Alasan Ustadzah TPA Cocok Untuk Pendamping Hidup dan Jadi Ibu dari anak anak

(c) Хава Сайтаева

pontren.com – alasan kenapa para guru ustadzah Taman Pendidikan Al Qur’an cocok untuk dijadikan istri pendamping hidup dan menjadi ibu yang melahirkan anak-anak dengan berbagai pertimbangan dan analisa berdasarkan keadaan situasi kegiatan belajar mengajar di TPA yang umum di Indonesia.

Dunia TPA tidak bisa dipungkiri tidak jauh dari pendidikan dan serta keikhlasan dan ibadah bagi para santri dan pengajar ustadzah TPQ sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan membaca al Qur’ab dengan huruf hijaiyah (bukan membaca dengan huruf latin lho yaa).

Pengalaman dalam mengelola TPQ serta mendidik santri TPA menempa mentalitas dan juga cara pandang dalam hidup serta kesederhanaan dan manajemen keuangan lembaga yang adakalanya mepet bahkan kosong.

Dengan kesederhanaan dan pola pikir ibadah dan ikhlas menjadikan para cewek yang pernah berkecimpung dalam dunia Taman Pendidikan Al Qur’an menjadikan para mbak mbak Guru TPA cocok untuk dijadikan sebagai pendamping hidup serta menjadi ibu dari anak anak para pria yang hendak berkeluarga. Berikut beberapa alasan kenapa gadis gadis yang aktif di TPQ cocok untuk dijadikan istri.

Tidak bisa dipungkiri, pengasuh TPQ adalah manajer keuangan yang baik

Banyak lembaga TPQ yang sangat terbatas dalam pembiayaan baik dari SPP maupun bantuan takmir masjid. Dengan keterbatasan dana ini pengasuh TPA tetap bisa menjaga kesinambungan Kegiatan Belajar Mengajar pada Lembaga Pendidikan Al Qur’an.

Dengan keahlian manajemen ini diyakini akan menular dalam penataan ekonomi keuangan pada saat berkeluarga dimana adakalanya mengalami pasang surut dan naik turun, itulah namanya rizki.

Lingkungan TPQ menempa ustadzah pengajar menjadi lebih sabar dan menambah taktik dalam mengasuh anak

Ilustrasi Guru Taman Pendidikan al Qur'an (c) Хава Сайтаева
Ilustrasi Guru Taman Pendidikan al Qur’an (c) Хава Сайтаева

Dengan mengurus banyak anak didik akan menempa mental dan kesabaran cewe cewe yang menjadi pengajar pada TPQ, apalagi menghadapi anak umuran SD yang sedang giat giatnya bermain dan berlarian kesana kemari.

Tentunya hal ini menebalkan kesabaran dan keikhlasan dalam kehidupan.

Pengalaman menghadapi banyak murid, memberikan pengalaman hidup kepada para ustadzah dalam bersiasat menghadapi anak, ini menjadi modal di kemudian hari guna mendidik anak sendiri dengan menggunakan pengalaman disaat mengajar pada TPQ.

Walau tidak semuanya ahli di Bidang agama, setidaknya memiliki semangat dalam mendekat kepada sang Pencipta

ilustrasi ustadzah TPQ (c) Хава Сайтаева
ilustrasi ustadzah TPQ (c) Хава Сайтаева

Kenyataan tidak semua ustadzah ahli bidang agama semisal para ulama, akan tetapi melihat semangat mengajar serta konsistensi mengelola TPQ bisa menjadi petunjuk bagaimana mentalitas baja seorang ustadzah dalam usaha mendekatkan diri dan taat dalam beribadah.

Tau sendiri bagaimana honor ustadz, hanya sekedar sebagai hiburan (dan bahkan di beberapa lokasi para pengajar ini gratis alias tidak dibayar dan bahkan nombokin untuk pembiayaan alat tulis maupun lomba).

Akan menjaga akhlak karena memiliki tanggungjawab moral sebagai guru TPQ

(c) Хава Сайтаева

Dengan status yang di sandang sebagai pengajar TPQ, akan membentuk perilaku yang berhati hati tidak selengekan dan juga asal dalam berbicara, hal ini akan bagus untuk perkembangan anak anak kelak serta perilaku yang ramah kepada pendamping hidup dan berpotensi sebagai qurrota ‘ayun.

Tentunya akan malu jika asal omong atau pake baju yang kurang pantas khan kemudian ketemu dengan muridnya hehee…

Mengurus banyak anak orang lain aja sabar, apalagi Cuma mengurus 1 anak mertua doank

Lha ini, anda tau berapa jumlah TPQ yang di urus oleh ustadzah TPQ pada waktu jadwal mengaji? Puluhan anak yang menjadi tanggungjawab sang ustadzah.

Lumrahnya guru TPQ akan dengan sabar mengajari cara membaca alquran maupun iqra atau dengan metode yang lain. Kesabaran dan ketelatenan para ustadzah ini akan menjadi kebiasaan dalam berhadapan dengan orang lain dan nanti apabila mengurus seorang anaknya mertua…..iya kamuu…

Pandai bergaul dan asyik dalam berkomunikasi

Jangan kira guru TPQ orangnya kaku dan tidak bisa diajak ngobrol, mereka lihai dalam komunikasi karena ilmu berbicara akan terpola dalam cara berkomunikasi akibat dari pencarian cara untuk menarik perhatian anak diam memperhatikan keterangan guru.

Cara berkomunikasi dengan anak anak saja mereka bisa mengambil hati dan menarik perhatian, apalagi dengan yang seumuran atau lebih dewasa (misalnya ayah ibu calon mertua), tentunya juga mahir dalam merangkai kata dan bertingkah laku.

Memiliki pengetahuan psikologi anak yang cocok untuk masa depan bekal memiliki putra putri

Entah dari belajar ataupun pengalaman selama mengajar, ustadzah TPQ (ustadzah = cewek).

Kemampuan ini normalnya dimiliki oleh para pengajar yang memiliki jam terbang beberapa tahun, apalagi memang sengaja belajar dari buku buku yang teruji kualitasnya, dalam hitungan bulan maka akan mempunyai bekal pengetahuan psikologi anak.

Kalau tau psikologi anak pastinya akan di aplikasikan pada waktu mengasuh putera puterinya sendiri.

Penutup

Itulah beberapa alasan kenapa seorang guru TPQ cocok untuk dijadikan pendamping hidup ditinjau dari segi spiritual maupun rasional berpikir.

Aspek pengalaman dan mentalitas dalam mendidik dan mengelola TPQ menempa para ustadzah ini menjadi pribadi yang sederhana, ahli manajemen, kesabaran dan endurance dalam menangani situasi.

Mekaten mugi mugi angsal semah engkang solihah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *