Pontren.com – Assalamu’alaikum, sugeng enjang semuanya.
Dari berbagai orang tua yang memilih pesantren sebagai tempat pendidikan bagi anak-anaknya, dapat dilakukan pemilahan model atau type wali murid.
Dalam pemilahan type ini ternyata tidak memandang segi kekayaan atau banyaknya harta yang dimiliki. Akan tetapi karena motivasi, background keagamaan, situasi keadaan, waktu pengawasan anak.
Berikut ragam type orang tua yang menyekolahkan anak di pondok pesantren menurut pontren.com
Tipe orang tua yang menjadi pemuka agama di lingkungan
Biasanya di lingkungan tertentu ada orang yang dianggap sebagai ahli agama di kalangan mereka.
Guna melanjutkan dakwah keagamaan di lingkungan, orang model yang dituakan atau dijadikan pembesar agama di lingkungan memilih pondok pesantren dengan motivasi harapan sang anak dapat menjaga syiar agama Islam di lingkungannya.
Termasuk Para Kyai Besar yang menitipkan sang anak ke Pondok Pesantren yang dimiliki atau diampu oleh teman atau kenalannya baik saat di pondok pesantren atau mengenal karena kekerabatan, kesamaan tokoh agama.
Type orang tua alumni pondok pesantren
Dengan pengalaman mengaji pada pesantren sehingga tau seluk beluk karakter pendidikan dan sistem pada pondok pesantren.
Pengetahuan tentang kebiasaan dan pola kehidupan santri baik plus minus membuat pesantren sebagai pilihan kelanjutan pendidikan anaknya.
Tidak jarang orang tua menyekolahkan pondok pesantren tempat dahulu mereka belajar karena menganggap kualitasnya sepadan dengan harapan yang diinginkan.
Ada juga orang tua yang belajar pada beberapa pondok pesantren dapat melakukan komparasi pesantrennya yang dahulu selanjutnya memilih yang terbaik berdasarkan analisa pribadi.
Type orang tua awam pendidikan keagamaan yang menginginkan anak mendalami pelajaran agama
Jika model pemuka agama bisa jadi dia dapat mengajarkan pelajaran agama kepada sang anak walaupun tidak menyekolahkan di pesantren.
Sedangkan type orang tua awam agama yang ingin anaknya belajar ke pesantren biasanya karena berharap anak dapat belajar agama sehingga tidak mengalami keadaan sebagaimana orang tuanya yang awam dalam kedalaman keilmuan keislaman.
Termasuk didalamnya harapan sang anak dapat hafal alquran atau minimal sebagian beberapa juz dari alquran.
Type orang tua yang menginginkan keseimbangan ilmu agama dan umum
Beberapa motivasi dan harapan orang tua adalah keseimbangan antara pendidikan agama dan ilmu umum.
Mereka melihat pesantren dapat menyeimbangkan kebutuhan ini karena banyak pondok modern, salafiyah maupun manhaj salaf yang juga memberikan pelajaran umum lewat pendidikan formal.
Dan tentunya juga porsi pendidikan agama yang mumpuni jika dibandingkan dengan madrasah non pesantren atau sekedar sekolah umum.
Type orang tua yang khawatir anak mendapat pengaruh negatif dari pergaulan
Sistem asrama dan larangan keluar dari kompleks pesantren menjadi pilihan orang tua model ini yang memiliki rasa takut dan khawatir dengan perkembangan dunia dengan dampak negatifnya, semisal pacaran kelewat batas, film heboh, narkoba, kenakalan remaja yang tidak dapat ditolerir, balapan motor dan lain sebagainya.
Dengan pengawasan dan model asrama diharapkan dapat meminimalisir anak dalam pergaulan bebas tanpa batas.
Type orang tua yang tidak punya waktu mengawasi anak
Di usia produktif antara umur 30-55 tahun banyak orang tua atau wali santri yang sibuk dengan aktivitas pekerjaan karir maupun bisnis.
Tersitanya waktu ini membuat orang tua merasa tidak memiliki waktu guna pengawasan aktivitas anak.
Dengan menitipkan anak pada pondok pesantren membuat kegiatan pengawasan anak terwakili karena jika sekolah umum dirumah tentunya berakibat tak ada pengawasan sama sekali.
Type orang tua yang merasa pendosa dan berharap anak tidak mengikuti jejaknya
Ada juga orang tua yang merasa bersalah dengan perbuatan dosa yang dilakukan (dan kadang masih berjalan menjalani) akan tetapi menyadari bahwa ini merupakan hal yang salah.
Supaya sang anak tidak turut melakukan perbuatannya maka sang orang tua menitipkan pendidikannya ke pesantren dengan harapan terhindar dari perbuatan yang tidak baik akibat ulahnya sendiri.
Type orang tua yang menyerah dengan kenakalan sang anak
Termasuk didalamnya yaitu orang tua yang angkat tangan dalam mendidik anak karena kebadungan dan sifat anak yang tidak berakhlak karimah.
Sayangnya biasanya mereka memasukkan ke pondok pesantren biasa, bukan pondok pesantren khusus terapi anak nakal. Dampaknya sang anak malah semakin menjadi jadi dalam nakal dan perbuatan yang tidak baik.
Ingat ya, pesantren mengurusi ratusan bahkan ribuan santri, bukan hanya mengurus beberapa anak nakal. Jadi jangan terlalu berharap treatment khusus bagi anak yang berkebutuhan khusus.
Type orang tua yang terpaksa menyekolahkan anak ke pesantren
Ada kasus tertentu dimana orang tua terpaksa memilih pondok pesantren karena kondisi sang anak, misalnya kemampuan yang kurang sehingga sering tidak naik kelas di sekolah umum, putus sekolah dan lainnya, akan tetapi hal ini sangat jarang terjadi walaupun ada kejadiannya.
Saya pribadi pernah menemukan kondisi semisal ini.
Walaupun di bagi dalam berbagai type akan tetapi tidak semuanya seperti itu, adakalanya dapat terjadi kombinasi dari berbagai macam tipe orang tua yang disebutkan diatas.
Misalnya adalah ada orang tua yang pemuka agama, alumni pondok pesantren, menginginkan anak hafal alquran, sehingga ada tiga type yang terangkum pada satu orang tua atau wali.
Bisa juga orang awam yang menginginkan keseimbangan ilmu agama dengan umum.
Demikian informasi tentang ragam macam tipe orang tua yang memilih pesantren berdasarkan versi