Pengalaman nyetir L300 Bensin tahun lawas

sopir L300

Pengalaman mengemudikan mobil Mitsubishi L300 dengan bahan bakar bensin tahun 1989 milik boss Tri Jahit dalam rangka untuk membersihkan sisa penggantian atap rumah warga kompleks dari Kayu dan genteng dengan baja ringan atap spandex.

pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, siang hari matahari agak condong tergelincir kearah barat, tiba-tiba ada pesan masuk di whatsapp business yang saya buat.

Pesan tersebut berasal dari mas Purwanto, pemborong penggantian atap rumah salah satu warga yang mengganti kayu yang sudah gapuk dimakan rayap dan tothor, dan diganti dengan baja ringan dan atap spandex sebagai ganti genteng.

Begini bunyi pesan dalam wa “ Mas Gun, umpama nyilih mobil e bak kae sedino bayare piro? Kanggo buang puing iki ben resik”

(Mas gun, seumpama pinjam mobil bak terbuka yang kemaren, berapa biayanya sehari? Untuk membuang puing puing supaya bersih).

mitsubishi-L300-nampak-depan

Karena sang pemilik mobil orangnya baik hati, akhirnya tidak ada biaya atau charge yang diperlukan untuk peminjamannya. Ya paling di isi bensin kisaran 40-50 ribu an lah sebagai ungkapan rasa terima kasih sudah dipinjami.

Pengalaman mengemudikan L300 tua (dalam Kabin)

Seperti disampaikan diatas, umur mobil yang saya bawa ini relatif senior, lansiran 1989 versi bensin, yang menurut si empu dahulu kala dibeli dengan uang Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta).

Bagaimana rasanya?

Dari segi ruangan dalam kabin, legaaa… nyaman dan enak untuk bergerak badan, posisi kaki juga rileks santai bebas kesana kemari karena keluasan ruang yang ditawarkan, tempat duduk bisa di set maju mundur sesuai kenyamanan pemakainya.

dalam-kabin-L300-bensin

Dasboardnya entahlah yang jelas panel panel masih berfungsi, kecuali system audio nya sepertinya tidak diperdulikan lagi oleh pemiliknya.

Tuas Gigi disamping Kemudi

Posisi porseneling alias gigi, mobil ini masih menganut model tuas gigi yang menempel di samping atau jadi satu dengan setir, baru pertama kali emang agak kikuk memakai karena tidak terbiasa menggunakannya.

Yang agak repot saat memindahkan gigi 2 ke 3 yang mana posisinya mendorong ke depan agak jauh sehingga saya yang tidak tinggi (160 cm) harus sedikit mencondongkan badan supaya bisa mengoper ke gigi tiga dengan mendorong tuasnya.

Kalau saya pegangi bulatan tuas ini ada hal yang tidak mengenakkan terjadi, yaitu terjepit jari, jadi saya hanya menekan sisi dalam tuas ini supaya tidak terjepit antara tuas dengan dashboard.

karena baru 2 kali pegang, awalnya agak kikuk juga dan kondisi mobil yang relatif lawas, feeling apakah gigi 1 sudah masuk atau belum pernah terjadi.

Belum Power Steering, berat kalau puter dan atret

nah ini yang tidak nyaman alias kurang sip, mobil l300 lansiran tahun 1989 ini belum menggunakan setiran model power steering.

L300-dari-samping

sebenarnya tidak terlalu masalah saat kendaraan berjalan, akan tetapi sangat terasa sekali pada waktu atret atau parkir maupun belok disaat kendaraan tidak bergerak.

dengan lingkaran kemudi yang lumayan lebar sedikit membantu meringankan driver untuk memutar roda kendaraan belok kiri kanan.

Seperti nyetir Bis

Entah kenapa saya merasakan suasana khas bis tua saat memakai mobil ini, utamanya saat perpindahan gigi dan awal angkatan kendaraan, suara dan getaran dalam kabin koq saya rasakan sama persis seperti bis langsung jaya jurusan tawangmangu solo.

Padahal ini adalah mobil bensin, bukan bahan bakar solar.

Kalau saya simak, sepertinya kondisi mesin mobil ini dalam kondisi prima, akan tetapi body nya saja yang kurang terurus oleh sang pemilik, sehingga getaran kendaraan dan dengungan mesin begitu agak horror saya rasakan, dibandingkan dengan panther lansiran 1992 yang sering saya pakai.

Padahal secara teoritis, seharusnya mesin diesel mestinya memiliki getaran lebih parah daripada model kendaraan yang menggunakan mesin bensin.

L300-bensin-1989

Kesimpulan

Meskipun sudah berumur, mobil Mitsubishi L300 ternyata masih memiliki nilai ekonomis yang tinggi, buktinya dengan harga yang masih nangkring alias lumayan mahal dibanding dengan kendaraan yang seumurannya.

Dari segi kenyamanan pengemudi, L300 memiliki posisi yang sangat nyaman karena keluasan kabin, apalagi jika dibanding dengan kendaraan pick up semisal Suzuki carry kecil ataupun Mitsubishi t120, jauh lebih lega.

Itulah pengalaman saya membawa mobil L300 dalam rangka untuk memindahkan puing puing sisa bangunan di perumahan.

Sugeng sonten, wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

7 pemikiran pada “Pengalaman nyetir L300 Bensin tahun lawas

    1. Yuhuuu.. Emang yang L300 versi bensin udah kagak di produksi. Yang pake bahan bakar solar masih dijual baru di dealer sampai dengan jaman now.

      Iya lumayan jarang liat L300. Kebanyakan liat avanza dan xpander.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *