Riyak Anggajah Oling Tegese

riyak anggajah oling

dalam bahasa Jawa arti riyak anggajah oling utawa ngoling yaiku tindake utawa lakune kadya gajah kang nggoleki barang, ukara tembung panyandra laku temanten, mindhakake kaya gajah mlaku noleh niwa nengen nggoleki barang.

Pontren.com – assalaaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu, apabila kita menerjemahkannya dalam Basa Jawa umum adalah kaya jangkahe utawa langkahe gajah kang duweni awak gedhe, maksudnya yaitu jangkah pengantin sebagaimana hewan gajah yang besar.

Dalam penjelasan lainnya menyebutkan dengan tindake semu hanggajah ngoling ‘berjalannya seperti gajah sedang mencari sesuatu. Ungkapan ini merupakan pepindhan yang digunakan untuk nyandra cara berjalan pengantin.

  • Riyak tegese yaiku lakune, mlakune, carane mlaku (cara berjalan, yang dalam hal ini mempelai)
  • Anggajah tegese yaiku kadya gajah (seperti gajah)
  • Oling tegese yaiku gedhe (artinya adalah besar, agung, dan lain sebagainya).

Berdasarkan pepindhan ini, cara berjalan pengantin digambarkan seperti gajah yang berjalan, artinya setiap satu langkah menengok ke kanan dan ke kiri seolah sedang mencari sesuatu.

Jadi anggajah ngoling utawa oling artinya adalah sebagaimana hewan gajah yang posturnya besar, bukan hanya gajah biasa ataupun kecil.

Apabila kita memperhatikan cara berjalannya pengantin, begitu anggun kalem, tidak petakhilan.

Langkah anggun dan berwibawa ini menjadikan lakune temanten kekalih cinandra kadya gajah gedhe (oling utawa uling, utawa ngoling).

Contoh kalimat Tuladha Ukara Riyak anggajah oling (ngoling) lan Tegese

Dan pembawa acara atau pranata cara lazimnya menyampaikan kalimat panyandra temanten ini lengkapnya sebagai berikut;

Dhasar penganten kakung anyardula lapa tindake, riyak anggajah ngoling, lambehan merak kesimpir. Yang artinya adalah “Pengantin laki-laki jalannya seperti harimau lapar, langkahnya seperti langkah gajah, ayunan tangan seperti merak yang patah sayapnya.‟

Lebih jelas mengenai penggambaran atau penjelasannya seperti ini.

Jalannya pengantin laki-laki yang baru keluar dari tempat busana penggambaran keindahannya dengan jalannya harimau yang lapar.

Makudnya seperti apa? Yaitu di mana jalannya harimau yang sedang lapar sangat pelan dan gemulai.

Dan ungkapan yang kedua mengenai cara memuji keindahannya dalam berjalan yaitu sebagaimana Gajah berjalan dengan pelan sambil menengok ke kanan kiri, begitupun keindahan jalannya pengantin laki-laki juga digambarkan dengan jalannya gajah.

Sedangkan untuk ungkapan merak kesimpir, sebagaimana kita tahu bahwasanya Burung merak memiliki sayap yang indah.

Pada saat merak membentangkan sayapnya tampak sangat menarik, tetapi ketika sayap burung merak patah maka akan terlihat semampai.

Begitupun ayunan tangan sang pengantin laki-laki digambarkan dengan ayunan sayap burung merak yang sedang patah.

Mumtaz Hanif

salam blogger

Tinggalkan Balasan