Sebutan Pimpinan Pondok Pesantren di wilayah Jawa (Tengah, Timur) Sunda atau Pasundan, Minangkabau dan juga daerah Serambi Mekkah yaitu Aceh yang saat ini biasa menyebut dengan NAD (Nangroe Acheh Darussalam).
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, pesantren memiliki sebutan berbeda beda pada beberapa wilayah, termasuk juga sebutan untuk pucuk pimpinannya.
Langsung saja berikut adalah sebutan pimpinan pondok pesantren untuk beberapa wilayah di Indonesia yaitu Jawa, Sunda/Pasundan, Minangkabau maupun Aceh.
- Jawa disebut dengan Kiai
- Sunda atau tanah Pasundan disebut dengan Ajengan atau Abah
- Wilayah Aceh adalag Tengku
- Minangkabau disebut dengan Datuk atau Buya.
Itulah sebutan yang lazim disematkan kepada pengasuh yang menjadi pemimpin pada Pondok Pesantren berdasarkan wilayah yang ada di Negara Republik Indonesia ini.
Contoh orang yang mendapat sebutan pimpinan pondok pesantren
Untuk kongkritnya, berikut adalah nama pimpinan pesantren yang familiar dan terkenal pada telinga pemerhati lembaga pendidikan Islam (meski ada juga yang kurang terkenal) beserta nama pondoknya.
Kiai Solahuddin Wahid (Alm) KH Solahuddin sering dipanggil dengan gus Sholah, merupakan pimpinan pondok pesantren Tebuireng Jombang dikala beliau masih hidup. Sebagai tambahan, selain Kiai, beliau juga seorang arsitek dengan gelar insinyur (Ir).
KH As’ad Mahmud, Lc, Ketua Yayasan Sabilul Khoirot Tengaran Kab. Semarang yang membawahi pendidikan SMPIT Nuris, SMAIT Nurul Islam dan juga Madrasah Aliyah yang berada di Provinsi Jawa Tengah.
Kiai Asy’ari, adalah pucuk pimpinan pondok pesantren Daarul Mubtadi-ien di Kabupaten karanganyar tepatnya berada di Kaliwuluh Jomblang Kebakkramat.
Abah Anom atau Ajengan Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin, tokoh terkenal dari tasikmalaya, pimpinan pondok pesantren Suryalaya.
Pada Provinsi Sumatera Barat contohnya yaitu Buya Syamsul Akmal, S.Ag., MM, merupakan ketua umum Yayasan Shine al-Falah Ponpes perkampungan Minangkabau Sumatera Barat.
Tengku, merupakan pimpinan pesantren tertinggi (pengasuh di Aceh disebut dengan Tengku,saya membaca pada beberapa artikel disingkat dengan tgk (teungku). adapun contoh misalnya yaitu Teungku Haji Mukhtar Luthfi bin Teungku Abdul Wahab, almarhum merupakan pimpinan pesantren Ruhul Fata Seulimum Aceh Besar sampai dengan 21 Juli 2016.
Sebutan Pesantren di Jawa, Sunda, Minangkabau dan Aceh
Beda menyebut pimpinannya ini ternyata juga ada perbedaan sebutan untuk lembaga pondok pesantren pada wilayah dimaksud (Jateng Jatim, Pasundan, Minangkabau Sumatera Barat, Aceh).
Adapun sebutan pesantren pada wilayah ini adalah;
- Wilayah Jawa (Barat, Tengah, dan Timur) menyebut dengan pondok atau pondok pesantren
- Aceh Darussalam menyebut pesantren dengan Dayah atau Meunasah pada sebagaian wilayah dan menyebutnya dengan Rangkang untuk Dayah dengan skala lebih kecil.
- Minangkabau atau Sumatera Barat menyebut Pesantren dengan Surau.
Nah itulah informasi mengenai pimpinan pondok pesantren pada pulau Jawa Sumatera (Minangkabau dan Aceh) beserta penyebutan pesantren menjadi khas pada wilayah masing masing.
Kesimpulan
Sebutan pimpinan pondok pesantren untuk wilayah;
- Jawa (Tengah dan Timur) adalah Kiai
- Pasanundan/Sunda Jawa Barat adalah Abah atau Ajengan
- Minangkabau adalah Buya;
- Dan NAD Nangroe Aceh Darussalam adalah Teungku.
Sedangkan sebutan lazim pesantren atau nama lain pesantren pada wilayah ini adalah;
- Jawa : Pesantren atau Pondok Pesantren
- Minangkabau = Surau
- Aceh = Dayah, Meunasah, Rangkang (Dayah yang kecil).
Demikian, salam kenal dan wassalaamu’alaikum.