Mencari Sumber Dana TPQ untuk Operasional Kegiatan

anak ayam dan pohon pisang untuk dana tpq

mencari sumber dana TPQ. Tips dan cara mencari sumber pendanaan bagi Taman Pendidikan Alquran ( TPA ) serta analisa potensi dan hambatan dalam pengumpulan serta strategi memperoleh pemasukan untuk operasional TPQ.

Taman Pendidikan Alquran atau TPA merupakan lembaga pendidikan keagamaan masyarakat yang banyak dikelola oleh masyarakat baik dibawah yayasan atau berada pada manajemen takmir masjid maupun dikendalikan oleh perorangan.

Kondisi keuangan Taman Pendidikan Alquran pada umumnya

Dari banyak cerita pengajar maupun ustadz pada Taman Pendidikan Alquran, umumnya di dapat bahwa secara keuangan, TPQ mengalami kekosongan dana, bahkan adakalanya pengajar TPQ sering kali nombok dari kantong pribadi untuk mencukupi kebutuhan operasional seperti peralatan belajar mengajar semisal buku, iqro, perbaikan peralatan meja atau pembelian spidol.

Tidak dipungkiri adanya TPQ yang sudah maju secara dana, akan tetapi jumlahnya tidak sebanding dengan yang kekurangan.

Begitulah kondisi umum keuangan atau kas pada TPQ, baik di desa atau kota. Walaupun ada perbedaan karakteristik antara orang perkotaan dengan pedesaan, akan tetapi ada persamaan nasib bagi lembaga TPQ. Sama sama memiliki keterbatasan dalam hal pendanaan.

Beberapa Cara mendapatkan dana untuk TPA

Ada beberapa cara untuk mendapatkan dana bagi lembaga TPQ, ada yang sifatnya insidentil, bulanan maupun juga harian.

Selain itu seni mengumpulkannya juga bermacam macam. Berikut beberapa alternatif dalam rangka mencari dana untuk Taman Pendidikan Alquran ( TPQ )

Menarik Iuran SPP bagi santri TPQ

ukuran kartu SPP

Dengan menentukan sejumlah SPP berupa pilihan bagi santri dimana wali murid bisa memilih jumlah SPP yang sedianya akan dibayar.

Selain berfungsi sebagai tambahan keuangan bagi TPQ, juga bermanfaat sebagai sarana ikatan dan bukti keseriusan siswa dalam mengaji di TPQ.

Selain itu juga menjadikan lembaga TPQ lebih profesional dalam pengelolaan dengan adanya iuran SPP ini karena adanya tuntutan orang tua yang mengeluarkan dana untuk SPP (padahal SPP nya berapa, tuntutannya juga bagaimana).

Hambatan yang ada yaitu seringnya orang tua yang meremehkan uang SPP pada TPQ sehingga pada waktu kalkulasi kegiatan dan alokasi dana sering meleset karena kealpaan orang tua dalam membayar SPP.

Komunikasi dengan takmir masjid untuk alokasi dana infak bagi kegiatan operasional TPQ

Salah satu hal yang termasuk sering terjadi adalah TPQ berada di bawah takmir masjid atau bahkan berkegiatan di kompleks masjid, akan tetapi kurang perhatian dari segi dana dari takmir masjid.

Hal ini sepertinya banyak menggejala di banyak tempat. Dengan komposisi pengurus takmir masjid dari kalangan yang senior dan pengelola TPQ berasal dari anak remaja atau beberapa pemuda pemudi.

Akibat adanya gap antara orang tua atau senior dengan remaja dan pemuda, situasinya takmir masjid kurang perhatian terhadap TPQ.

mungkin karena tidak ada laporan, dan dari remaja atau pemuda kurang aktif dalam berkomunikasi dengan senior, mengakibatkan tidak teralokasi dana dengan baik dari infak ke TPQ.

Solusi, segera pengurus TPQ untuk membuat perincian pengeluaran untuk kegiatan TPQ, dan segera melaporkan kepada ketua takmir masjid terkait kebutuhan dana TPQ, setidaknya ada sedikit perhatian dari para tetua ini.

Membuat donatur tetap untuk TPA (mencari sumber dana TPQ)

kartu donatur tetap

Bagi beberapa kalangan yang memiliki tingkat perekonomian yang lumayan atau makmur, serta kesadaran agama yang baik, ada baiknya untuk ditembusi kesediaannya menjadi donatur tetap tiap bulan kepada TPQ.

Para calon donatur untuk diarahkan dalam memilih nominal bulanan yang rencananya akan diberikan. Bisa Rp. 10.000,-/bulan, 20.000,- atau 25.000,- maupun seberapa pantas sekiranya di tempat anda berdomisili.

Kendala yang ada biasanya mirip dengan penyebaran kotak infak. Dimana kurang konsisten dalam mengambil dana.

Solusinya sebaiknya juga sama dimana mendelegasikan kepada santri senior untuk bergantian mengambil uang donatur.

Dan saran yang sama yaitu laporan yang jelas setiap bulan terkait pengeluaran penggunaan dana serta laporan uang masuk yang ada.

Menaruh Kotak Infaq di Kalangan muslim area lingkungan dan wali santri

Sedikit sedikit, lama lama menjadi bukit. Sepertinya peribahasa ini cocok untuk situasi kotak infak di rumah penduduk muslim.

Dengan koin Rp. 500,- yang sering banyak dijumpai dirumah dan dengan asumsi dimasukkan ke kotak infak, maka jika ada beberapa banyak kotak akan menjadi terkumpul sejumlah uang yang mana hasilnya bisa lebih banyak di banding iuran SPP santri.

Kendala yang ada yaitu tidak konsisten pengurus TPQ dalam mengelola kotak ini. Yaitu tidak terjadwal dengan jelas pengambilan kotak infak pada masing masing warga.

Solusinya adalah dengan cara menjadwal pengambilan kotak infak kepada santri senior (kelas 5 atau 6 SD) untuk mengambil kotak infak setiap tanggal muda atau yang telah ada jadwalnya.

Seyogyanya untuk memberikan rasa ikhlas dan kenyamanan dalam berinfak. Ada baiknya setiap bulan terdapat laporan pemasukan dan pengeluaran dana TPQ sehingga donatur juga tidak ada suudhon kepada pengurus TPQ.

Selain itu, dengan adanya laporan rutin, akan semakin menebalkan keinginan donatur untuk mengisi kotak infak yang berada pada rumah maupun perumahan.

Membuat proposal ke Bazis atau Kemenag

Ini merupakan usaha insidentil. Biasanya setiap kota memiliki kantor BAZIS atau Baznas.

Akan tetapi karena banyaknya yang harus mendapat santunan maka proposal pun inden untuk giliran mendapatkan dana.

Umumnya juga pembatasan dalam alokasinya, semisal Rp. 3.000.000,- (tiga juta) dalam satu lembaga.

Pada Kementerian Agama, ada namanya Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) TPQ. Akan tetapi alokasi jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah TPQ yang ada. Gambarannya adalah pada tahun 2017, BOP TPQ @ Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah).

Kenyataan umumnya 1 (satu) Kabupaten hanya mendapatkan alokasi sebanyak kurang lebih 20 (dua puluh) lembaga.

Padahal jumlah lembaga TPQ dalam satu kabupaten bisa mencapai ribuan.

Jika TPQ anda beruntung, maka bisa saja anda mendapatkan alokasi dana tersebut.

Tentunya dengan syarat dan ketentuan yang ketat, semisal memiliki nomor statistik TPQ, memiliki yayasan, NPWP dan syarat lain sebagai syarat bantuan oleh pihak Kementerian Agama.

Kendala : alokasi bantuan yang hampir-hampir tidak ada (sangat sedikit sekali) karena perbandingan jumlah lembaga dengan bantuan yang terlalu jauh perbandingannya.

Menitipkan anak ayam dan pohon pisang di wilayah pedesaan

Tips ini di berikan oleh dosen IAIN Surakarta yaitu KH Abu Choir, yang menerangkan bahwasanya kondisi pedesaan adalah lingkungan yang mahal atau susah akan uang.

Akan tetapi kaya dengan sumber daya alam.

Dengan banyaknya lahan, orang di desa umumnya tidak akan keberatan jika adri pihak TPQ menitipkan 1 (satu) batang pohon pisang dan seekor anak ayam untuk di pelihara pada masing-masing keluarga.

Dan pada waktu datang masa panen memetik pisang dan menjual ayam maka pihak TPQ, bisa mengambil hasil penjualan pisang dan ayam sebagai sumber pendanaan TPQ.

Hambatan dan kendala : perlu pendekatan yang baik kepada penduduk serta pencatatan yang rapi.

Alasannya agar ke depannya tidak terjadi perselisihan antara pengurus TPQ dengan pihak yang dititipi.

Termasuk masih jarang oleh para pengurus TPQ sehingga model penggalian dana seperti in belum populer.

Pendekatan kepada perusahaan untuk diberikan dana alokasi CSR

CSR merupakan singkatan dari Corporate Social Responsibility. Yaitu perusahaan atau kelompok bisnis mempunyai tanggungjawab terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar tempat perusahaan berdiri.

Jika pihak perusahaan memiliki planning atau skema CSR pada bidang keagamaan, bisa anda tanyakan apa yang harus pengurus TPQ lakukan. Dan bagaimana supaya TPA bisa mendapatkan alokasi dana.

Hambatan. Tidak semua perusahaan mengalokasikan CSR untuk kegiatan keagamaan. Selain itu agak susah juga menembus perusahaan atau kelompok usaha supaya memberikan alokasi dana CSR kepada TPQ.

Sponsorship Baitul Mal wat Tamil (BMT)

mencari sumber dana TPQ. Umumnya BMT pemiliknya dan pengelolaannya oleh muslimin.

Dengan mengajukan proposal sponsorship dari BMT (semisal buku tulis dengan logo mereka) atau seragam dan yan lainnya.

Selain itu juga zakat dari BMT bisa di lobi supaya sebagian untuk alokasi untuk biaya operasional TPQ.

Itulah beberapa cara yang kami ketahui versi pontren.com dalam rangka usaha untuk mendapatkan biaya operasional bagi lembaga TPQ.

Jika ada pengalaman lain berkait menggali dana TPQ, silakan anda tambahkan di kolom komentar.

10 pemikiran pada “Mencari Sumber Dana TPQ untuk Operasional Kegiatan

  1. saya stuju dengan cara menggunakan proposal, karena dengan membuat proposal selain kita bisa mendapatkan bantuan dana kita juga bisa belajar lebih kreatif dan tahu cara pembuatan proposal

  2. assalamualaikum Ust,

    mohon bantuannya ust, kami belum ahli dalam pembuatan proposal ust, apakah ada file proposalnya ust ???

  3. Assalamualaikum wr.wb..kami di TPA AHMAD TULLAH .Desa tanahwerang. Kec. Solor Timur. Kab. Flores timur. NTT. Mengucapkan Terima kasih buat teman2. Untuk itu perluh kami uraikan kondisi TPA kami bahwa. TPA Kami berdiri thn 2015 namun sampai hari ini belum ada bangunan TPA..karena sulit mendapatkan biaya untuk kegiatan pembangunan. Kami sudah minta beberapa elemen untuk turun tinjau lokasi pengajian(TPA) namun sampai hari ini belum terealisasi. Mohon kepada teman2 jikalau ada solusinya.atau kalau ada donatur tolong mencari solusi buat pembangunan TPA kami dan bisa menghubungi kami di no. 081353883841. Atau tinjau langsung ke alamat kami untuk mengetahui kebenarannya. Semoga bantuan teman2 di cacat oleh Allah swt sebagai amal yg paling mulia. Amin ya.rabal.alamin

  4. Alhamdulillah dapat inspirasi. Dengan menitipkan anak ayam atau pohon pisang. InsyaAllah akan kami coba. Untuk cara yg lainnya Alhamdulillah sudah kami laksanakan,dan kami sudah bisa memberi honor minimal 300rb/bln. Dengan 1 minggu masuk 3x.Terimakasih ilmunya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *