Aja Mudhun-mudhun yen Durung Nggawa Banyu Saebar Batangane Cangkriman
Aja mudhun-mudhun yen durung nggawa banyu saebar Batangane Cangkriman yaiku krambil utawa klapa (kambil), merupakan wangsulan atau bedhekane (jawabannya) cangkriman teka teki Bahasa Jawa yang bunyi pertanyaannya yaitu janganlah turun jika belum membawa air satu ebor (wadah serupa dengan ember, kalau gak salah ya).
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh, wilujeng enjang selamat pagi para siswa siswi pelajar pada sekolah dasar maupun SMP dan SMA.
Kali ini kita akan membahas sebuah teka teki bahasa Jawa atau tebakan kata yang unen unene ukara cangkriman yaiku ora mudhun yen durung nggawa banyu saebor.
Artinya yaitu tidak turun (dalam versi lain jangalah turun) apabila belum membawa air seember.
Jadi kalau ada pertanyaan yang berbunyi kepriye ukarane unen unen cangkriman ing dhuwur sing batangane woh krambil utawa klapa?
Maka anda bisa menjawabnya dengan irah-irahan atau judul yang ada pada artikel ini.
Batangane Cangkriman Aja mudhun-mudhun yen durung nggawa banyu saebar yaiku Krambil utawa Klapa
Mari kita membahas maksudnya satu persatu dalam tebakan kata ini.
Aja mudhun-mudhun tegese yaiku ojo nganti mudhun (saka ndhuwur menyang ngisor) artinya janganlah turun, jangan sampai kebawah.
Yen durung tegese yaiku menawa urung, apabila belum
Nggawa banyu tegese yaiku oleh utawa entuk banyu artinya membawa air, mendapatkan
Saebar tegese …. hmmmm saya sudah browsing kesana kemari tapi tidak menemukan artinya secara pasti, kalau tidak salah sih zaman SD dulu ada yang mengartikan seember (satu ember).
Kalau anda memperhatikan lapisan atau apa yang ada pada buah kelapa (woh krambil) maka bagian luarnya yaitu berupa sabut. Dalam Bahasa Jawa biasa menyebut dengan sepet.
Sepet ini yang biasa menjadi bahan dasar untuk keset (dulu banyak ada tulisan welcome pada bagian tengah keset) maupun babut, yaitu alas tebal pada daerah yang dingin sebagai lambaran yang pada bagian atasnya orang-orang menaruh tikar.
Selanjutnya setelah bagian sabut ada batok kelapa. Orang jawa juga menyebutnya dengan bathok.
Kemudian apabila kelapa sudah cukup usia untuk parutan (kalau muda kita menyebutnya dengan degan) maka bagian daging buah lumayan tebal dan kebanyakan menjadi bahan dasar santan.
Kemudian pada bagian akhir ada berupa air kelapa, memiliki rasa yang khas dan apabila masih muda alias berupa degan begitu menyegarkan dan banyak yang meyakini menyehatkan.
Karena adanya air kelapa inilah yang menjadikannya sebagai tembung ukara cangkriman. Kalau saya sendiri menilai masuk dalam kategori atau kalebu jenise cangkriman wantah Basa Jawa.
Atau setidaknya pepindhan atau irib iriban, namun saya lebih mempercayai masuk dalam wantah (apa adanya) opo anane. Akhirnya terima kasih sudah mampir, salam kenal, wilujeng enjang dan wassalamu’alaikum.
Tinggalkan Balasan