Harapan Orang Tua untuk anak di Pondok Pesantren

Beberapa hal yang sering menjadi dambaan orang tua bagi santri pondok pesantren baik pada saat berada di pondok ataupun selepas lulus dan boyong dari pendidikan di pesantren.

Perkembangan pondok pesantren yang pesat baik dari jumlah lembaga, kualitas pendidikan, sarana prasarana, kebersihan, kesehatan serta fasilitas penunjang menjadikan pondok pesantren menjadi pilihan yang menarik bagi kalangan muslim untuk tempat belajar sang buah hati. Dengan pilihan ponpes sebagai tempat menitipkan anak untuk mendapatkan ilmu dan pembelajaran, berikut hal-hal yang sering diharapkan oleh wali santri kepada sang anak.

A. Harapan orang tua saat anak berada di Pesantren

harapan orang tua umumnya terbagi menjadi dua hal yaitu :

  1. Harapan jangka pendek (pada saat di pesantren)
  2. Harapan jangka panjang (setelah anak lulus dari pondok)

    harapan orang tua untuk anak di pondok pesantren
    halo anakku, yang semangat yaa

untuk harapan jangka pendek atau pada saat santri berada di pesantren diantaranya adalah :

1. Berharap supaya anak kerasan dan betah di pondok

karena pesantren berupa pendidikan asrama dan bersifat 24 jam serta tidak didampingi orang tua, sangat lumrah jika wali santri berharap anak bisa kerasan dan betah berada di lingkungan pondok. umumnya dalam satu angkatan, ada saja santri yang tidak kerasan atau pindah ke sekolah umum karena berbagai alasan.harapan supaya anak betah di pondok pesantren

berbagai cara orang tua supaya anak kerasan di pondok pesantren. adapun trik maupun cara yang dilakukan diantaranya adalah :

  • berdoa dan tirakat agar anak betah di pondok pesantren
  • memberikan uang saku yang lebih banyak
  • menjanjikan sesuatu diberikan kepada anak pada saat di pondok pesantren atau dirumah, semisal dibelikan motor, laptop, handphone, adik atau semisalnya.
  • ancaman. yup, anak diancam tidak dibiayai sekolah jika tidak melanjutkan pendidikan di pesantren

begitulah beberapa taktik mereka yang memilih pesantren untuk pendidikan anak supaya anak bisa bertahan di pesantren sampai dengan lulus.

Baca : 

2. Berharap anak rajin belajar dan sehat selalu

seperti umumnya orang tua yang anaknya sekolah, ini merupakan harapan standar orang tua. Supaya anak rajin belajar dan kondisi selalu sehat ketika berada di pondok pesantren. utamanya dalam bidang kesehatan karena lokasi anak berada di pesantren yang tidak langsung berada dalam pantauan orang tua.

berharap anak rajin belajar di pondok pesantren
santri rajin belajar (ilustrasi)

3. Anak menjadi soleh solihah ketika berada di pesantren

Salah satu motivasi orang tua atau anak menjatuhkan pilihan pendidikan asrama atau boarding school yaitu pendidikan agama. arah pendidikan agama tentunya menjadi orang yang soleh berakhlak mulia.

pada kasus tertentu, ada wali yang memondokkan sang anak karena sudah angkat tangan karena kenakalannya. Dengan berada di pesantren maka diharapkan sang anak berubah sifat buruk menjadi anak yang baik. (bagi saya kalau pesantrennya bukan khusus untuk rehabilitasi atau konsentrasi anak badung, maka seperti memasukkan tembaga dan pada saat keluar berubah menjadi emas).

berharap semoga anak menjadi soleh solihah
semoga menjadi santri yang solihah

4. Harapan anak bisa adaptasi dengan teman dan lingkungan pontren

Ada beberapa orang tua yang khawatir anaknya di bully di pondok pesantren. Bisa jadi karena anak tersebut pendiam, zaman sekolah SD sering jadi bahan bulian atau sang anak selalu mengalah maupun anak memiliki hal untuk di bully (tidak cakep, kulit gelap, bongsor dll).

adaptasi santri di lingkungan pesantren dan teman
semoga bisa adaptasi dengan teman dan lingkungan

kondisi ini menjadikan orang tua mengharapkan si anak bisa segera memiliki teman baik yang baik serta segera beradaptasi dengan irama pendidikan dan kegiatan pada pesantren.

5. Harapan sang anak cocok dengan menu makan pondok pesantren

Seringnya pondok pesantren memiliki fasilitas dapur umum untuk santri. dimana dapur ini sekaligus sebagai lokasi ruang untuk makan, baik sarapan, makan siang ataupun malam.

Dengan jumlah santri yang mencapai ratusan bahkan ribuan, maka masakan yang dibuat tentunya akan memiliki rasa yang berbeda jika dibandingkan dengan buatan ibu dirumah.cocok dengan menu pesantren

bisa jadi awalnya sang anak akan sedikit tidak cocok makan, lambat laun seringnya anak akan bisa beradaptasi dengan menu makan yang ada.

Lain lagi dengan kasus santri yang mengidap alergi makanan tertentu semisal daging ayam, ikan ataupun kacang kacangan. tentunya akan semakin ketar ketir orang tua dalam mengharap sang anak bisa cocok dengan menu makan yang ada.

6. Anak anak terawasi secara baik oleh pihak pondok pesantren

Tidak dipungkiri bahwasanya orang yang berumur antara 35-55 tahun merupakan saat efektif bekerja. Apesnya (atau untungnya?) pada umur kisaran tersebut merupakan hal umum saat anak beranjak remaja dan dewasa. Disaat anak beranjak remaja dan dewasa sering diperlukan pendampingan dan bimbingan dari orang lain. Akan tetapi karena aktivitas ekonomi dan pekerjaan yang menguras waktu menjadikan kerepotan sendiri bagi orang tua untuk mendampingi dan mengawasi perilaku sang anak.ilustrasi ustadzah mengawasi santri

Nah disini keuntungan orang tua jika anak disekolahkan pada pondok pesantren. Mereka bisa lebih tenang terhadap anak karena buah hati berada di pesantren dengan pengawasan yang relatif lebih baik daripada jika berada dirumah.

B. Harapan setelah anak lulus dari pondok pesantren

Setelah disampaikan beberapa hal yang sering diharapkan oleh orang tua untuk anaknya yang sedang berada di pesantren, berikut beberapa hal yang umumnya menjadi harapan orang tua bagi anak setelah lulus dari pondok pesantren

1. Menjadi anak yang taat dan patuh kepada orang tua

Walaupun anak kaya raya dan memiliki kedudukan yang tinggi dan pangkat yang mentereng, akan tiada menyenangkan jika tidak patuh dan taat kepada orang tua. Sehingga ini merupakan harapan umum orang tua termasuk bagi wali santri pondok pesantren selepas sang anak lulus dari pendidikan di ponpes.santri taat kepada orang tua

2. Bisa meneruskan perjuangan dalam bidang keagamaan minimal di kampungnya

Ada beberapa orang tua yang memasukkan sang anak ke dalam pondok karena berharap nantinya akan melanjutkan estafet perjuangan dalam bidang dakwah agama. Semisal mengurusi yayasan, masjid atau tokoh masyarakat dimana dia berdomisili. Hak ini dilakukan karena pada beberapa kasus, adakalanya suatu daerah memiliki kecenderungan kekurangan figur agamis untuk menjadi inspirasi dan penggerak kegiatan keagamaan di lingkungan masyarakat.

3. Menjadi suri tauladan dan berakahlak mulia

Salah satu hal menarik saat ini adalah usaha keras dari berbagai pihak untuk menyelamatkan akhlak anak bangsa. Salah satu tujuannya yaitu agar individu bisa menjadi suri tauladan yang baik atau uswatun hasanah.menjadi santri suri tauladan yang lain

Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga yang mengedepankan pendidikan ahlak bagi para anak didik. Sehingga wajar jika orang tua berharap sang anak menjadi suri tauladan di kemudian hari selepas lulus dari pondok pesantren.

4. Meneruskan ke perguruan tinggi favorit

Melanjutkan studi pendidikan ke universitas atau perguruan tinggi s1 merupakan hal yang lumrah bagi alumni pondok pesantren. Hal ini karena umumnya santri memiliki ijazah formal semisal SMA atau Madrasah Aliyah, maupun ijazah non formal yang diakui oleh negara seperti Ijazah Paket C maupun Muadalah. Dengan berbekal ijazah SLTA atau sederajat otomatis bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang s1 sesuai dengan keinginan dan hasil seleksi dari kampus dimaksud.santri wisuda dari kampus favorit

Akan menjadi kesenangan tersendiri bagi orang tua dan anak jika bisa masuk ke universitas terkenal, favorit dan irit biaya. Karena dengan banyaknya pelajaran di pesantren akan tetapi tetap bisa menembus persaingan Perguruan Tinggi Negeri ataupun Swasta Favorit.

5. Mempunyai pekerjaaan yang mapan dan terhormat

Di era yang cenderung materialistis, pada saat ini kehormatan seseorang cenderung diukur dengan banyaknya harta dan tingginya pangkat serta pengaruh seseorang. Guna di dengarkan suara oleh masyarakat maka tentunya seorang santri seyogyanya memiliki posisi yang bagus secara pekerjaan maupun pangkat. Dengan begitu mengikuti era dan kebutuhan zaman, tentunya orang tua berharap sang anak bisa mendapatkan pekerjaan yang mapan dan terpandang di kalangan masyarakat.santri yang sukses karir

6. Makmur secara ekonomi

Kemakmuran ekonomi akan mempermudah seseorang untuk beraktivitas saat ini. Termasuk didalamnya adalah melaksanakan rukun Islam yang ke-5. Dengan biaya pendaftaran Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta) maka seseorang yang tidak makmur secara ekonomi akan sulit untuk melaksanakan rukun Islam kelima ini (walaupun pada kasus tertentu ada juga kejadian dimana orang yang pas pasan bisa berhaji dengan berbagai cara dan kisah yang menarik).

berharap makmur secara ekonomi
makmur secara ekonomi

Lumrahnya orang tua pastinya berharap sang anak bisa makmur secara ekonomi.

7. Menjadi keluarga sakinah mawadah wa rahmah.

Sebanyak apapun duit yang dimiliki, serta setinggi pangkat yang disandang, jika tidak mendapatkan keluarga yang membikin bahagia, pastinya akan tetap ada hal yang kurang. Minimal dirasani oleh orang lain. Sehingga harapan orang tua tentunya di kemudian hari sang anak bisa membina keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah.harapan menjadi keluarga sakinah mawaddah wa rahmah

Itulah beberapa hal dan harapan yang sering diharapkan oleh orang tua kepada anaknya yang belajar di pondok pesantren menurut versi pontren.com. Harapan tersebut bisa seperti harapan umumnya orang tua dan juga harapan yang spesifik khas wali santri kepada sang anak di pesantren (semisal harapan krasan di pondok, cocok dengan menu, menjadi penerus perjuangan dakwah dll).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *