Buta Huruf era modern B3B anak millenial. Dahulu kala pada kampung kakek saya yang berada di Boyolali ada beberapa rumah yang atap gentengnya ada tulisan besar besar “B3B”. Orang tua kita maupun anda yang sudah beranak pinak tentunya paham istilah ini.
pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullah, bukan hanya pada atap rumah tulisan ini bisa anda dapatkan pada masa itu. Akan tetapi anda juga bisa menemukan pada tugu atau tembok dengan tulisan B3B ini.
Saat ini ternyata B3B (baca Beib) sudah menjadi nama artis. Yang saya maksud yaitu bernama asli Dewi Sartika, cewek kelahiran lampung, 08 Desember 1984.
Saya meyakini dia juga agak paham dengan istilah B3B pada masa dulu. Masa saat ngetrend sebagai gerakan pemberantasan buta huruf atau buta aksara.
B3B zaman Presiden Soeharto
B3B yang saya maksud dalam tulisan ini tentu bukan panggilan dewi sartika. Tetapi maksudnya disini yaitu B3B adalah akronim atau singkatan dari Bebas 3 Buta.
Suatu program zaman Presiden soeharto dalam pemberantasan Tiga Buta yaitu
- buta aksara latin dan angka;
- buta bahasa Indonesia;
- dan buta pendidikan dasar
dengan programnya ini Soeharto pada tanggal 19 Juni 1993 UNESCO mendapat penghargaan Avicenna Medals (Medali Ibn Sena). Medali sebagai Tokoh Pendidikan Internasional dari Unesco. (sumber : Pak Harto Membangun Dunia Pendidikan )
nah urusan bebas 3 buta yaitu buta aksara latin dan angka, Bahasa Indonesia, Pendidikan Dasar menurut guru saya zaman Aliyah (Kiai Haji Sidqon Maesur) sudah tidak relevan lagi untuk masa sekarang.
Bebas 3 Buta masa modern (Buta Huruf Era Modern)
Menurut ustadz Sidqon Maesur, begitu kami memanggil beliau, orang yang buta huruf pada era sekarang adalah man la ya’rif lughah injiliziyyah wa kombiyuutiir.
Yaitu mereka yang tidak tahu Bahasa Inggris dan tidak tahu komputer adalah orang – orang yang buta huruf di masa modern atau era millenial ini.
Jadi menurut beliau, ada 2 hal pokok supaya orang orang bisa melek informasi maupun teknologi. Sebagaimana dahulu orang bisa membaca menulis berhitung dan berbahasa Indonesia.
Yaitu dengan mengetahui bahasa Inggris serta bisa mengoperasikan komputer.
Saya pribadi setuju juga dengan pendapat ini.
Pada masa sekarang dengan penguasaan bahasa Inggris yang memadai serta kemampuan menjalankan komputer akan membawa selangkah lebih maju dalam urusan kehidupan.
Walaupun gadget smartphone saat ini memiliki penerjemahan secara live dan langsung, akan tetapi tetap belum atau tidak akan bisa menggantikan kemampuan berbahasa Inggris dan menjalankan komputer bagi pemiliknya.
Saya pribadi bagaimana?
Urusan mengoperasikan komputer dan internet secara dasar ya lumayanlah, mungkin jika dinilai setidaknya saya akan mendapatkan kisaran angka tujuh dalam skala 0-10.
Sedangkan bahasa Inggris saya, yah payah dan memprihatinkan, jika di kurs dalam pembelajaran TPQ masih pada iqro jilid 1 dengan huruf a ba ta.
Sangat belum memadai untuk menggarap soal ujian nasional SMP/yang sederajat.
Begitulah bebas tiga buta pada masa modern alias era millenial menurut pendapat guru saya zaman Aliyah yaitu Bapak Kiai Haji Sidqon Maesur, Lc.
Zaman dahulu beliau suka naik kendaraan RX King. Wassalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.