Mengatasi KBM TPQ dengan Guru Sedikit Banyak Santri beda Kemampuan
Tawaran metode bagi lembaga TPQ yang mengalami situasi sedikit jumlah ustadz ustadzah pengajar dengan santri yang banyak serta perbedaan tingkat kemampuan dalam membaca huruf hijaiyah dengan menggunakan metode iqra dan KBM materi pembelajaran tetap berlangsung.
Pontren.com – assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. Tidak semua TPQ mengalami situasi ideal dimana perbandingan seimbang antara jumlah santri dengan guru.
Dari beberapa rujukan, idealnya satu orang ustadz memegang antara 5-7 santri pada saat pembelajaran privat semaan membaca iqra.
Adakalanya 2 orang guru meng handle 25-30 anak atau santri dalam satu lembaga pendidikan TPA. Hal ini berakibat metode privat iqra menjadi tidak efektif karena banyaknya santri yang diajar dibandiingkan dengan jumlah pendidik.
Selain alokasi waktu yang kurang, materi pembelajaran yang bersifat non Baca Tulis alquran tidak mendapat porsi yang cukup karena mengejar semaan santri satu persatu atau 2 orang langsung disemak satu guru.
Faktor yang lain semakin memperumit keadaan adalah kemampuan baca tulis santri satu dengan yang lain berbeda kefasihan dalam membaca huruf hijaiyah meskipun seumuran, atau bahkan ada yang lebih mahir dibanding kakak kelasnya di sekolah dasar atau MI.
Masalah yang ditemukan
Dari sini ada berbagai persoalan yang mendera saat TPQ berada dalam situasi sedikitnya guru berbanding dengan jumlah santri. Analisa problem dan dampaknya adalah;
- Kekurangan waktu untuk privat keseluruhan santri;
- Tidak tersampaikan materi pembelajaran non BTA secara maksimal;
- Kesulitan pembagian kelas bagi santri;
Itulah dampak pokok yang dihadapi bagi lembaga Taman Pendidikan Alquran yang mengalami situasi kekurangan pengajar semisal 2 orang guru mendapatkan 25-35 santri.
Solusi tergampang yaitu dengan menambah jumlah guru yang ada, tapi penyelesaian solusi penambahan guru ini bisa terganjal dengan ketiadaan guru atau ketidakmampuan lembaga mendatangkan pengajar.
Cara yang lain yaitu bagaimana caranya supaya semua santri mendapatkan pembelajaran iqra semisal privat, materi non BTA tersampaikan, dan juga ada pembagian kelas untuk para santri.
Salah satu tawaran untuk mensiasati hal ini dengan mitigasi ketiga masalah diatas yaitu dengan metode switch atau bertukar tempat. Apa itu?
Silakan disimak dibawah ini
Metode switch untuk TPQ dengan guru sedikit dan santri yang banyak
Secara bahasa, switch berarti berpindah atau bertukar, sedangkan metode switch untuk TPQ adalah bertukarnya kelas santri TPQ sesuai dengan kemampuan membaca iqra dan umur santri.
Metode ini diharapkan mampu mengatasi keadaan keterbatasan guru pengajar dengan jumlah santri yang banyak.
Dengan metode ini diharapkan pembelajaran TPQ dengan metode iqra yang menggunakan privat diganti dengan klasikal.
Sedangkan materi pembelajaran non BTA dilakukan mengacu kepada umur santri atau jenjang pendidikan sekolah anak anak pada sekolah umum (SD atau MI).
Bagaimana metode ini berjalan?
Awal masuk santri sudah dibagi menjadi kelas mengacu kepada umur atau tingkat pendidikan di sekolah dasar, jadi misalnya anak usia kelas 1-3 dijadikan sekelas, sedangkan anak anak kelas 4-6 dikelompokkan santu kelas.
Dengan kemampuan otak dan umur yang dianggap (atau terpaksanya) setara, pembelajaran non BTA dapat dilakukan, semisal hafalan, sejarah, atau aqidah dan fiqih.
Jadi anak anak usia kelas 1-3 diajarkan degan materi yang ringan sedangkan untuk anak dengan kemampuan yang lebih berkembang bisa diberikan pembelajaran yang lebih kompleks dalam penjelasannya.
Kira kira 20-25 menit selanjutnya adalah waktu untuk privat, bagaimana mengatasi pembelajaran iqra untuk anak banyak? Dengan cara klasikal, yaitu mengajarkan secara massal anak anak dengan metode iqro.
Bagaimana bisa diajarkan secara massal? Syaratnya adalah kemampuan anak anak dalam iqro ini setara atau kurang lebihnya setara.
Disinilah metode switch dijalankan, yaitu jika di awal masuk dan pembelajaran materi anak anak berkumpul berdasarkan usia dan pendidikan umum, pada sesi iqra atau belajar mengaji anak anak di ubah kelasnya menjadi berdasarkan kemampuan atau jenjang iqra yang dikuasai.
Misalnya anak anak iqra 1,2,3 dijadikan satu sedangkan untuk iqra 4,5,6 menjadi satu kelas juga dengan tidak memperdulikan usia dan jenjang pendidikan di sekolah.
Dengan metode perpindahan kelas saat pembelajaran ini diharapkan kesulitan dan problem waktu, tidak tersampaikan materi pembelajaran non BTA maupun kemustahilan privat bisa ditekan permasalahannya (walaupun tentunya akan lebih baik hasilnya jika perbandingan guru dan murid adalah ideal).
Peralatan dan sarana prasarana yang diperlukan untuk memaksimalkan metode switch
Untuk mendukung program perpindahan atau bertukar kelas ini dapat berjalan dengan baik dan smooth, diperlukan perangkat serta sarana prasarana yang harusnya ada.
Berikut yang perlu dipersiapkan;
Pertama – Materi pembelajaran yang ready. Bagi guru seyogyanya sudah memiliki materi atau kurikulum pembelajaran untuk disampaikan kepada anak TPQ yang sesuai dengan usia anak.
Hal ini sebagai materi non BTA yang diajarkan pada saat awal masuk dan kelas santri yang mengacu kepada usia santri dan jenjang pendidikan umum.
Kedua – Peralatan mengajar yang memadai. Alat peraga Baca Tulis Iqra ukuran besar sangat dianjurkan, sepanjang yang saya tahu terdapat iqra berupa lembaran besar, ini akan sangat menolong guru dalam pembelajaran baca tulis metode iqra secara massal atau klasikal.
Selanjutnya papan sebagai tempat untuk memasang iqra lebar dan jangan lupa duding atau alat penunjuknya, bisa berupa senter infra red atau bambu kecil yang sering dipergunakan oleh para guru zaman purbakala sebelum era android, white board dan spidol.
Ketiga – Ruangan yang sangat berdekatan, perpindahan kelas ini akan sangat tidak berjalan baik jika lokasi pembelajaran terpisah agak jauh, misalnya tingkat satu dengan tingkat 2, atau berjalan lebih dari 1 menit.
Tau sendiri anak anak bagaimana keadaannya, jadi sebaiknya ruangan perpindahan ini berhimpitan atau kalau di masjid lebih praktis tinggal diberi sekat sebagai pemisah.
Manfaat dari metode switch bagi guru dan santri
Dengan sistem perpindahan kelas ini kegiatan pembelajaran dapat dimaksimalkan dengan jumlah guru yang minim dan setidaknya sasaran KBM lebih tepat karena penyesuaian materi pembelajaran dan kemampuan baca tulis santri.
Dengan penyampaian pembelajaran iqra secara klasikal dapat mengurangi resiko santri tidak dapat disemak karena menggunakan metode privat disebabkan alokasi waktu yang tidak cukup).
Tersampaikan materi pembelajaran non BTA dan juga santri dapat meningkatkan kemampuan dalam huruf hijaiyah.
Kelemahan
Tidak ada gading yang tidak retak, metode ini merupakan manhaj atau cara dalam keadaan darurat (kurang guru banyak santri).
Waktu perpindahan kelas santri bisa menjadi bumerang karena dunia anak yang penuh dengan canda tawa bermain saling nakal dan sebagainya, jika anak anak belum terbiasa diatur malah akan banyak membuang waktu sia sia karena pertukaran kelas.
Salah satu kunci kesuksesan pembelajaran klasikal adalah kemampuan guru membawa suasana kelas, metode semaan lebih simpel jika guru memadai tidak banyak diperlukan keahlian penguasaan santri. Berbeda dengan metode klasikal jika sang guru kurang menguasai kelas dapat berakibat anak anak ramai sendiri.
Itulah review sore hari ini mensikapi situasi dimana kekurangan jumlah guru dan mitigasi supaya KBM dapat berjalan.
Jika anda mempunyai ide saran maupun usulan dalam perkembangan TPQ, silakan disampaikan kepada admin guna diposting pada blog ini.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Assalamu’alaikum wr.wb.
Ustadz boleh minta nomor wa nya?? . Saya mau tanya tanya mengenai metode ini. Kalau Lewat whatsapp akan lebih enak.
Terimakasih
Wassalamu’alaikum wr.wb.
wa’alaikum salaam wa rahmatullah wa barakatuh, kirim saja nomor anda ke email cspontren@yahoo.com insyaallah nanti saya kontak melalui whatsapp. oh iya, metode ini juga baru dalam angan saya saja karena saya sendiri belum mempraktekkannya. sudah lama tidak mengajar TPQ secara langsung, bisa dikatakan bertahun tahun tidak mengajar.