Analisa Penyebab Pengurus TPQ Tidak Berkomunikasi dengan Takmir Masjid

proposal bantuan insentif guru TPQ
ustadzah tpq (ilustrasi 3)

Analisa Penyebab Pengurus TPQ Tidak Berkomunikasi dengan Takmir Masjid

Pontren.com – assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,
Sugeng enjang good morning para pengelola TPQ ataupun takmir masjid dan juga siapapun yang tertarik dengan perkembangan kegiatan keagamaan Islam, pada waktu acara piknik ke Jepara, saya berkenalan dengan suami dari salah satu peserta piknik yang dahulu termasuk pengelola Taman Pendidikan Al Quran.

Sebagai catatan, tidak semua Taman Pendidikan Al Qur’an mengalami pengalaman yang sama dengan yang akan disampaikan dalam tulisan ini, tapi tidak menutup kemungkinan TPQ anda juga mempunyai keadaan yang sama dengan cerita yang dikisahkan oleh rekan kami.

Dari obrolan santai mengenai suka duka dalam perjuangan menghidupkan dan memelihara kesinambungan lembaga, didapatkan problematika yaitu terabaikannya lembaga Taman Pendidikan Al Qur’an oleh para Pengurus Masjid baik dari segi sokongan moriil maupun anggaran pendanaan kegiatan belajar.

Hal ini terungkap disaat dengan pedenya salah satu takmir masjid yang bertanya TPQ punya kas berapa? Lah bagaimana mau memiliki kas, sekolah saja gratis, dan saking memprihatinkannya, untuk menulispun anak anak diminta melakukan perbuatan yang relatif kurang layak.

Santri diminta untuk mengambil satu atau dua batang kapur di sekolahan guna dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar di TPQ, sampai sebegitu memprihatinkan kondisi TPQ karena penghematan dan berbagai taktik untuk membuat TPQ berjalan dengan kondisi keuangan yang wow ini.

Lha kenapa koq sampai bisa takmir masjid tidak paham kondisi keuangan dan tidak support dengan baik terhadap lembaga yang nantinya anak didiknya juga ada sebagian yang meramaikan kegiatan masjid baik jamaah ataupun pengajian?

Dari obrolan ini disimpulkan beberapa sebab ketidaktahuan takmir masjid dengan kondisi TPQ yang ada. Berikut detailnya.

Tidak ada komunikasi antara takmir masjid dengan pengurus TPQ

mendapat kunjungan dari pengasuh pesantren Temboro

Yang jelas ketidaktahuan ini terjadi karena memang takmir masjid tidak mendapatkan berita informasi mengenai kondisi TPQ, dimana jika ada komunikasi ataupun informasi dari ustadz TPQ, mestinya akan ada perhatian minimal pembahasan dari takmir masjid.

Yang menjadi masalah adalah kenapa pengurus TPQ tidak menyampaikan kondisi kepada takmir masjid? Rekan tadi melakukan analisa bahwa ada beberapa sebab tidak terjalin komunikasi antara takmir dengan pengurus TPQ yaitu karena;

Perbedaan strata Sosial dan Kekayaan antara pengurus TPQ dan Takmir Masjid

Entah kenapa kebanyakan takmir masjid merupakan para tokoh masyarakat yang mempunyai kedudukan sosial tinggi dilingkungan masjid tersebut, berbeda dengan pengurus TPQ yang lebih sering adalah para pemuda pemudi yang belum mapan secara ekonomi dan status sosial yang masih belum mumpuni.

Dengan beda status dan kekayaan ini membuat pengurus TPQ menjadi ngep3r alias takut untuk berkomunikasi atau laporan kondisi yang ada. Mereka akan mengilustrasikan pertanyaan kepada dirinya sendiri “ Kowe Kuwi sopo”? yang jika di Indonesiakan artinya yaitu memangnya kamu siapa?

Beda Generasi Usia

Yang kedua yaitu perbedaan generasi antara pengurus TPQ dengan Takmir Masjid, coba kita perhatikan umumnya pengelola TPQ adalah kelompok yang berbeda kelompok secara usia.

Takmir masjid cenderung berusia diatas 40 tahun dan mapan secara duit pekerjaan dan ketokohan di lingkungan masyarakat, untuk takmir masjid, kebanyakan berusia dibawah 30 dan secara ekonomi masih grayak grayak belum jelas pekerjaan apalagi secara pengakuan strata sosial (walaupun tidak semuanya seperti itu).

Tidak ada tokoh yang kuat yang menjadi pengurus atau pengelola TPQ

Maksudnya adalah orang yang memiliki kedudukan di lingkungan, yaitu seseorang yang memiliki kemampuan komunikasi dan keberanian menyampaikan dan melaporkan kondisi keuangan maupun keadaan baik secara keuangan maupun keadaan pengajar.

Umumnya karena para ustadz TPQ merupakan remaja maupun pemuda sehingga ada rasa sungkan dan takut untuk melakukan pelaporan mengenai keadaan TPQ yang perlu untuk di support dari segala pihak yang terkait semisal takmir masjid, tokoh agama dan juga para wali murid.

Tidak ikut rapat pengurus masjid jika ada tidak berani usul

Adakalanya masjid melakukan rapat baik rutin ataupun insidentil menghadapi kegiatan PHBI (peringatan hari besar Islam).

Kesempatan ini adakalanya terlewat dengan tidak mengusulkan atau ingin usul tapi tidak ada nyali karena merasa inferior dengan para pengurus masjid. Atau lebih parah malah tidak termasuk dalam undangan rapat.

Solusi mendobrak pembatas komunikasi

solusi IMB dan Izin Operasional
usul dan saran

Ini seperti rapat tikus bagaimana supaya tahu bahwa untuk mengetahui kedatangan kucing dengan cara memberi kalung lonceng di lehernya.

Nah diketahui bagaimana solusinya khan, akan tetapi yang menjadi masalah adalah bagaimana cara mengalungkan lonceng ke leher kucing.

Seperti itulah kira kira solusi maupun jalan keluar yang ada di kepala kami dan bahkan juga ada di benak para pengelola TPQ, akan tetapi pelaksanaannya adalah hal yang berbeda.

Berikut yang dianggap bisa sebagai solusi untuk menjalin komunikasi dengan takmir masjid supaya mendapat perhatian ataupun support secara anggaran maupun moril dari pengurus masjid.

Komunikasi sowan kepada ketua takmir

Ada baiknya beberapa pengelola TPQ sowan dan datang ke rumah takmir masjid guna melaporkan kondisi TPQ dan memberitahukan kebutuhan yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar.

Bukan hanya secara pendanaan, tapi juga kebutuhan guru ataupun support sosialisasi kepada orang tua untuk giat mengarahkan anak sekolah pada TPQ.

Lebih baiknya sebelum sowan dirumuskan dahulu berbagai macam situasi yang dirangkum secara global tentang kondisi yang ada dan masalah dihadapi oleh TPQ sehingga laporan kepada ketua pengurus masjid lebih runut tertata dan mudah dipahami.

Membuat Pemberitahuan anggaran pelaksanaan TPQ selama 1 tahun

Jika sungkan menghadap kepada pimpinan takmir masjid, hendaknya bendahara dan sekretaris membuat perincian anggaran KBM TPQ selama 1 tahun kemudian di tempel pada papan pengumuman masjid dan ditembuskan kepada pengurus Masjid.

Dengan begitu harapan yang ada para pengurus akan menoleh kepada pengurus TPQ dan bertanya darimana anggaran didapatkan. Sukur-sukur nanti dengan respon baik mau untuk turut memiirkan kebutuhan Lembaga Taman Pendidikan Al Qur’an.

Membuat Komite TPQ sebagai ujung tombak berkomunikasi dengan takmir masjid.

Umumnya ada dari wali santri yang memiliki kedudukan kuat dan strata sosial yang bagus dan mental yang baik dalam berkomunikasi, silakan takmir meminta tolong kepada beliau untuk menjembatani komunikasi dengan pengurus masjid.

Jangan lupa memberikan catatan apa saja yang perlu disampaikan kepada pengurus perihal masalah dan kondisi yang mendera TPQ dan perlu segera ditangani oleh pihak pihak yang berkompeten.

Itulah beberapa hal yang didapat dari obrolan pada saat santai berdarmawawisata di Jepara Provinsi Jawa Tengah.

Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *