Sendiko Dawuh Artinya Tegese dalam Bahasa Jawa Indonesia
Sendiko Dawuh Artinya Tegese dalam Bahasa Jawa Indonesia. Kalimat ini merupakan gabungan kata sendiko yang artinya saya taat atau menurut. Sedangkan dawuh artinya yaitu perintah dari orang yang di hormati di junjung tinggi karena derajat pangkat maupun keilmuannya.
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, dalam acara TVRI zaman dahulu pada saat menyiarkan ketoprak, maupun wayang purwa.
Maka hampir pasti kita akan mendengar kata ungkapan bahasa Jawa “Sendiko Dawuh” tegese yoiku manut soho nindakne opo perintahe wong kang ngongkon.
dalam adegan ini biasanya yang mendapatkan perintah, kemudian mengucapkan ungkapan tersebut. Sembari merapatkan kedua telapak tangan kemudian menyentuhkan kedua jempol pada hidung atau jidat (posisi menyembah) kepada Pangeran atau Sinuwun.
Sendiko Dawuh sebagai Bentuk Ungkapan Taat dan Melaksanakan Perintah
Kata atau ungkapan sendiko dawuh memiliki filosofi respon jawaban yang tunduk dan taat atas perintah tugas. yaitu perintahnya orang yang memiliki kedudukan tinggi baik dalam keilmuan derajat maupun kepangkatan kedudukannya.
Biasanya sangat sering pemakaiannya dari seorang abdi dalem kepada petinggi kerajaan. Utamanya sinuwun paduka raja, sinuwun, gusti pangeran (raja), romo kiai atau seorang anak kepada Ibu Bapaknya (Bopo Biyung).
Juga ungkapan seorang istri solehah yang benar benar taat kepada sang suami. Taat dalam artian sebenarnya secara lahiriah dan batiniyah apabila mendapatkan perintah dari sang suaminya.
Bukan karena mengatakan ini hanya sekedar ucapan sinis nada mencibir saja.
Merupakan bahasa Kromo inggil yang halus, memposisikan diri sebagai bawahan atau hamba yang jauh berada dibawah yang memerintahkan.
Pada lingkungan pesantren, ungkapan sendiko dawuh merupakan suatu akhlak yang melekat pada kalangan santri atau cantrik pada saat menerima tugas romo bopo Kiai.
Merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan tersendiri apabila ada santri yang mendapatkan tugas maupun perintah Kiai.
Kiai merupakan sosok tokoh sentral pondok pesantren yang memiliki posisi sangat tinggi di kalangan Pesantren.
Makna dan Filosofi
Makna sendiko dawuh ini yaitu ungkapan menerima, mentaati, dan mengerjakan perintah orang yang mendapatkan maqam penghormatan yang sangat tinggi karena status dan posisinya dalam suatu kedudukan.
Jadi singkatnya, kalimat ini merupakan ekspresi seseorang pada saat mendapatkan tugas dari orang yang di hormati menggunakan bahasa Jawa Kromo Inggil yang halus untuk menghormati sang pemberi perintah.
Pada kalangan keraton adalah ungkapan abdi dalem (emban, prajurit, bawahan) kepada tuannya, bisa Raja, Pangeran, Tumenggung, Akuwu dan lain sebagainya.
Untuk kalangan pondok Pesantren yaitu ungkapan santri kepada romo kiai atau ibu Nyai dan kalangan ndalem pada saat menerima perintah atau tugas.
Dalam kalangan keluarga yang masih memegang adat budaya jawa dengan memakai bahasa Kromo Inggil sehari hari.
Berlaku untuk anak kepada orang tuanya (ayah ibu) atau untuk kalangan keluarga yang lebih tua semisal paman, kakek, kakaknya.
Juga berlaku bagi seorang istri merespon perintah sang suami.
Sayangnya hal ini merupakan suatu yang sangat langka (kromo inggil pada kalangan keluarga).
Mungkin hanya pada lingkungan keraton saja yang masih memegang teguh susila berkomunikasi lisan dalam keluarga memakai bahasa kromo inggil.
Ngestoaken Dawuh
Ungkapan lain yang lazim di ucapkan yaitu ngestoaken dawuh.
Yang artinya adalah menyimak, memperhatikan dan mencermati dengan sangat apa yang menjadi “dawuh” perintah tugas dari orang yang mendapat penghormatan.
Pada dataran lainnya, kata ini menyiratkan bahwa semua kata dan perintah atasan atau boss ini akan di laksanakan tanpa banyak kata pertanyaan.
Maksudnya ketaatan atau taat yang begitu tinggi dengan apa yang disampaikan oleh yang memerintahkan.
Ketaatan yang tinggi ini merupakan wujud penghormatan melihat posisi yang menerima tugas kepada yang memerintahkan karena gap derajat pangkat keilmuan dan posisi kedudukannya. wassalaamu’alaikum
Tinggalkan Balasan