pontren.com – Kompetensi dasar rumpun pengetahuan tentang hadis dan Ulumul hadits bagi anak didik atau santri lulusan pondok pesantren salafiyah berdasarkan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 4832 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PESANTREN SALAFIYAH yang ditetapkan di Jakarta dan di tandatangani oleh Direktur Jenderal Kamaruddin Amin tanggal 03 September 2018.
Kompetensi ini berlaku bagi pondok takhashush tentang hadits yang dalam kompetensinya telah diatur dirancang sedemikian rupa berdasarkan jenjang pendidikan pada ponpes salafiyah yaitu Ula Wustha dan Ulya.
Baca :
- Kompetensi Inti Lulusan Pondok Pesantren Salafiyah
- Kompetensi Dasar Lulusan Pondok Pesantren Salafiyah
- Kompetensi dasar Rumpun Ilmu Al Qur’an dan Ulumul Qur’an pada Pondok Pesantren Salafiyah
adapun pembagian kompetensi dasar masing masing jenjang adalah sebagai berikut :
Jenjang Ula
Berikut adalah kompetensi dasar pengetahuan tentang hadits dan Ulumul hadits yang harus dipenuhi oleh santri lulusan pondok pesantren salafiyah tingkat Ula
Hadits
Hadits-hadits yang menjelaskan niat dan ikhlas, dimensi iman, islam dan ihsan.
Hadits-hadits yang disadur dari kitab hadits Arba’in Nawawi seperti hadits tentang:
- rukun Islam,
- takdir manusia,
- amalan bid’ah ditolak,
- halal haram yang sudah jelas,
- agama dan nasehat,
- memerangi manusia ingkar,
- melaksanakan perintah sesuai kesanggupan,
- memakan rizki yang halal,
- meninggalkan hal yang meragukan,
- meninggalkan yang tidak bermanfaat,
- kecintaan kepada milik orang lain,
- larangan zina,
- membunuh dan murtad,
- berkata baik atau diam dan memuliakan tamu,
- jangan mudah marah,
- berbuat baik dalam segala urusan,
- bersegera melakukan kebaikan setelah berbuat dosa,
- wasiat rosul kepada ibnu abbas,
- minta tolong dan berlindung kepada Allah,
- anjuran memiliki rasa malu,
- istiqomah dalam beriman,
- menjalankan syariat islam,
- suci itu sebagian dari iman,
- haram berbuat zholim,
- aneka macam sedekah,
- wajib sedekah setiap hari,
- pengertian dosa,
- berpegang pada sunnah nabi dan khulafaurrasyidin,
- amalan yang menghantarkan ke surga,
- perkara perintah dan larangan,
- anjuran zuhud,
- larangan berbuat bahaya dan merugikan,
- penuduh dan tertuduh,
- tingkatan menentang dan melawan kemungkaran,
- larangan iri dan mencari aib orang lain,
- anjuran saling menolong sesama muslim,
- kebaikan yang dilipat gandakan,
- keutamaan mengerjakan sunnah,
- kesalahan yang dimaafkan allah, serta
- hadits kehidupan ini bagaikan seorang pengembara.
Jenjang Wustha
Untuk Jenjang pendidikan Wustha, berikut kompetensi dasar yang seharusnya dipenuhi bagi lulusan pesantren salafiyah.
Hadits
Hadits-hadits yang menjelaskan dimensi iman, islam dan ihsan.
Hadits-hadits yang disadur dari kitab hadits Arba’in Nawawi dan Abi Jamrah seperti:
hadits tentang awal ciptaan manusia, halal haram, kepatuhan dalam beragama, berakhlak terhadap dirinya, sesama mukmin, tetangga dan dengan alam sekitar,
hadits-hadits tentang melaksanakan sifat-sifat terpuji (murâqabah, pemalu, istiqâmah, berpegang teguh kepada sunah, menjaga kebersihan, dzikir, bersedekah, zuhud, amar makrun nahi munkar, berbuat ihsan, mencintai saudara, dan tawakkal), menjauhi sifat-sifat tercela (zalim, hasad, mengkonsumsi narkoba, makan terlalu kenyang, dan nifaq),
hadits tentang proses wahyu awal, manisnya iman, pembai’atan, larangan membunuh, dan menghidupkan malam lailatul qadr, perintah 4 perkara dan larangan 4 perkara, keutamaan ilmu, keistemewaan dan syafaat Nabi, jihad dan adab buang air, adab shalat, melihat Tuhan, keluasan rahmat Allah, turun hujan berkat do’a Nabi, dan pengakuan Nabi pada perbedaan sahabat, bolehnya shalat di atas kendaraan, shalat istikharah, tanda-tanda hari kiamat, dan bersegera amal kebajikan, keutamaan mengantar janazah, detik-detik
wafatnya Rasulillah SAW, dan impian Nabi Muhammad SAW., larangan merampas harta orang lain dan larangan minta minta, bolehnya badal dalam haji dan larangan pakaian berihram haji, datangnya Dajjal, larangan berbuka siang Ramadhan, bolehnya upah dalam ruqyah, adab duduk, memenuhi undangan, menerima berita bohong dan menerima wasiat mayit, adab perang, adab pergaulan, silaturahim, dan Isra’ Mi’raj, adab bersikap sedang dalam ibadah, adab makan, pengobatan dan larangan mecela orang mati, dan lain-lain.
Ilmu Hadits
Materi yang diajarkan dalam kitab al-Qawâ’id al-Asâsiyyah fi Musthalah al-Hadits, seperti :
- pengertian istilah-istilah dasar dalam ilmu hadits;
- perbedaan macam-macam hadits dilihat sampainya kepada kita: mutawâtir, âhâd, masyhûr, ‘aziz, dan gharib;
- ragam hadits dilihat dari makbul atau mardudnya suatu hadits: shahih, hasan dan dha’if;
- ragam hadits maqbûl (diterima): ma’mûl bih dan ghair ma’mûl bih;
- hadits mardûd (ditolak) dilihat dari segi gugurnya sanad suatu hadits: mu’allaq, mursal, mu’dhal, munqathi’, mudallas, mu’an’an dan muannan;
- ragam hadits mardud dilihat dari segi cacatnya perawi suatu hadits: maudhû’, matrûk, munkar, mu’llal dan lain-lain; dan
- macam-macam hadits yang berserikat antara maqbûl dan mardud: qudsiy, marfû’, mawqûf, maqthû’, musnad dan muttashil, dan sebagainya
Sahabat, keadilan sahabat dan sekilas tentang sejarah sahabat, tabi’in, fuqahâ’ al-sab’ah, serta para imam hadits beserta karya-karyanya di bidang hadits.
Jenjang Ulya
Berikut Kompetensi dasar ilmu hadits dan hadits bagi santri pondok pesantren salafiyah yang berada pada janjang Ulya.
Hadits
Kajian hadits-hadits yang disarikan dari kitab Riyâdh alSâlihin, Mukhtâr al-Ahâdîts al-Nabawiyyah dan al-Jâmi’ alSaghîr meliputi:
hadits-hadits yang menjelaskan dimensi iman, islam dan ihsan,
hadits-hadits yang disadur dari kitab hadits Arba’in Nawawi dan Abi Jamrah seperti hadits tentang awal ciptaan manusia, halal haram, kepatuhan dalam beragama, berakhlak terhadap dirinya, sesama mukmin, tetangga dan dengan alam sekitar,
hadits-hadits tentang melaksanakan sifat-sifat terpuji (murâqabah, pemalu, istiqâmah, berpegang teguh kepada sunah, menjaga kebersihan, dzikir, bersedekah, zuhud, amar makrun nahi munkar, berbuat ihsan, mencintai saudara, dan tawakkal), menjauhi sifat-sifat tercela (zhalim, hasad, mengkonsumsi narkoba, makan terlalu kenyang, dan nifaq),
hadits tentang proses wahyu awal, manisnya iman, pembai’atan, larangan membunuh, dan menghidupkan malam lailatul qadr, perintah 4 perkara dan larangan 4 perkara, keutamaan ilmu, keistemewaan dan syafaat Nabi, jihad dan adab buang air, adab shalat, melihat Tuhan, keluasan rahmat Allah, turun hujan berkat do’a Nabi, dan pengakuan Nabi pada perbedaan sahabat, bolehnya shalat di atas kendaraan, shalat istikharah, tanda-tanda hari kiamat, dan bersegera amal kebajikan, keutamaan mengantar janazah, detik-detik wafatnya Rasulillah SAW, dan impian Rasulillah, larangan merampas harta orang lain dan larangan minta-minta, bolehnya badal dalam haji dan larangan pakaian berihram haji, datangnya Dajjal, larangan berbuka siang Ramadhan, bolehnya upah dalam ruqyah, adab duduk, memenuhi undangan, menerima berita bohong dan menerima wasiat mayit, adab perang, adab pergaulan, shilaturrahim, dan Isra’ Mi’raj, adab bersikap sedang dalam ibadah, adab makan, pengobatan dan larangan mecela orang mati, dan lain-lain.
Hadits-hadits yang berkenaan dengan etika secara lebih luas dan holistik dan kelanjutan dari materi pada Jenjang Wustha, seperti rasa malu, menjaga rahasia, keutamaan berkata dengan baik, memuliakan tamu, mengunjungi orang sakit, tema seputar adab makan dan minum, berpakaian, mengucapkan salam, adab bepergian, sunah-sunah yang utama, i’tikaf, haji, berjihad, keutamaan ilmu, mengucapkan syukur dan memuji Allah Swt, mengucapkan shalawat, membaca doa-doa, dan beristighfar.
Ilmu Hadits
Materi-materi di dalam kitab Taysîr Mushthalah al-Hadîts, meliputi :
- sejarah perkembangan Ilmu Mushthalah al-Hadîts;
- pengertian istilah-istilah dasar dalam hadits;
- perbedaan macam-macam hadits dilihat sampainya kepada kita: mutawâtir, âhâd, mashhûr, ‘aziz, dan gharib;
- ragam hadits dilihat dari makbul atau mardudnya suatu hadits: shahih, hasan dan dha’if;
- ragam hadits maqbûl (diterima): ma’mûl bih dan ghair ma’mûl bih;
- hadits mardûd (ditolak) dilihat dari segi gugurnya sanad suatu hadits: mu’allaq, mursal, mu’dhal, munqathi’, mudallas, mu’an’an dan muannan;
- ragam hadits mardud dilihat dari segi cacatnya perawi suatu hadits: maudhû’, matrûk, munkar, mu’llal dan lain-lain;
- macam-macam hadits yang berserikat antara maqbûl dan mardud: qudsiy, marfû’, mawqûf, maqthû’, musnad dan muttashil; dan
- sifat para perawi yang diterima dan tingkatan penilaian adil dan cacat (al-jarh wa al-ta’dil).
Kajian Tentang :
- pembukuan hadits, metode penerimaan dan periwayatan hadits; perbedaan hukum penulisan, cara penulisan dan adab periwayatan;
- sifat periwayatan hadits, sifat isnad dan keadaan matan hadits; generasi sanad hadits (thabaqah) dan keadaan periwayatan: sahabat, tab’in dan tabi’ tabi’in dan ragam periwayatan antar mereka
- nama-nama para perawi hadits dalam berbagai bentuk: nama asli, nama dengan beberapa sifat, nama gelar, nama panggilan, nama-nama yang serupa, nama-nama yang sama tetapi berbeda orangnya;
- perawi yang tsiqah dan dha’if;
- perawi yang pikun;
- generasi thabaqat perawi; dan
- negeri tempat tinggal dan sejarah kelahiran serta kewafatan.
Penutup
Itulah kompetensi dasar lulusan pondok pesantren salafiyah takhashush hadits dan ulum al hadits yang digariskan oleh Kementerian Agama lewat Dirjen Pendis.