Bacaan Ghorib dalam Al Qur’an

santri TPQ membaca Iqro
santri TPQ membaca iqro

Mengenal Bacaan Ghorib dalam al Qur’an
Pontren.com – informasi mengenai apa saja bacaan gharib yang ada dalam alquran disertai contoh tempat ayat dalam alquran dan pengertian singkat tentang macam macam gharaib al quran.

Berikut adalah ringkasan disertai pengertian secara bahasa dan istilah dan contoh beserta nomor ayat dan surat dalam alquran dalam garaib al quran beserta cara membacanya. Dalam hal ini pendapat dari Imam Ashim riwayat Hafs yang paling banyak dipakai

Baca;
Bacaan Naql dalam al Qur’an lebih terperinci
Pengertian Saktah dan contohnya
Bacaan isymam dan cara membacanya

Bacaan Gharib al Qur’an
Berikut adalah nama atau istilah yang disebut dengan gharaib al quran yaitu;

  • Saktah
  • Imalah
  • Naql
  • Badal/Ibdal
  • Isymam
  • Tashil

Adapun keterangan lebih lanjut mengenai bacaah gharib alquran sebagaimana berikut yang diringkas dalam arti secara bahasa secara istilah dan tempat serta contoh dalam alquran.

Saktah

Secara Bahasa : diam, tidak bergerak.
Secara Istilah ilmu qira’ah, berhenti sejenak sekedar satu alif tanpa bernafas dengan niat melanjutkan bacaan.

Cara membaca : harus berhenti sejenak, sekitar dua rakata dan menahan nafas pada lafadz bacaan Saktah dimaksud.

4 bacaan saktah dalam alquran

(1) Surat al-Kahfi: ayat 1-2,
(2) Surat Yasin: ayat 52,
(3) Surat al-Qiyamah: ayat 27, dan
(4) Surat al-Muthaffifin: ayat 14.

Berikut ini contoh-contoh bacaan saktah dalam sebuah ayat yang lengkap:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجَا (1) قَيِّمًا لِيُنْذِرَ
قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ (52)
وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ (27)
كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (14)

Imalah

Secara Bahasa : memiringkan
Secara istilah : memiringkan bunyi fathah pada kasroh, dan dari huruf alif ke ya’ (Kecenderungan fathah kepada kasrah sehingga seolah-olah dibaca re).

Contoh Q.S Huud ayat 41, Juz 12.[7]
وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ (41)

Isymam

Secara Bahasa : menggabungkan, memadukan, atau mencampurkan
Secara Istilah : menghimpun dua bibir untuk mengiringi huruf yang sukun sebagai isyarat dhammah dengan tanpa suara dan nafas

Cara membaca: dengan cara memajukan bibir atau memonyongkan bibir ketika sedang membaca GHUNNAH

Letak Bacaan Isymam terdapat di surat yusuf ayat 11.

قَالُواْ يَا أَبَانَا مَا لَكَ لاَ تَأْمَنَّا عَلَى يُوسُفَ وَإِنَّا لَهُ لَنَاصِحُونَ

Isymam ini terdapat di تَأْمَنَّا

Catatan: guna menghasilkan membaca isymam dengan baik hendaknya bertalaqqi kepada guru Alquran.

Badal (Mengganti)

Secara Bahasa : mengganti, mengubah, Secara
istilah mengganti huruf hijaiyah satu dengan huruf hijaiyah lainnya.

menurut Imam Ashim riwayat Hafs, badal dalam alquran yaitu :

Badal ء dengan ي (فِي السَّمٰوٰتِ ائْتُوْنِيْ)
QS. Al-Ahqaf : 4.

أَمْ لَهُمْ شِرْكٌۭ فِى ٱلسَّمٰوٰتِ ۖ ٱئْتُونِى بِكِتَٰبٍۢ

Cara membacanya,

  • membaca waqaf pada lafadz ( فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ ۖ) maka huruf ta’ mati dan hamzah mati diganti ya’ (فِى ٱلسَّمٰوٰتْ ۖ اِيْتُونِى )
  • Apabila dibaca washal tidak ada perubahan.

Badal ص dengan س (وَيَبْصُۜطُ dan بَصْۜطَةً )

mengganti ص dengan س pada lafadz وَيَبْصُۜطُ dalam QS. Al-Baqarah : 245 dan lafadz بَصْۜطَةً dalam QS. Al-A’raf : 69. Sebab-sebab digantinya huruf shad dengan siin pada kedua lafadz tersebut karena mengembalikan pada asal lafadznya, yaitu بَسَطَ – يَبْسُطُ.

lafadz بِمُصَيْطِرٍ dalam QS. Al-Ghasyiyah : 22, huruf ص tetap dibaca shad karena sesuai dengan tulisan dalam mushaf (rasm utsmani) dan menyesuaikan sifat ithbaq dengan huruf sesudahnya (tha’)yang mempunyai sifat isti’la’.

Adapun pada lafadz ٱلْمُصَۣيْطِرُونَ dalam QS. At-Thur : 37, huruf ص boleh tetap dibaca shad dan boleh dibaca siinkarena, pertama, mengembalikan pada asal lafadznya, yaitu سَيْطَرَ – يُسَيْطِرُ , kedua, menyesuaikan sifat ithbaq dengan huruf sesudahnya (tha’) yang mempunyai sifat isti’la’.[13]

Naql

Secara Bahasa : memindah,
Secara istilah ilmu qiraah ; memindahkan harakat ke huruf sebelumnya.

Yaitu lam alif (لا) dibaca kasroh lam-nya , sedangkan kata ismun (اِسْمٌ) hamzah-nya tidak dibaca.

Dalam qira’ah Imam Ashim riwayat Hafshanya terdapat pada lafadz بِئْسَ الْاِسْمُ dalam surat al-Hujuraat ayat 11 Juz 26.

وَلا تَنَابَزُوا بِالألْقَابِ بِئْسَ الاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الإيمَانِ (11)

Cara membaca : Bacaan yang awalnya Bi’sal ismu (بِئْسَ اْلاِسْمُ) dibaca secara naql menjadi bi’salismu (بِئْسَ لِسْمُ )

Tashiil

Secara Bahasa : lunak,meringankan
Secara istilah qira’ah : membaca antara hamzah dan alif yakni hamzah pertama dibaca tahqiq (jelas) dan pendek, sedangkan hamzah kedua dibaca tashiil,

Bacaan Tashil dalam alquran

hanya terdapat 1 kali, yaitu di Surah Fussilaat, ayat 44:

وَلَوْ جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا أَعْجَمِيًّا لَقَالُوا لَوْلا فُصِّلَتْ آيَاتُهُ أَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ (44)

Cara membaca tashil ; dibaca aa‘jamiyyuwwa‘arbiy [terkesan panjang 2 harakat], dan bukan a a‘jamiyyuwwa‘arbiy.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *