Banyak Guru TPQ menggunakan Kurikulum seingatnya . Analisa tentang kurikulum yang dipakai oleh pengajar TPQ dalam kegiatan Belajar mengajar bagi santri Taman Pendidikan alquran.
pontren.com – assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, kali ini kita akan tertawa sejenak walaupun miris tapi begitulah keadaan pada sebagian TPQ yang ada di tanah air utamanya yang tidak tersentuh dengan pendanaan dan bimbingan sokongan dari pihak pihak terkait.
Yup, sampai disini anda bisa menduga apa yang dimaksud dengan kurikulum seingatnya, entahlah kenapa mengambil penamaan ini karena saya juga pernah mengalami situasi semisal yang akan disampaikan disini.
Lazimnya suatu TPQ diajar oleh beberapa orang, dengan keberadaan beberapa individu ini tercipta komunikasi tentang pembelajaran di TPQ.
Selain kegiatan BTA (baca tulis alquran – atau iqra’) ada juga materi pembelajaran berupa hafalan surat pendek maupun doa doa harian yang disampaikan kepada santri Taman pendidikan alquran.
Masalahnya penyampaian materi doa atau pelajaran sejarah nabi termasuk hafalan asmaul husna dan sebagainya disampaikan dengan metode sporadis alias seingat pengajar atau mood dari ustadz mau memberikan materi apa.
Kenapa bisa begitu?
Setidaknya 2 masalah yang menghingapi kondisi seperti ini, adapun masalahnya adalah;
Pertama, tidak ada kurikulum yang jelas dan dipergunakan oleh TPQ dalam kegiatan pembelajaran sehingga pengajaran atau materi KBM tidak sistematis dan berkesinambungan.
Bisa jadi terdapat pengulangan materi dan dapat pula materi pembelajaran yang tertinggal tidak diajarkan.
Kedua, guru atau ustadz tidak menguasai materi. Kondisi ini membuat guru akan mengajarkan apa yang dia mampu dan cenderung menghindari hal yang tidak hafal.
Sebagai contoh guru tidak hafal surat an naba maka cenderung tidak mengajak anak hafalan surat an naba’, atau tidak menguasai sejarah, maka dia akan memberikan materi pelajaran yang lain.
Itulah dua hal pokok yang menyebabkan terjadinya kurikulum “seingatnya” pada kegiatan pembelajaran taman pendidikan alquran di Indonesia.
Ah tidak juga koq. Tempat saya kegiatan pendidikan berjalan dengan baik dan jelas target bagi para santri disetiap jenjang.
Jika kondisi tempat anda seperti itu, mari kita mengucapkan hamdalah dan selamat kepada anda dengan kemampuan manajemen dan tata kelola yang baik.
Tulisan ini muncul berdasarkan pengalaman pribadi dan pengamatan beberapa lembaga pendidikan alquran di daerah saya serta analisa hasil wawancara dan obrolan dengan beberapa penggiat lembaga taman pendidikan alquran.
Meskipun menggunakan kurikulum seingatnya, akan tetapi saya tetap memberi apresiasi yang tinggi kepada para guru ustadz ustadzah yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam rangka mengajar TPA.
Yang menjadi keprihatinan saat ini saya pribadi melihat masih sangat banyak lembaga TPQ yang tidak didukung secara riil dari pihak takmir masjid maupun masyarakat baik dalam morill maupun pendanaan.
Lebih miris lagi disaat pengurus masjid mengumumkan kas yang mencapai puluhan juta akan tetapi lembaga tpq disekitarnya berjalan hanya alakadarnya saja.
Demikian opini tentang kurikulum TPQ yang terjadi pada beberapa lembaga, semoga saja apa yang saya tulis ini hanyalah prasangka saya yang tidak benar, dan semoga kenyataan adalah mayoritas TPQ beserta guru ustadz ustadzahnya telah mengadopsi kurikulum yang baik dan berkesinambungan.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Masalahnya, kalau di daerah saya waktu dan kesempatannya yang nggak cukup kalau memakai kurikulum resmi dari kemenag atau lembaga tertentu. Soalnya yang masuknya aja jarang2.. 😂
Ya begitulah situasi yang lazim terjadi pada beberapa lembaga pendidikan alquran di banyak tempat. Semoga kedepan semakin baik.