bahwasanya ini merupakan cangkriman berupa blenderan (plesetan) dan juga wancahan.

Jadi merupakan tebak-tebakan kata yang sifatnya mengecoh atau memplesetkan lawan tanding, juga merupakan tebak-tebakan singkatan (wancahan).

Bagaimana bisa seperti itu? Masuk kategori cangkriman tembang, blenderan dan juga wancahan?

Mari kita membahasnya satu persatu

Ana Gedhang Awoh Gori

dalam ungkapan ini secara lengkapnya berbunyi “Tulung-tulung ana gedhang awoh gori” yang arti secara harfiahnya adalah “tolong-tolong ada pisang berbuah nangka”.

Namun sebenarnya dalam kata gori bukanlah maksud dari buah nangka. Akan tetapi merupakan wancahan atau singkatan dari ditegori.

Arti ditegori yaitu ditebangi. Maksudnya yaitu apabila pisang berbuah dan matang maka akan ditebanglah pohonnya untuk mengambil buahnya.

Meskipun tidak ditebang sekalipun, buah pisang akan mati sendiri setelah berbuah, tidak bisa berbuah sebanyak dua kali.

Jadi blenderan atau pengecoh dalam cangkriman ini serta wancahan yaitu dalam kata “gori”.

Maksudnya bukanlah buah nangka namun singkatan dari ditegori (ditebangi).

Ana Pitik Ndhase Telu Gandhenana Endhase

Artinya secara harfiah adalah ada ayam kepalanya tiga, pukulilah kepalanya.

Namun pada cangkriman pangkur ini ada sebuah jebakan dari singkatan yang ada dalam kalimatnya.

Yaitu pada kata “telu”.

Jika anda mengartikan secara harfiah yaitu memiliki arti “tiga”, anda akan kebingungan menjawabnya.

Namun sebenarnya ini merupakan wancahan dari dibuntel wulu. Tel = dibuntel dan lu yaitu wulu.

Maksudnya adalah kepala ayam ini terbungkus atau terbuntal pada bulunya. Yaitu bulu pada sayap.

Kalau anda perhatikan, pada saat ayam tidur, adakalanya dia berperilaku memasukkan kepalanya pada sayapnya. Sehingga perilaku ini yang menjadi tebakan kata blenderan atau plesetan sekaligus wancahan.

Yaitu kata “ndhase telu”, yang sebenarnya merupakan singkatan (wancahan) dari endhase (pitik) dibuntel wulu (bulu sayapnya).

Kyai Dhalang yen Mati Sapa sing Mikul

Nyangapa dhalang kuwi yen mati ora ana sing layat
Nyangapa dhalang kuwi yen mati ora ana sing layat

Artinya secara harfiah adalah kiai dalang apabila meninggal siapakah yang memikul?

Jika anda seriuse menganggap dhalang ini adalah orang yang memainkan wayang, anda selamanya akan kalah dalam permainan cangkriman ini.

Kenapa?

Karena dhalang ini maksudnya bukanlah orang yang menjalankan wayang kulit.

Akan tetapi merupakan wancahan dari kadhal lan walang (hewan kadal dan belalang).

Jadi jawaban yang benar adalah ora ana sing mikul (tidak ada yang memikulnya). Alasannya karena kadal ataupun belalang apabila mati dibiarkan saja.

Kalau ada yang baik hati akan menguburnya tana harus memikulnya terlebih dahulu.

Ana Buta Nunggang Grobag

Artinya secara harfiah adalah ada raksasa yang naik gerobak. So what is the answer? Apa jawabannya? Mau jawab apa juga bingung.

Ini petunjuknya.

Dalam pertanyaan cangkriman tembang ini, ada blenderan dan wancahan dalam kata atau tembung “buta”.

Buta disini maksudnya bukanlah raksasa.

Namun merupakan singkatan dari tebu ditata, bu = tebu, dan ta = ditata. Artinya adalah tebu (bahan dasar gula) yang ditata dengan rapi.

Kemudian setelah penataan rapi dan dinaikkan gerobak kemudian dibawa ke pabrik ataupun lori (kalau sekarang ke bak truck) untuk selanjutnya dibawa ke pabrik untuk diproses menjadi gula.

Selawe Sunguting Gangsir

Artinya secara harfiah adalah dua puluh lima antenanya gangsir. Gangsir merupakan hewan sebangsa jangkrik.

Wah banyak sekali antenanya!?

Jadi selawe maksudnya bukanlah jumlah angka yaitu 25. Namun ke ukuran se lawe. Lawe artinya adalah benang. Jadi bukan masuk kategori wancahan.

Karena tidak ada singkatan dalam tebakan kata tembang pangur ini.

Jadi kalimat ini jelas masuk dalam jenis cangkriman blenderan. Yaitu menjebak lawan bermain agar menyangka selawe maksudnya adalah angka 25.

Namun sebenarnya maksudnya selawe adalah sak lawe, sebesar benang. Jawabannya untuk cangkriman ini adalah mesin jait (alat untuk menjahit).

Kenapa seperti itu?

Karena yang mengarangnya menganggap bentuk mesin jahit ini seperti gangsir atau jangkrik. Dan sungutnya yang berupa benang menjadikannya bagian utama dalam tebak tebakannya.

Demikian informasi tentang Tulung-tulung ana gedhang awoh gori, Ana pitik ndhase telu Gandhenana endhase, Kyai Dhalang yen mati sapa sing mikul, Ana buta nunggang grobag Selawe sunguting gangsir. Maturnuwun sudah mampir, salam kenal dan wassalamu’alaikum.

Tentang

salam blogger

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*