Pondok pesantren Ngaku cinta NKRI tapi tidak mengumpulkan data EMIS, Apa kata dunia?
pada saat ini sedang tumbuh semangat kecintaan terhadap NKRI. Banyak ekspresi sebagai wujud dan klaim bahwa termasuk yang cinta NKRI. Hal ini bisa di pantau dari DP pada media sosial misalnya facebook ataupun DP BBM, DP Whatsapp. Selain dari DP media sosial, bisa juga banyak bersliweran status dengan hastag NKRI Harga Mati dan lain sebagainya sebagai perwujudan ekspresi klaim cinta NKRI
Tidak ketinggalan pondok pesantren berbondong bondong menyatakan bahwa sebagai pondok yang mendukung NKRI dan taat serta patuh terhadap pemerintah. Ada seminar-seminar ataupun bahsul masail di lingkungan pondok pesantren dalam rangka pernyataan yang jelas sebagai lembaga yang mendukung NKRI.
Selain itu mubaligh yang merupakan pengurus ataupun pengelola pondok pesantren tidak lupa menyisipkan tentang perlunya cinta NKRI dan dengan mantab mengatakan slogan NKRI Harga mati. Tentunya juga berlanjut kepada semangat santri dalam cinta NKRI.
Hal ini merupakan sikap yang positif untuk kelangsungan bangsa Indonesia dimana masyarakat dari pondok pesantren dengan kesadaran dan penuh semangat berlomba lomba menyatakan diri sebagai yang paling NKRI dan siap untuk melakukan bela negara.
Klaim cinta NKRI dan setor data EMIS (Education Managemen Information System)
Edaran Kemenag tentang data EMIS
Salah satu edaran dari Kementerian Agama RI kepada lembaga pendidikan Keagamaan khususya pendidikan Islam, bahwasanya salah satu kewajiban lembaga pendidikan Keagamaan Islam (dalam hal ini madrasah, Taman Pendidikan AlQuran, Madrasah Diniyah Takmiliyah dan juga Pondok Pesantren, berkewajiban untuk meng update data lembaga maupun santri. Update data dilakukan satu tahun dua kali (setiap semester).Update data lembaga dan santri ini dilakukan melalui aplikasi online data EMIS. Yang mana lembaga bisa berkomunikasi dengan operator emis di tingkat Kabupaten.
Kenyataan di lapangan, masih banyak lembaga keagamaan yang dengan semangat mengatakan NKRI Harga mati. akan tetapi pada saat diminta data dengan bentuk form EMIS, ternyata antusiasme mengisi data sebagai salah satu dari bentuk cinta NKRI tidak sebesar teriakan ataupun semangat memasang DP cinta NKRI. Bisa dikatakan bahwa antara DP maupun klaim SaveNKRI dengan kenyataan pengumpulan data adalah hal yang bertolak belakang.
Bukti Cinta NKRI dalam mengisi data EMIS
Saran bagi lembaga pendidikan, baik TPQ, Madrasah Diniyah maupun pondok pesantren, sebagai bentuk kongkrit pernyataan dan klaim cinta NKRI, untuk membuktikan secara kongkrit apa yang di gembar gemborkan dengan cara yang sederhana yaitu melakukan entry data EMIS secara tertib, baik dan juga bisa dipertanggungjawabkan kebenaran data yang di isi.
Jadi sudah baik ketika banyak hastag maupun memasang DP NKRI harga mati ataupun SaveNKRI dan sejenisnya. Dan alangkah baiknya pernyataan dan klaim tersebut diikuti dengan tindakan kongkrit sebagai bentuk warga negara yang baik. Dalam hal ini jika itu adalah lembaga pendidikan keagamaan semisal TPQ, madin ataupun pondok pesantren, untuk mengisi dan setor data emis secara benar, tepat waktu dan dengan kesadaran yang tinggi tanpa perlu di oyak-oyak oleh aparat yang berwajib (dalam hal ini petugas operator data EMIS).
Pondok pesantren tidak mengisi dan mengumpulkan data EMIS? Apa kata dunia?
0 Comments on “Pondok pesantren Ngaku cinta NKRI tapi tidak mengumpulkan data EMIS, Apa kata dunia?”